"Azam. Itukah namamu. Mengapa kakak baru tahu?"
"Bagaimana kakak tahu, bertanya saja tidak pernah !" Ujar Azam
Aku tertunduk mendengar ucapan Azam yang memojokkan ku.Amira berjalan menuju kamarnya. Lamunan Amira tentang lelaki itu... sudah lama Amira tak jumpa, dan saat jumpa lupa untuk berkenalan. Sungguh sebuah penyesalan yang besar, penyesalan yang terlintas di hati Amira berharap jumpa esok hari.
Lamunan Amira buyar saat ponselnya berbunyi.
+62xxxxx :
Hanya mengucap selamat malam, dari suara hatiku yang di ciptakan Tuhanku yang Maha Tahu.Amira melirik ponselnya. Hatinya menggerutu siapa sebenarnya ini. Mengganggu tenangnya lamunan yang ia buat.
Selamat pagi Amira. Sapa sang surya.
Hari ini pagi-pagi Amira sudah berada di tepi danau, ia sudah terlebih dahulu di sapa oleh sang surya, betapa bahagianya hati dan senyum terlukis lebar di bibirnya. Ia rindu, kemarin surya sama sekali tak ada, karena awan mendung diutus menggantikannya dan di utus pula meneteskan hujan. Jika semua orang menyukai nikmatnya hujan. Maka Amira bukan membenci hujan, namun daya tarik surya dan senja lebih istimewa bagi Amira.