Happy Reading Guys!
***
Tak membutuhkan waktu yang lama untuk bersiap, setelah merasa tidak ada yang aneh dengan pakaiannya, Varo mengambil kunci mobilnya.
"Mau kemana sayang?" tanya Mamanya ketika melihat Varo berada di anak tangga.
"Varo mau kumpul di cafe bareng dua curut," jawabnya menghampiri Mamanya.
"Yaudah, hati-hati!" ujar Mamanya.
"Iya, Varo berangkat. Assalamualaikum," pamit Varo sambil mencium punggung tangan Mamanya kemudian berangkat.
Varo mengeluarkan mobilnya kemudian melesat pergi meninggalkan pekarangan rumahnya menuju ke cafe.
***
Kembali lagi ke tiga gadis yang berada di cafe. Saat mereka sedang memakan pesanan mereka, tiba-tiba mereka dikagetkan oleh seseorang.
"Eh monyet! Eh monyet!" latah Rissa.
Sedangkan orang itu yang mengagetkan ketiga gadis tersebut tertawa karena kelatahan Rissa.
"HAHAHAHA," ketawa salah satu pria tersebut
sedangkan satunya hanya geleng-geleng kepala."Anjir! Ngapain lo disini sih? Pake ngagetin segala lagi!" omel Rissa ke Daren.
"Gue kesini mau ngafe lah bareng sahabat gue!" ujar Daren kemudian menarik kursi disebelah Rissa dan juga diikuti Kenzie yang duduk disebelah Belva tanpa meminta maaf kepada Rissa.
"Suruh siapa lo duduk?!" tanya Rissa galak.
"Suruh gue lah!" jawab Daren.
"Lo bisa duduk ditempat lain! Gak harus ditempat kita!" kesal Rissa.
"Orang gue mau duduk disini, emang ini kursi punya lo?!" sewot Daren.
"Ihh dasar!" kesal Rissa kemudian mendengus kesal sedangkan Daren terkekeh karena berhasil membuat Rissa kesal.
"Hai Bel!" sapa Kenzie lembut.
"Eh iya, hai!" balas Belva.
"Tumben kalian pergi berdua, mana Varo?" tanya Belva mencari keberadaan Varo.
"Ntar lagi–EH itu dia!" ucap Kenzie.
"Varo!" panggil Kenzie sambil melambaikan tangannya.
Merasa ada yang memanggilnya, Varo mencari asal suara dan ternyata dia Kenzie. Langsung saja Varo melangkahkan kakinya menuju ke meja tersebut.
"Sorry gue telat!" ucapnya kepada kedua temannya.
"Iya gapapa," ujar Kenzie.
"Lho? Kok ada mereka?" heran Varo sambil menunjuk ke arah tiga gadis tersebut.
"Yang ada temen-temen lo yang gabung sama kita," ujar Shee sedikit ketus—mungkin ya.
"Ya gue mana tau, kan baru dateng" ujar Varo sembari menatap Shee, Shee pun memutar matanya malas.
Varo yang melihat itu terkekeh pelan, kemudian membisikkan sesuatu ditelinga Shee.
"Jangan gitu mukanya, gemesin. Pengen gue cium," bisiknya setelah itu menjauhkan diri dari telinga Shee.
"Apaan sih lo!" ketus Shee menatap tajam Varo.
"Var, lo gak lagi kesambet kan?" heran Daren karena melihat interaksi antara Shee dan Varo.
"Emang gue kenapa?" tanya Varo.
"Kayanya ini bukan lo deh, lo kerasukan? Lo kan biasa dingin tuh, cuek lagi, apalagi sama cewek," ujar Daren.
"Apa? Dia dingin dan cuek?" tanya Shee.
Daren menganggukkan kepalanya.
"Selama ini lo dibohongin kali, ni orang usilnya gak banget deh! Kesel gue sampe!" ujar Shee menjelaskan.
"Maksud lo?" bingung Daren.
Saat Shee hendak menjawabnya Varo pun angkat suara.
"Ngga, gapapa, lo pada belum pesen makanan kan?" potong Varo mengalihkan pembicaraan.
Shee yang mendengar itu mendengus kesal dan varo hanya meliriknya saja.
"Oh iya hampir lupa gue!" ujar Daren sambil menepuk jidatnya kemudian dia memanggil pelayan Cafe.
Setelah ketiga cowok tersebut selesai memesan makanan, mereka pun membahas hal random. Entah apa saja yang mereka bahas.
Saat pukul 5 sore, akhirnya mereka berenam memustuskan untuk pulang.
"Yaudah yuk balik, udah jam 5 nih!" ajak Shee.
"Yuk!" sahut Rissa.
"Eh Ris, gue bareng Ken pulangnya" ucap Belva sambil melirik ke Kenzie.
"Lo pacaran sama Kenzie?" selidik Rissa, sedangkan Belva hanya terkekeh.
"Ngga, gue cuma deket aja. Lo pulang aja bareng Shee, gapapa kan?" ujar Belva.
"Yaudah gapapa. Yuk Shee!" ajaknya ke Shee. Shee pun menganggukkan kepalanya. "Yuk!"
Saat Rissa dan Shee hendak pergi, tiba-tiba Varo menahan lengan Shee.
"Shee pulang bareng gue!" ucap Varo.
"Ihh, yaudah deh gue pulang sendiri aja. Babay kalian!" kesal Rissa karena dia akan pulang sendiri, setelah itu langsung meninggalkan teman-temannya.
"Eh! Eh! Rissa!" panggil Shee hendak menyusul Rissa, namun Varo tetap menahan lengan Shee.
"Apaansih lo!" kesal Shee menghentakkan lengannya agar tangan Varo terlepas.
"Lo pulang bareng gue!" ucap Varo.
"Yah! Kalian semua ada pasangannya ntar gue jadi nyamuk lagi, yaudah lah gue balik aja!" ujar Daren kemudian pergi meninggalkan mereka berempat.
"Kalau gitu gue mau balik juga bareng Belva. Kalian hati-hati di jalan," ujar Kenzie.
"Iya, lo juga" kemudian Kenzie menggandeng tangan Belva meninggalkan Varo dan Shee berduaan di cafe.
"Ck, udah ayo cepet. Ini udah Sore!" omel Shee.
"Yaudah yuk!" ajak Varo kemudian menggandeng tangan Shee namun langsung ditepis.
"Gausa gandeng-gandeng! Gue bisa jalan sendiri!" ketusnya kemudian berjalan terlebih dahulu meninggalkan Varo sembari menghentakkan kakinya kesal.
Varo yang melihat itu terkekeh, kemudian menyusul Shee.
Setelah mereka masuk ke dalam mobil, mobil tersebut melesat pergi meninggalkan cafe.
***
Selesai revisi
Jangan lupa komen dan voting ya gaiss
Babay
KAMU SEDANG MEMBACA
S H E E Z A N ✔ [ PROSES REVISI ]
Dla nastolatków[ PROSES REVISI ] ⚠️WARNING!!⚠️ CERITA INI DILARANG KERAS UNTUK DI PLAGIARISME / JIPLAK!! SAYA YAKIN ANDA BISA BERKARYA DENGAN USAHA SENDIRI!! DIHARAPKAN UNTUK DI FOLLOW SEBELUM MEMBACA! • • • "Jangan ketus-ketus gitu dong. Entar kalau gue suka gima...