Tiit-
Tiit-
Tiit-Suara alarm dari hape Felix mengganggu kedua adam yang masih tertidur pulas.
Yang paling tua menggeram kesal, tidur cantiknya diganggu. Jadi mau tidak mau dia harus mematikan alarmnya.
"Felix! Alarmnya!..." Chan mencoba membangunkan Felix yang berada di sisi kirinya, dia mengguncang tubuh kecil itu dengan lemah.
"Felix!..." Suara bangun tidur yang khas milik Chan itu tidak menarik perhatian Felix, dia tetap mendengkur dengan damai.
"Astaga anak ini..." Akhirnya Chan berniat untuk mematikannya sendiri, tapi dia tidak tahu bagaimana cara mematikan alarm dari hape.
Chan pernah mematikan alarm, tapi itu alarm dari jam tidur. Dia tidak tahu bagaimana caranya jika lewat hape, memegang hape saja tidak pernah...
"Sialan..." Chan memandang hape itu, dia mengotak-atik sembarangan hingga membuat Felix perlahan bangun.
"Hmm? Hei hei hei!!!" Felix langsung merebut hape itu dari tangan Chan, dia mematikannya dengan menekan tombol merah di layar hape.
"Oh, gitu caranya?..." Chan mengangguk paham, tidak sadar bahwa orang disampingnya hampir meledak karena hapenya diotak-atik.
"Kau ngapain!?" Chan terkejut dengan Felix yang baru bangun tidur langsung marah tiba-tiba.
"Aku nyoba matiin alarmnya aja kok." Chan menjawabnya datar.
"Ya, tapi kan ga diotak-atik juga! Barang berharga loh!"
"Cih..." Chan duduk diujung kasur untuk mengumpulkan nyawanya, setelah sadar sepenuhnya baru dia berjalan menuju keluar kamar.
Felix memandang punggung Chan yang perlahan menghilang, dia heran dengan Chan. Karena sikap Chan itu layaknya seperti manusia biasa, tapi bagaimana bisa Chan tidak dapat mematikan alarm hape? Apa dia tidak pernah memegang hape seumur hidupnya?
Felix terus memikirkan tentang Chan di atas kasur, dia tidak berniat untuk turun dari kasur, dia sudah terlanjur mager.
Sedangkan Chan yang sudah berada di dapur membuka kulkas dan mencari apapun yang bisa dia makan.
"Felix! Apa kau ada daging atau semacamnya!?" Teriak Chan dari dapur.
Felix yang mendengarnya mendiamkannya sebentar, malas untuk teriak tapi tetap saja...
"Ga ada! Habis!" Balas Felix dari kamar.
Chan mendengus kesal, dia sungguh ingin daging sekarang. Dia akhirnya kembali ke kamar Felix dan langsung berbaring di samping Felix, dia hanya ingin melihat apa yang dilakukan Felix dengan benda bernama "hape" itu.
"Kau mau apa?" Tanya Felix sambil menatap Chan dengan keringat dingin yang berjatuhan karena Chan tengah memeluknya dari samping.
"Mau lihat apa sih gunanya?" Chan heran kenapa bisa Felix menyebut barang itu berharga, bagi Chan yang patut dibilang berharga itu TV karena ukurannya lebih gede dari hape sekecil itu.
"Oi! Banyak gunanya ini! Nelpon, yutub, poto, sosmed, gugel... kecil-kecil gini berharga tauk!?"
"Hmm, terserah. Ajarin dong gimana cara pakenya!" Chan mengguncang tubuh Felix, membuat Felix terpaksa mengikuti perintah Chan.
Felix akhirnya juga memberi tahu apa saja fitur di hapenya itu dan apa saja kegunaannya. Chan mencoba untuk memahami mengapa benda itu berharga? Akhirnya dia mengerti kenapa benda itu berharga.
Chan meminta Felix untuk meminjamkan hapenya sebentar, dengan senang hati Felix memberikannya, dan tak lupa juga Felix berpesan untuk jangan buka aneh-aneh sebelum pergi ke dapur untuk membuat sarapan.
YOU ARE READING
Shrimp on the Barbie || Chanlix
FanficFelis hanya seorang manusia biasa yang bosan akan hidupnya... Namun, Tuhan merencanakan sesuatu untuk bocah itu kedepannya. Siapa sangka Felix dapat bertemu dengan seorang werewolf? {}Indonesian{} 🎃 ⚠(NO DISNEY HERE, GET OUT KIDS) 🎃 [I've warn you...