"Granny? I'm home!"
Felix menutup pintu rumah selagi melepaskan sepatunya dan mengambil langkah masuk ke dalam lorong rumahnya.
Dia melewati ruang tamu dan melihat tidak ada orang disana, bahkan di dapur.
"Nenek?" Seru Felix, tapi dia hanya mendapatkan kesunyian sebagai jawaban.
Dia melanjutkan menuju kamarnya, namun disana juga tidak ada orang.
'Mereka kemana? Masa jalan-jalan?'
Felix akhirnya memutuskan untuk menaruh tasnya diujung kamar, mengganti seragamnya dengan baju rumah, dan menyambar hapenya lalu duduk di sofa.
Dia menelpon nomor neneknya dan berharap agar neneknya tidak membuat Chan tidak nyaman. Aneh rasanya sekarang dia peduli dengan Chan, mungkin karena Felix tersadar bahwa ia adalah Kit?
Begitu nenek menjawab panggilannya dengan sapaan, Felix membalas sapaannya dan menanyakan keberadaan Chan.
"Nenek hanya membawanya jalan-jalan di taman sekarang, tenang saja."
"Nenek, bukan itu yang kupikirkan, bagaimana nanti kalau nenek kecapekan?"
"Ouh, Lixie sayang. Nenek suka berjalan-jalan diluar, apalagi menemani anjing piaraanmu ini."
Nenek menjawab Felix seraya mengelus kepala Chan yang beristirahat diatas pangkuannya, mereka berdua sedang mengistirahatkan tubuh di kursi yang disediakan taman.
"Si Lixie mau kesini juga?"
"Iya, tunggu aku nek, Felix bakalan kesana sebentar lagi."
Felix cepat-cepat memakai jaketnya dan sepatunya, lalu berlari kecil-kecilan menuju taman. Jarak antara taman dan rumahnya tidak begitu jauh, itu yang dikatakan Chan kepadanya, tapi karena sekarang Felix yang lari menuju kesana, dia merasa Chan bohong tentang jarak.
"Ah... sial, aku capek!" Seru Felix diantara nafasnya.
Beberapa menit terlewatkan, dan Felix telah sampai di taman. Dia menjatuhkan pantatnya ke bangku kayu yang disediakan taman, dia merasa sangat nyaman begitu angin menghembus dedaunan pohon.
Dia ingin melanjutkannya mencari neneknya dan terutama Chan, tapi tubuhnya tidak terlalu mendukung sekarang.
"Argh, dan anak itu bilang ini belum cukup!?" Felix mengingat kembali bagaimana Chan bilang dia lari menuju taman dan mengelilinginya lima kali, benar-benar gila.
"Oh! Lixie?"
Felix mendongak, melihat sosok nenek yang menggendong Chan begitu hati-hati.
"Nenek! Nenek gapapa?" Felix bangkit, dia bisa merasakan dirinya terhuyung sedikit jadi dia mencoba untuk tegar.
"Nenek gapapa sayang, Felix kok sampai keringatan begini?" Tanya neneknya khawatir, tangannya mengelus pipi si cucu begitu air keringat menulusuri pipinya
"Ah, gapapa kok nek, Felix cuman lari tadi, hehe."
"Ih, kan Felix ga tahan lari, mana tubuh lemah lagi!"
Si nenek mencubit pipi Felix, membuat Chan di pelukan neneknya itu menggonggong. Yah, yang di translate jadi, "Dasar lemah!"
Felix yang tahu kenapa Chan tiba-tiba menggonggong ingin memukulnya habis-habisan, tapi sekarang ada neneknya, dan lagian itu sahabat masa lalunya, dia harus bersabar.
"Udah yuk nek, kita pulang aja."
Tangan kanan nenek di genggam oleh Felix sementara satu tangannya lagi masih menggendong Chan.
YOU ARE READING
Shrimp on the Barbie || Chanlix
FanfikceFelis hanya seorang manusia biasa yang bosan akan hidupnya... Namun, Tuhan merencanakan sesuatu untuk bocah itu kedepannya. Siapa sangka Felix dapat bertemu dengan seorang werewolf? {}Indonesian{} 🎃 ⚠(NO DISNEY HERE, GET OUT KIDS) 🎃 [I've warn you...