Skala meninggalkan rumah Aurora dan menuju rumahnya. Ia merasa familiar dengan adek Aurora. Memang dari awak Skala merasa bahwa dia tidak asing dengan Aurora ditambah lagi oleh adiknya.
"Kok rasanya gua kenal sama adeknya juga ya" kata Skala
*****
Hari ini pikiran Skala sedang kacau. Ia bosan mendengar pertengkaran setiap hari di rumahnya.
"Ma Pa plis kalau bertengkar jangan di sini, di dengar adek juga gak enak" kata Skala
"Mama mu yang mulai duluan" kata Papa Skala
"Papa yang mulai duluan ya, siapa suruh pulang jam segini, pergi ke club terus, gak bosen apa" kata Mama Skala
"Udah Ma Pa, Papa juga ngapain si Pa ke club, Semenjak kita hidup enak Papa semakin gak bener, Skala ngerasa mending hidup sederhana tapi keluarga baik-baik aja" kata Skala
"Kamu itu berani ya sama orang tua nanti semua aset papa sita baru tau rasa kamu" kata Papa Skala
"Gak papa kok Pa, silahkan Skala gak keberatan" kata Skala
"Kamu itu di bilangin jawab terus" kata Papa Skala
"Yaudah lah Pa Ma Skala mau pergi dulu" kata Skala
"Mau kemana kamu" kata Papa Skala
"Bukan urusan Papa" kata Skala datar
Skala keluar dari rumah dan menaiki sepeda motor nya menuju Cafe tempat biasanya dia menyendiri.
"Eh ini abang yang nganterin kak Aurora pulang kan?" tanya seorang yang membuat lamunan Skala berhenti yaitu Ryan
"Kamu adeknya Aurora?" tanya Skala memastikan
"Iya bang, boleh gua duduk sini bang?" tanya Ryan
"Eh iya boleh duduk aja" kata Skala
"Abang kenapa sendirian nge lamun di sini?" tanya Ryan
"Gak papa kok lagi ada sedikit masalah" kata Skala
"Oiya abang masih gak ingat gua ini siapa?Kalau ada masalah cerita aja bang" kata Ryan
Skala dan Ryan berbicara panjang lebar, Ryan mengingatkan sedikit ingatan yang ternyata hilang dari ingatan Skala dan membuat Skala tersadar.
"Makasih ya lu udah buat gua ingat lagi dan makasih juga udah mau gua dengerin cerita gua" kata Skala
"Iya bang gak papa kalau abang butuh teman cerita, cerita aja ke gua" kata Ryan
"Iya kapan-kapan ketemu lagi, nanti gua chat duluan nomer lu" kata Skala
"Siap bang, yaudah bang gua balik dulu ya" kata Ryan
"Iya hati-hati lu di jalan" kata Skala
"Siap" kata Ryan sambil meninggalkan tempat itu.
Skala sedikit lega karena telah meluapkan pikirannya tadi. Sebenarnya tidak ada satu pun teman Skala yang tau bahwa sebenarnya keluarga Skala seperti ini kecuali Raka yang mengetahui cerita keluarga Skala.
****
"Kal lu kok diem aja dari tadi, ada masalah?" tanya Reno yang heran dengan sikap Skala
"Kagak papa gua" kata Skala
"Kalau ada apa apa cerita dong Kal, kita kan udah temenan lumayan lama masa lu kagak mau cerita" kata David
"Beneran kagak papa" jawab Skala
Raka yang melihat kondisi Skala ini mengetahui bahwa sebenarnya ada sesuatu yang dia sembunyikan.
"Eh gua mau ke perpustakaan nih kagak ada yang mau ikut?" kata Raka
KAMU SEDANG MEMBACA
SKALA
Teen FictionSKALA adalah seorang murid yang berada di bangku kelas 2 SMA yang memiliki keterampilan bermain basket. Banyak siswa yang menganggap sikap nya seperti es batu. Suatu hari dia bertemu seorang perempuan yang tidak asing yang mampu membuat hati Skala t...
