Chapter 4

6 1 0
                                    

Aku dan Lino mengantar Heochan sampai parkiran.

"Seringlah mampir." Seru Lino.

"Akan ku usahakan. Aku pergi dulu, sampai jumpa." Heochan melajukan mobilnya.

Aku mengangkat alis saat melihat Lino tersenyum padaku. "Kau sudah makan?" aku mengangguk lalu melirik jam tangan menunjukkan setengah dua siang.

"Mau ikut denganku melihat teater tidak?" Tanyanya sembari mendekati mobil BMW miliknya.

"Tidak, aku harus bekerja." Aku berjalan meninggalkannya. Ponselku berdering ku lirik disana tertulis sebuah pesan 'Drama musikal itu diisi oleh pemeran yang kau sukai.' Aku langsung menoleh ke arah Lino, dia sedang melambai-lambaikan ponselnya.

Aku tidak mengerti bagaimana bisa aku terbujuk olehnya. Yang pasti saat ini aku sudah didalam mobilnya menuju gedung teater.

"Dari mana kau dapat nomor ponselku?" tanyaku sembari melihat aktor remaja Seungmin dan Jongin di dalam pamflet. Kali ini mereka akan melakukan drama kecil yang mengkritik industri hiburan.

"Felix" Katanya memutar setir perlahan. Bocah itu, mengapa dia memberi nomorku padanya. Awas saja kau Felix, akan ku penggal kepalamu jika bertemu nanti.

Aku kedapatan duduk di bagian tengah-tengah yang membuat sulit pergi ke toilet jika seandainya tidak bisa ditahan. Aku memainkan ponsel selagi menunggu Lino yang entah kemana. Kursi-kursi sudah hampir terisi dan ruangan ini menjadi ramai tidak sepi seperti sebelumnya. Namun Lino belum datang juga. Aku hendak menelponnya tapi akhirnya dia muncul dengan kedua tangannya yang memegangi minuman dan makanan. Samar-samar aku bisa melihat bahwa dia tersenyum di balik kegelapan ini.

"Kau terlambat." kataku meraih minuman yang di sodorkan olehnya.

"Bahkan dramanya pun belum dimulai Min Ji." Aku nyengir saja dan sepertinya itu membuat Lino gemas, dia mencubit pipiku pelan. Lalu mengusap-usapnya ketika aku mengerang kesakitan. Aku langsung memalingkan wajah karena rasanya jantungku di pompa dengan ritme yang cepat.

Kami menonton dramanya dengan seksama. Disana aku bisa melihat Seungmin tengah beradu akting dengan seorang perempuan yang aku tidak ketahui. Sepertinya dia aktris baru. Bagian yang ku suka dari drama musikal adalah ketika mereka mulai bernyanyi. Aku dapat mendengar suara Seungmin dan Jongin. Suara keduanya enak sekali di dengar, dan jika aku perlu jujur mereka lebih baik debut sebagai idol dari pada menjadi pemeran kecil dari drama musikal.

Tiba-tiba saja pria di sebelahku menjatuhkan sesuatu. Ia turun dari kursi lalu mencari barangnya, ini membuatku tidak nyaman karena aku memakai rok. Dan benar saja, saat ia hendak bangkit, aku bisa merasakan tangannya menyentuh bagian betisku hingga lutut. Aku terkejut setengah mati membuat kaki kananku naik sedikit. Lino menyentuh tanganku lalu bertanya ada apa. Aku langsung memintanya untuk bertukar tempat dan dia tidak keberatan.

"Kau baik-baik saja?" Lino menggenggam tanganku, aku mengangguk pelan lalu menyandarkan punggung ke kursi.

"Sebenarnya tadi ada apa?" Lino bertanya lagi.

"Pria di sebelah tadi menyentuh kakiku." Lino langsung menarik tanganku.

"Beritahu aku wajahnya, biar ku hajar dia sampai mati." Aku mencibir.

"Aku tidak bisa melihatnya karena terlalu gelap, sudahlah lupakan saja."

"Tapi aku tidak suka ada yang menyentuhmu selain diriku." Serunya dengan wajah yang cukup gusar.

Aku menghembuskan napas lalu melepas tangannya yang masih memegang tanganku. "Jangan perlakukan aku seperti aku ini masih milik mu, Lino." Aku berjalan meninggalkannya.

Stray Kids - If I StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang