"Sekretarisku mengatakan bahwa besok kita harus berangkat ke China. Kakak meminta kita untuk kerumahnya." Hyunjin memasukkan ponselnya ke saku celana.
"Mengapa tidak langsung menelpon pada Pilsu?" Hyunjin mengangkat bahu tidak tahu.
"Kemasi barangmu untuk dua hari." aku mengangguk. Namun Lino menyanggahnya, "Minji tidak akan berangkat." sontak aku langsung menoleh pada Lino.
"Kau dan aku saja yang ke China, toh dua hari tidak bertemu dengan Minji kau tidak akan mati kan."
'Itu yang aku khawatirkan. Aku takut kau membunuh Hyunjin saat di China.'
"Kau tidak apa, tidak ikut?"
"Aku mau ikut." jawabku langsung tanpa harus memikirkan apapun lagi. Aku tidak akan membiarkan Hyunjin berduaan dengan Lino.
"Aku tidak bisa menolak. Selamat malam." katanya pada Lino. Hyunjin menarik tanganku keluar dari ruangan dan menyuruhku untuk berkemas.
Esoknya, aku tidak tahu bahwa Mr. Lee dan istrinya ikut juga pergi ke China. Aku menjadi canggung ketika bertemu dengan Airi, dia tidak ramah lagi padaku setelah kejadian Han memperkenalkannya padaku.
Ini pertama kalinya aku duduk di kabin kelas satu. Menurutku tidak ada bedanya dengan kelas ekonomi. Sama-sama duduk, perbedaannya hanya dari makanan juga kursi dan tentunya hanya orang-orang berkelas saja. Sayang sekali aku bukan bagian dari orang berkelas seperti mereka.
Sepertinya Pilsu memiliki benda pintu kemana saja yang dimiliki oleh Doraemon. Dia sudah lebih dulu sampai di desa Matsu dan sekarang sedang memotong daging bersama dua rekannya. Aku membantu ibu mengangkat koper karena akses jalan menggunakan koral, aku takut roda koperku copot.
"Wah, dia kah yang di bicarakan oleh Lino? Cantik sekali." Tubuhku di dekap oleh seorang wanita yang perutnya menyembul, dia tengah hamil. Dan aku mulai berpikir, berapa banyak lagi anggota keluarga Lino yang mengetahui diriku.
Tiba-tiba saja koperku terjatuh karena Airi sengaja menyenggolnya.
Kami mengobrol banyak hal, istri kakak tertuanya Lino dan Hyunjin ini begitu ramah sampai-sampai rasanya aku sudah kenal begitu lama dengannya.
Aku mengambil alih panggangang dan aku tahu setelah ini tubuhku akan bau asap. "Kau harus mengikat rambutmu." kali ini kubiarakan saja dia karena ini memang membantu.
Lino mengambil pemantik gas lalu menyemprotkannya ke daging-daging yang sedang ku kipas.
"Mengapa kau menceritakan diriku pada ibu dan kakak iparmu?"
"Karena aku bangga memilikimu." aku senang dia berkata demikian. Namun itu tidak akan merubah apapun, kan?.
"Ibu tahu banyak tentangku, seberapa jauh kau bercerita padanya?" aku menarik daging yang sudah matang lalu ku potong-potong.
"Hm, yang ku tahu sampai saat ini aku masih bercerita padanya."
"Untuk apa? kau kan bisa menceritakan Airi pada ibu." Ku tarik lagi daging lalu mengisi dengan daging mentah yang baru.
"Ibu sendiri yang memilih dan menyuruhku untuk menceritakan tentang mu, dia kurang suka jika mengenai Airi." Aku menatapnya sejenak, lalu kembali memotong.
"Apa kau dan Airi benar berpacaran?"
"Mungkin menurutnya iya." jawab Lino ringan.
"Dan menurutmu?"
"Aku hanya mencintaimu, apa itu kurang jelas?" aku memutar mata. "Oke, kau mencintaiku." kataku lalu berteriak memanggil Jonathan untuk memberikan daging ini pada anggota keluarga yang sedang berkumpul bercengkrama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stray Kids - If I Stay
FanficMin Ji yang bertahun-tahun pergi dari genggaman Lino akhirnya kembali. Lino semakin marah saat mengetahui bahwa Min Ji menjadi kekasih sang adik. Bagaimana kisah Min Ji dan Lino selanjutnya ?