Happy Reading!
***
Pagi pun tiba....
Shee sudah siap dengan seragam yang melekat rapi ditubuhnya, setelah itu turun untuk sarapan bersama keluarganya.
“Morning, ayah... bunda!” ucap Shee setelah berada di meja makan.
“Morning sayang!” jawab orang tua mereka serempak.
Mereka pun mulai memakan sarapannya. Setelah selesai sarapan Shee pamit kepada orang tuanya untuk berangkat ke sekolah.
“Ayah... bunda, Shee pamit berangkat sekolah dulu,” ucap Shee sambil mencium punggung tangan orang tuanya.
“Iya... hati-hati,” ucap Bundanya.
“Assalamualaikum,” ucap Shee setelah itu meninggalkan meja makan.
“Waalaikumsalam,” jawab orang tuanya.
***
Mobil Shee pun melesat pergi meninggalkan pekarangan rumahnya untuk menuju ke sekolah. Beberapa menit kemudian, mobil Shee sudah terparkir rapi di parkiran sekolah.
Shee pun keluar dari mobilnya, saat ingin melangkahkan kakinya ada yang memanggil namanya.
“SHEE!” teriaknya.
Shee pun mengenal suara ini, yaa siapa lagi yang memiliki suara toa di sekolahnya kalau bukan sahabatnya si RISSA.
Shee menoleh kearah suara tersebut, ternyata benar Rissa berada di belakangnya sekitar 1 meter dari dirinya. Tapi kenapa Rissa berteriak? Tanpa teriak pun Shee yakin dia akan mendengar panggilan Rissa.
Rissa pun berjalan menghampiri Shee dengan cengirannya.
“Lo kalau ga teriak bisa gak?” tanya Shee dengan nada juteknya.
“Takutnya lo gak denger Shee,” balas Rissa yang sudah berada di samping Shee.
“Gak denger apanya, lo ada dibelakang gue sekitar 1 meteran. Gue ga se-budek itu kali!” jawabnya masih dengan nada juteknya, sedangkan Rissa hanya cengengesan dan Shee memutar bolanya malas.
“Yaudah yuk masuk kelas,” ajak Rissa dan Shee mengangguk saja. Mereka pun melangkahkan kakinya menuju kekelas mereka.
***
Kringg.. Kring.. Kring..
Bel istirahat pun berbunyi, kelas XII IPA 2 pun merapikan peralatan-peralatan mereka.
“Yuk...kekantin, gue udah laper nih,” ujar Rissa yang belum merapikan peralatannya.
“Iya, itu meja lo rapiin dulu. Paling berantakan meja lo tuh dari yang lainnya,” Ucap Shee sambil menunjuk kemeja yang lain dan Rissa hanya cengengesan saja, kemudian merapikan peralatannya.
Dikelas lain, tepatnya kelas XII IPA 1. Varo dan sahabatnya sudah selesai merapikan peralatan mereka.
“Kekelas sebelah dulu yuk, biar barengan kekantinnya,” ucap Kenzie pada sahabatnya. Yang dimaksud kekelas sebelah adalah kekelas XII IPA 2.
“Yee... bilang aja lo mau bareng pacar lo,” ujar Daren dan Kenzie hanya mengangkat bahunya acuh.
“Yaudah... yuk katanya mau kekelas XII IPA 2,” ucap Varo dan mereka mengangguk.
Setelah keluar dari kelasnya, Varo dan sahabatnya melihat Shee dan sahabatnya baru keluar dari kelas mereka.
“Shee,”
“Belva,”
“Rissa,”
Ucap ketiga cowok itu berbarengan memanggil tiga siswi tersebut. Dan yang dipanggil pun memberhentikan langkahnya kemudian melihat ke arah suara yang memanggil mereka. Kemudian, ketiga siswa tersebut mengampiri mereka.
“Ada apa?” tanya Belva kepada tiga cowok yang sudah berada dihadapannya.
“Kita kekantin bareng yaa,” ucap Kenzie. Dan mereka menganggukkan kepalanya.
Keenam manusia itu pun berjalan bersamaan menuju kekantin. Saat sudah sampai dikantin, mereka mencari tempat duduk yang kosong.
Setelah menemukan tempat duduk, mereka melangkahkan kakinya kearah tersebut. Mereka pun mendudukkan bokongnya pada kursi tersebut.
“Kalian mau pesen apa? Biar gue sama Belva yang pesen aja,” ucap Kenzie pada mereka.
“Gue batagor sama jus jeruk aja,” ucap Rissa.
“Gue samain kaya Rissa,” ucap Daren. Dan Kenzie menganggukkan kepalanya, kemudian dia menoleh ke Shee dan Varo.
“Kalau kalian?” tanya Kenzie pada mereka berdua.
“Gue pesen jus alpukat aja,” ucap Shee dan Varo bersamaan.
“Ciee barengan gitu ngucapnya mana menunya samaan lagi,” goda Daren.
“Makannya kalian gak pesen?” tanya Kenzie lagi.
“Nggak,” ucap mereka berbarengan lagi. Dan membuat mereka yang ada di meja itu menunjukkan muka seperti menggoda Shee dan Varo.
“Barengan lagi ngucapnya,” sekarang giliran Rissa yang menggoda Shee dan Varo. Shee pun melirik Varo dengan tajam, sedangkan Varo hanya memasang wajah datarnya.
“Yaudah, gue mau pesen dulu. Yuk Bel,” ucap Kenzie. Kemudian Kenzie dan Belva pergi memesan.
Sekarang dimeja tersebut tinggal 4 orang. Rissa yang kesal karena Daren selalu menjahilinya. Sedangkan Shee dan Varo sibuk dengan ponselnya masing-masing.
“Ihh...Duren, lo bisa diem gak sihh!” kesal Rissa karena sedari tadi Daren menjahilinya.
“Bodo amat, wleee” ucap Daren sambil menjulurkan lidahnya.
“Dasar sarap!”
“Lo yang sarap!”
“Lo!”
“Lo!”
“Lo!
“L-“ ucap nya terpotong ketika Shee angkat suara.
“Kalian berisik banget sih!” Shee pun kesal karena mereka berdua berisik. Mereka langsung membungkam mulutnya.
“Lo sih!” ucap Rissa
“Lo!”
“Lo!
“L-“ belum selesai membuka mulut perkataannya pun terpotong lagi, sekarang giliran Varo yang angkat suara.
“Kalau kalian masih berisik, gue bawa kalian kelapangan!” ucap Varo dingin, dan membuat mereka menutup mulutnya rapat-rapat dan tidak berbicara lagi namun mereka saling melirik satu sama lain.
Beberapa menit kemudian,pesanan mereka datang. Saat mereka dengan antengnya menyantap pesanannya masing-masing, tiba-tiba ada yang menggebrak meja tersebut.
Brakk!
***
Selesai Revisi
See you next part gaes!
Jangan lupa vote dan komentarnya yaww🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
S H E E Z A N ✔ [ PROSES REVISI ]
أدب المراهقين[ PROSES REVISI ] ⚠️WARNING!!⚠️ CERITA INI DILARANG KERAS UNTUK DI PLAGIARISME / JIPLAK!! SAYA YAKIN ANDA BISA BERKARYA DENGAN USAHA SENDIRI!! DIHARAPKAN UNTUK DI FOLLOW SEBELUM MEMBACA! • • • "Jangan ketus-ketus gitu dong. Entar kalau gue suka gima...