Chapter 3

7 1 0
                                    

Nuansa perak dan maroon menghiasi meja dan tempat duduk. Banyak sekali orang-orang yang sedang bercengkrama. Tadi siang Hyunjin mengajak ku untuk hadir di acara launcingnya perumahan Green Park yang dikerjakan oleh rekannya.

Hyunjin memintaku memakai dress hitam dan memintaku untuk berdandan sesederhana mungkin. Dia tidak suka jika aku terlalu mencolok. Tangannya melingkar di pinggangku.

"Selamat atas keberhasilan mu." Hyunjin berjabat tangan dengan seorang lelaki jangkung, dia seperti vampir karena warna kulitnya yang pucat.

"Terima kasih sudah hadir." Hyunjin tersenyum lalu memperkenalkan aku.

"Kau bisa memanggilku Bangchan." ku jabat tangannya lalu tersenyum.

"Min Ji. Selamat Mr. Chan."

"Tidak, tidak. Cukup Bangchan saja." katanya meralatku.

Acaranya sangat-sangat meriah. Kelas atas memang selalu berbeda.

Setelah acara selesai Hyunjin mengantarku kerumah namun dia tidak beranjak turun dari mobil. Dia bilang dia harus kembali ke kantor karena masih ada pekerjaan yang belum selesai. Aku merengek untuk ikut namun Hyunjin tidak mengizinkan. Aku tidak ingin tinggal dirumah besar ini tanpa ada Hyunjin.

Aku berjalan lunglai menaiki tangga lalu masuk kedalam kamar. Ku buka sepatu highels dan mulai mengisi bathup dengan air.

Aku ingin segera berendam untuk merilekskan tubuhku yang pegal-pegal ini. Ku buka dress juga dalaman. Lalu mengikat rambut menjadi gelungan kecil.

Kaki kananku masuk ke dalam, aku bisa merasakan kenikmatan yang tidak bisa di pungkiri. Aku semakin menyusut turun kedalam air. Hangat sekali. Ku usap-usap tanganku dan sesekali meniup busa. Sampai akhirnya aku menutup mata untuk beberapa detik.

Namun aku bisa merasakan air didalam bathup bergelombang. Saat ku buka mata, aku mendapati Lino yang juga masuk kedalam bathupku. Aku hendak berteriak namun dia menutup mulutku. Dia menarik tanganku, aku berontak mengakibatkan Lino tergelincir. Wajahnya nyaris masuk kedalam air jika dia tidak cekatan memegang pinggiran bathup.

"Apa yang kau lakukan?" Aku menutup bagian tubuhku yang tidak tertutupi busa.

"Berendam bersamamu." katanya santai.

Aku membelalak tidak percaya. Lelaki itu menyandarkan tubuhnya di bathup menghadap kearahku. Dia telanjang bulat sama seperti aku. Aku bisa melihat ada tato didadanya. Tanpa merasa berdosa, Lino membersihkan tubuhnya juga bermain-main dengan busaku.

Aku membalikkan badan lalu berdiri untuk pergi tapi rupanya tidak berhasil. Lino menarikku untuk kembali berendam dengan paksa sehingga punggungku membentur dadanya yang berotot. Air-air mencoba untuk keluar dari wadah karena kami tidak berhenti bergerak.

"Diam sebelum aku menyakitimu." katanya memeluk tubuhku dari belakang. Aku menarik tangannya untuk tidak memelukku namun dia semakin memperat.

"Jangan bergerak lagi. Biarkan seperti ini untuk beberapa saat." bisiknya membuat bulu kuduk ku berdiri.

Jantungku berdetak sangat kencang. Akhirnya aku tidak berontak lagi seolah-olah aku tidak keberatan Lino seperti ini. Pikiranku berkata tidak boleh seperti ini tapi tubuhku menerimanya. Kau naif Min Ji.

Lino melepas pelukannya lalu mulai menyentuh punggungku dan mengecupnya. Aku bisa merasakan bibirnya menyusuri tengkuk leherku sementara kedua tangannya mengusap-usap tangan kanan dan kiriku. Tubuhku mengejang seketika aku menggigit bibir bawahku seiring tangannya terus berjalan kesana-kemari. Sampai akhirnya aku mengeluarkan suara yang seharusnya tidak ku keluarkan.

Stray Kids - If I StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang