Awan-awan tebal menutupi langit menjadi cukup gelap, rintikan air hujan mulai menurun deras.
Remaja SMA itu berusaha keras untuk berlari ke rumah secepat mungkin berharap tidak terlalu kehujanan sesampainya nanti, tetapi tetap saja, dia basah penuh.
"Sial! Seharusnya aku membawa payung tadi!" Sesal Felix.
Dia memasuki gang yang menuju rumahnya, menggeleng kepalanya yang basah beberapa saat. Begitu dia sadar rumahnya sudah dekat, dia memperlambat larinya, cukup terkejut dengan apa yang ia lihat begitu dia tepat di depan rumahnya.
"Chan?..."
Yang tertua mendongak kepalanya, datar menatapi mata coklat Felix. Dia bisa mendengar Felix walaupun hujan sedang lebat seperti ini, telinga serigalanya itu lebih hebat daripada telinga biasanya. Dan ya, dia sedang dalam wujud manusia serigalanya sekarang.
"Ke-kenapa dalam wujud ini di luar?" Tanya Felix, khawatir orang lain akan melihatnya.
Chan kembali menenggelamkan kepalanya diantara lututnya, bergumam sesuatu yang jelas-jelas tidak dapat Felix dengar.
"Oh, ayolah. Kita masuk dulu ke dalam!..."
Felix mengangkat lengan Chan, membantunya untuk bangkit dari lantai teras yang basah itu. Felix mengambil kunci rumah di dalam tas sekolah dan membuka kunci pintunya.
Begitu mereka masuk, Chan tanpa peringatan memeluk Felix dengan erat dari belakang. Remaja itu tentu saja terkejut, dia tidak tahu apa yang tiba-tiba merasuki temannya itu, tapi sepertinya hari ini sangat berat untuknya.
Perlahan, Felix berbalik badan untuk membalas pelukannya. Tangan Chan di sekitar pinggang Felix mengerat, refleks Felix memindahkan tangannya ke leher yang tertua.
Dengan lembut, tangan kecil Felix berusaha mengelus belakang kepala Chan agar ia tenang. Namun Chan masih tersedu-sedu, menangis kecil, Felix tidak bodoh jadi dia tahu harus seperti apa untuk menenangkannya.
"Chan..." Panggilnya selembut mungkin.
Kepala Chan yang daritadi beristirahat di pundak Felix terangkat secara perlahan.
"Kita ganti baju dulu, setelah itu kau bisa menceritakan apa yang terjadi hari ini denganku... lagipula tidak enak rasanya dingin begini, bukan?" Kekeh Felix, mencoba mencairkan suasana.
Chan tersenyum tipis, dia mengangguk perlahan, mengikuti langkah Felix dari belakang menuju kamar mereka.
Sebenarnya Chan tidak ingin menceritakannya, dia malu dengan dirinya sendiri. Tapi, jika Felix ingin membantunya dan membuatnya merasa lebih baik, kenapa tidak?
•°•
Kedua lelaki itu duduk santai di sofa. Jarak diantara mereka tidak terlalu jauh, membuat keduanya hangat, ditambah lagi selimut tambahan dan bantal-bantal disekelilingi mereka, juga plushie Felix yang berbagai macam bentuk dan ukuran.
Meja kecil di depan mereka juga terdapat minuman berupa soda, dan beraneka ragam cemilan yang sudah di beli oleh Felix sebelumnya.
Bocah freckles itu juga menyiapkan film untuk ditonton, jaga-jaga jika Chan masih bad mood, dan Felix juga ingin sekali-kali movie night bersama kawan masa kecilnya itu. Jadi, kenapa tidak dicoba saja?
"So... Chan?" Sahut Felix.
"Hmm?"
"Wanna talk about it?..." Remaja itu langsung ke intinya, tapi dia mengatakannya selembut mungkin agar yang tertua tidak kesal.
"Yeah..." Chan terdiam sebentar, mengambil nafas dalam.
"Kau ingat... hari dimana aku kembali bertemu denganmu?..." Tanyanya.
YOU ARE READING
Shrimp on the Barbie || Chanlix
FanficFelis hanya seorang manusia biasa yang bosan akan hidupnya... Namun, Tuhan merencanakan sesuatu untuk bocah itu kedepannya. Siapa sangka Felix dapat bertemu dengan seorang werewolf? {}Indonesian{} 🎃 ⚠(NO DISNEY HERE, GET OUT KIDS) 🎃 [I've warn you...