🐬 2/5 🐬

2.9K 484 147
                                    

BYYUUUUR!!!

Suara deburan air mengiringi tubuh Haru yang masuk ke kolam. Kau hanya bisa menghela napas pasrah melihat Haru yang kini sibuk berenang kesana kemari layaknya ikan di dalam akuarium. Kadang kau berpikir, mungkin saja Haru itu benar-benar anak ikan. Tapi kemudian kau tersadar, dia kan suka makan ikan kembung, jadi mana mungkin anak ikan memakan sesama jenisnya sendiri.

Oke, pemilihan katanya memang agak ambigu. Tapi ya sudahlah, kau tidak peduli. Yang kau pedulikan sekarang adalah, bagaimana caranya menarik Haru keluar dari kolam? Hey, ini sudah masuk musim dingin. Orang normal pasti akan membeku kalau berenang dengan cuaca sedingin ini.

Ah, kau melupakan sesuatu. Haru kan tidak normal, dia aneh. Tapi keanehannya itu termaafkan karena dia memiliki wajah yang tampan.

Haduh, bucin sekali kau.

"Haru, cepat keluar dari sana! Nanti kau bisa masuk angin!" Kau yang kini berdiri di tepi kolam berseru padanya.

Tapi sayang, lagi-lagi kau tak ternotis olehnya.

Kasihan.

Kini Haru malah dengan santuy-nya mengambang di tengah kolam. Berbicara dengan Haru memang layaknya berbicara dengan tembok. Bedanya, Haru ganteng sedangkan tembok ngga.

Tuh kan, bucin lagi.

Kau menghela napas sebelum berjongkok di tepi kolam, matamu tak lepas dari sosok Haru yang masih asik dengan kegiatan mengambangya. Untunglah rambut Haru itu hitam, kalau kuning kan ga etis ngambang di air begitu. Kesannya jadi kayak anu.

Oke, itu tidak penting.

Klub renang diliburkan selama musim dingin. Jadi tidak heran jika hanya ada kau dan Haru saja disini. Niat hati kau ingin mengajaknya uhukkencanuhuk setelah pulang sekolah, tapi ujung-ujungnya kalian malah berakhir disini.

Di tengah kegiatanmu yang tidak melakukan apa-apa, tiba-tiba pikiranmu melayang memikirkan nasib kisah cintamu yang tidak berjalan mulus seperti yang kau inginkan.

Bagaimana akan berjalan mulus jika status antara kau dan Haru saja adalah Sebastian? Alias SEBAtas teman tanpa kepaSTIAN.

Akan bagus jika orang yang kau sukai itu adalah Makoto. Tapi setelah dipikir lagi, mungkin tidak juga. Makoto terlalu baik untukmu. Lagi pula, dia sudah seperti kakak bagimu meskipun usia kalian hanya terpaut bebarapa bulan saja.

Lalu bagaimana dengan Nagisa? Rei?

Sepertinya tidak.

Kau merasa mereka terlalu aneh untukmu.

Kalau mereka aneh, lalu Haru itu apa?

Haru juga aneh sih, tapi kau menyukainya. Jadi keanehannya itu termaafkan.

Percikan air yang mengenai wajahmu membuatmu tersentak dari lamunan. Begitu tersadar, ternyata Haru sudah berada di depanmu. Oh, baiklah. Kau tidak bisa mencegah matamu untuk tidak jelalatan menelusuri setiap inchi tubuhnya yang aduhai dan menggoda iman.

"Kenapa melamun?"

"Kau saja boleh berenang, kenapa aku tidak boleh melamun?" Jawabmu ketus.

Haru menghela napas sebelum mengulurkan tangannya padamu, "Bantu aku naik."

Lengkungan senyum seketika menghiasi bibirmu. Tanpa dipinta dua kali, kau segera menuruti perintahnya.

Namun bukannya keluar dari kolam, Haru justru menarik tanganmu hingga ....

BYYUUURRR!

Tubuhmu jatuh ke air, dan seragam olahragamu pun basah kuyup karena perbuatan bejadnya itu.

"HARUKA!"

Kau menatapnya kesal. Sementara Haru hanya mengangkat bahunya acuh. Tak ada raut bersalah sedikitpun di wajah datarnya,

Pengen nampol, tapi sayang.

"Kau perlu merilekskan tubuhmu. Dan air adalah material yang tepat untuk itu." Ucapnya enteng sebelum berenang menjauhimu.

Mulai berhitung dalam hati, kau mencoba untuk tidak melakukan tindakan kriminal pada pemuda nolep itu.

Setelah selesai menenangkan diri, kau lantas mulai berenang seperti yang Haru lakukan.

"Kenapa kau suka sekali membuatku jatuh sih? Sudah begitu, tidak mau tanggung jawab pula."

"Baru kali ini aku membuatmu jatuh."

Helaan napas kembali lolos dari celah bibirmu begitu mendengar jawabannya. Ah, kau lupa. Haru itu kan tidak peka, jadi mana mungkin dia mengerti maksud dari perkataanmu barusan.

"Nasibku kok begini amat sih?"

"Nasibku kok begini amat sih?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Words : 580
Jum'at, 8 Mei 2020

Words : 580Jum'at, 8 Mei 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Peka dong! || Nanase Haruka [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang