• chp 03

1.7K 96 7
                                    

Dean tengah bersiap untuk berangkat sekolah, tak lupa ia selalu memakai hoodie yang selalu ia kenakan.

Ia mengambil handphone dari sakunya, lalu mencari nama seseorang di kontaknya. Setelah ketemu, langsung ia menelfon orang tersebut.

"halo ?" sapa Dean duluan dan mendapat jawaban dari seberang.

"iyaa, ini aku otw. Tungguin aku ya. Love you, by." setelah mengatakan itu, Dean langsung melajukan motornya.

Bisa dibilang Dean adalah seorang playboy, ya memang playboy sih. Ia sudah memacari begitu banyak gadis, tak dapat terhitung lagi berapa banyak mantan yang ia punya sekarang.

Setiap kali Dean memacari salah satu gadis, dapat dipastikan kalau hubungan tersebut tak dapat bertahan hungga satu minggu.

Tapi, dengan parasnya yang lumayan. Pasti banyak sekali gadis yang terlarut oleh rayuan mautnya. Dean melakukam hal itu semata-mata hanya untuk mencukupi nafsunya saja. Jika ia sudah bosan, pasti akan dilupakan.

Itulah mengapa alasan Vio tidak menyatakan perasaannya. Ia takut jika nantinya, ia akan diperlakukan sama dengan mantan terdahulunya Dean. Sehingga, ia hanya bisa menyimpan perasaan itu, sendiri.

...

Saat Vio sedang mendengarkan lagu melalui earphone di kelasnya, tiba-tiba ada yang mancabut salah satu earphone tersebut. Vio langsung mendongak dan mendapati Lila yang tengah menatapnya.

"ck, ganggu aja lo. Ada apa ?" tanya Vio kesal karena perbuatan Lila.

"Pioooo, gue putuuss sama kak Gevaaannn. Huwaaaaa!!" teriak Lila sambil menangis. Vio terkejut melihatnya.

"ssttt, heh. Udah udah, tenang. Cerita sama gue." akhirnya Lila berhenti menangis dan dia mulai menceritakan apa yang terjadi padanya.

...

Setelah beberapa menit Lila bercerita, disitu raut wajah Vio berubah sedikit kesal.

"gila kali dia! Bisa-bisanya gandeng cewe lain, sedangkan dia udah ada lo! Emosi gue akh! Ayo kita samperin!" Vio sudah beranjak dari bangkunya, tapi ditahan oleh Lila.

"e-ee-eh, chill dikit. Jangan asal labrak aja lo, dia kakel kita, gila kali. Yang ada mah kita yang dilabrak balik." ucap Lila sedikit cemas.

"salah siapa, mentang-mentang ganteng terus bisa gandeng cewek sana-sini gitu ??" sewot Vio dengan perilaku mantan pacar Lila.

"yaudah sih, lagian kok lo yang emosi sih, kan harusnya gue." kata Lila sambil memanyunkan bibirnya.

"ya maap, lo tau gue orangnya gimana." sahut Vio sambil menggedikan bahu.

"emang Gevan selingkuh sama siapa ?" lanjut Vio.

"kok langsung panggil nama sih, kan dia kakel kita." sewot Lila tidak terima.

"maaf, gue ga punya kakel macem dia." jawab Vio sambil memutar bola mata malas.

"terserah deh. Dia selingkuh sama Jihan dari kelas C." Vio kaget mendengarnya.

"JIHAN DARI KELAS C ?!?" teriak Vio sambil menggebrak meja.

"sstt, iyaa ih gausah pake teriak. Kenapa emang ??"

"gila aja! Dia gebetannya Dean woi. Parah sih." ucap Vio dan berhasil membuat Lila melongo tak percaya. Dan akhirnya mereka menggibah tentang mereka bertiga. Dasar cewek.

....

Vio pulang menuju rumahnya, tetapi saat sedang dalam perjalanan pulang, tak sengaja Vio bertemu dengan seorang laki-laki yang sangat tidak ingin ia temui.

Vio berpapasan dengan laki-laki tersebut. Tapi ia mengacuhkannya, padahal laki-laki tersebut menyapanya. Pandangan Vio tetap menatap ke depan tanpa menoleh sedikitpun.

Lalu, tiba-tiba dari belakang ada yang menepuk pundaknya. Langkah Vio langsung terhenti, bersamaan dengan namanya yang dipanggil.

"Vi...." terdengar lirih memang. Tapi Vio tidak menggubris atau menoleh sedikit saja. Ia berniat melanjutkan perjalanannya lagi, namun kali ini laki-laki tersebut mencekal pergelangan tangannya.

"lepasin". Ucap Vio sarkas dengan nada yang dingin. Tetapi laki-laki tersebut tetap pada tekadnya.

"lepasin atau gue teriak ?" ucap Vio sekali lagi dengan nada ancaman. Dan masih seperti tadi, laki-laki tersebut masih mencekal tangan Vio.

"dengerin gue dulu, Vi". Kata laki-laki tersebut lembut kepada Vio. Tetapi, Vio diam saja, lalu dari arah berlawanan. Dean berlari menghampiri Vio dan laki-laki tersebut.

"woi! Ngapain lo disini ?!" tanya Dean dengan nada tinggi. Laki-laki itu menoleh ke arah Dean, begitupun dengan Vio.

"ga usah ikut campur, ini urusan gue sama Vio". Ucap laki-laki tersebut.

"gue berhak ikut campur". Kata Dean tak mau mengalah. Tapi, laki-laki tersebut hanya menunjukan senyum miring.

"emang lo siapanya dia ?" tanya laki-laki tersebut dengan nada mengejek. Sedangkan Vio, masih diam tanpa mendengarkan kedua pria itu berdebat.

"gue sahabat dia". Ucap Dean mantap sambil melirik ke arah Vio sesekali.

"terus, kalo lo sahabatnya, lo pantes ikut campur ?"

"iya! Karna gue gamau ngeliat Vio nangis kesekian kalinya gara-gara cowok brengsek kaya lo!!" teriak Dean lalu bersamaan dengan kepalan tangannya yang mendarat di pipi kiri laki-laki tersebut.

Vio terkejut dengan serangan Dean yang tiba-tiba, ia tak mengira kalau Dean bakal seperti ini. Dengan cepat, Vio memisahkan Dean dan laki-laki tersebut.

"Dean! Stopp! Udah!" teriak Vio mencoba melerai perkelahian tersebut. Tapi, saat ia mencoba mendekati keduanya, tak sengaja ia terkena pukulan Dean dengan keras.

Bugh!

Vio tersungkur di tanah sambil memegangi pipi kanannya.

Dean belum sadar jika Vio terkena pukulannya. Ia tetap memukuli laki-laki tersebut. Vio berusaha berdiri.

"DEAN! SEKALI LAGI LO PUKUL DIA!! JANGAN ANGGEP GUE TEMEN LAGI!!" teriak Vio emosi dan setelah itu ia pergi.

Dean yang mendengar itu langsung berenti memukuli laki-laki itu lagi. Ia duduk lemas di tanah sambil menyadarkan dirinya. Ia melihat Vio pergi meninggalkannya.

"AKKHH! Goblok!" umpat dia untuk dirinya sendiri. Tujuannya saat ini adalah rumah Vio.





FRIENDZONE | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang