Setelah ganti baju Aurora segera menuju dapur dan membantu Mamanya. Saat itu dia kembali lagi memikirkan Skala.
"Apa benar ya kata Ryan?" batin Aurora
"Kagak mungkin si tapi bisa juga sih" batin Aurora
Setelah selesai membantu mamanya masak Aurora segera bersiap-siap.
"Enaknya pakai baju yang mana ya" kata Aurora
"Mending gua pakai baju putih ini aja ya" kata Aurora sambil mengambil bajunya
Aurora kemudian menata rambutnya. Dia masih memikirkan siapa anak dari teman papanya itu.
"Sayang udah siap?" tanya Mama Aurora yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar
"Udah kok Ma" kata Aurora sambil tersenyum
"Yaudah kalau gitu kamu segera turun ke bawah ya soalnya tamunya udah datang" kata Mama Aurora
"Iya Ma" kata Aurora
Aurora membuka hpnya namun masih tidak ada jawaban dari Skala.
"Mending gua turun ke bawah aja deh" kata Aurora sambil keluar dari kamarnya
"Enak ya lu Kak pakai baju apa aja kagak ribet" kata Ryan
"Lu pakai jas?" kata Aurora sambil tertawa melihat penampilan Adiknya
"Iya kata Mama disuruh pakai jas kan gua males" kata Ryan
"Udah turutin aja" kata Aurora sambil tertawa
Mereka berdua kemudian menuruni anak tangga. Saat itu Aurora melihat siapa sosok lelaki itu dan ternyata bukan Skala. Memang seharusnya Aurora tidak berharap lebih.
"Dek ternyata bukan Skala" kata Aurora
"Emang bukan" kata Ryan
"Lah kata lu tadi" kata Aurora sambil mengepalkan tangannya
"Kan gua cuma bercanda kok lu bawa serius Kak" kata Ryan
Aurora berusaha tersenyum kepada teman Papanya itu. Kemudian mereka membicarakan suatu hal yang serius.
"Ini anak Saya namanya Aurora" kata Papa Aurora
"Iya pak cantik ya" kata Pak Hendra
"Kalau ini anak bapak yang waktu itu bapak ceritakan?" tanya Papa Aurora sambil menunjuk sosok laki-laki yang bernama Alam
"Iya pak ini anak saya yang bernama Alam yang saya katakan waktu itu" kata Pak Hendra
"Semoga anak kita bisa lebih dekat ya pak" kata Papa Aurora
Aurora yang mendengarkan pembicaraan itu bingung dengan maksud Papanya. Papa Aurora dan Pak Hendra membicarakan soal bisnis. Di sisi lain Alam mencoba untuk bisa lebih dekat dengan Aurora.
"Pa aku mau ngajak Aurora ke depan boleh?" tanya Alam kepada Aurora
Aurora yang mendengarkan hal itu terkejut.
"Boleh ajak Aurora kalau dia mau" kata Pak Hendra
"Om saya mau ngajak Aurora ke depan boleh?" tanya Alam kepada Papa Aurora
"Iya silahkan biar kalian gak canggung" kata Papa Aurora
Alam mengajak Aurora ke depan untuk mengobrol.
"Ra ayo ke depan" kata Alam
"Eh iya" kata Aurora
Mereka berdua menuju ke teras rumah dan Alam mencoba membuka topik agar tidak canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKALA
Fiksi RemajaSKALA adalah seorang murid yang berada di bangku kelas 2 SMA yang memiliki keterampilan bermain basket. Banyak siswa yang menganggap sikap nya seperti es batu. Suatu hari dia bertemu seorang perempuan yang tidak asing yang mampu membuat hati Skala t...