Alone in This Country

8

Davka sangat terkejut melihat hal itu. Belum sempat dia berdiri, monster tersebut sudah memegang salah satu tangan Davka dan berusaha untuk mengigitnya. Anak itu menjauhkan tangannya dari mulut monster dan berusaha menarik tangannya kembali dengan sekuat tenaga. Tetapi sebuah kesialan menimpa dirinya. Semakin kuat dia menarik, semakin erat pegangan mahluk itu. Gerakan monster itu sangat buas. Sulit untuk dihadapi.

"Sial, mengapa ini harus tejadi kepadaku?"

Kulit Davka terkelupas dan mengeluarkan darah karena cakaran dari kuku mahluk itu. Hal itu membuat Davka meringis kesakitan. Monster itu bertambah buas dan nafsunya untuk memangsa Davka semakin tinggi ketika mencium aroma darah yang menetes. Kebuasannya itu membuat Davka kualahan menghadapi mahluk tersebut. Tenaganya terkuras banyak hanya untuk menghindari gigitan mahluk ganas ini. Dia menahan kepala monster yang dengan tangan yang satunya lagi. Ini benar-benar sangat merepotkan. Berkali-kali Davka menendang perut monster dengan lututnya dan berharap mahluk itu dapat lengah secepatnya. Namun harapannya tidak kunjung datang. Seberapa keras pun tendanganya dan sebanyak apa pun dia menendang, monster itu tidak lengah sama sekali.

Davka berusaha menarik tangan miliknya yang digenggam oleh monster tersebut. Tenaga yang besar dia berikan agar Davka bisa lepas dari cengkraman mahluk yang ada di depannya. Namun, semakin dia berusaha, semakin tangannya terluka. Darah yang tadinya hanya menetes kini mengalir dengan deras, bahkan dagingnya ada yang ikut terkelupas. Ini sangat sulit! Jika aku terus bersikeras untuk lepas dari cengkramannya, aku akan mati terlebih dahulu sebelum di mangsa olehnya. Ditambah lagi tenaganya sangat kuat. Aku hanya menahan kepalanya saja, namun itu sudah terasa sangat berat bagiku. Kepala manusia dewasa normal saja tidak seberat ini. Terbuat dari apa sebenarnya mahluk ini?  Davka semakin cemas dengan keadaan yang terjadi. Tangannya yang menahan kepala monster sudah tidak tahan lagi. Jika sedikit saja dia lengah, maka nyawa yang menjadi taruhannya.

Semakin lama tangannya semakin tidak kuat lagi untuk menahan kepala monster. Hanya masalah waktu, tangannya akan terlepas dan Davka menjadi mangsa bagi manusia predator ini. Kepala monster itu sangat kuat dan berat. Tenaga yang dia gunakan untuk menahannya sudah hampir habis. Dia hanya memiliki dua pilihan. Melepas tangannya dan rela dimangsa atau tetap menahannya sebisa mungkin dan menunggu orang lain datang menolong. Tapi melihat keadaan yang seperti ini, sepertinya tidak akan ada orang yang bisa membantunya. Gerbong ini jauh dari kepala kereta dan jika dia berteriak itu sangat tidak masuk akal, mereka tidak akan mendengarnya. Lagi pula siapa yang akan iseng mengelilingi kereta. Semua rombongannya sedang asyik memperhatikan pemandangan dari lokomotif dan menikmati angin yang berhembus di sana.

Tangan Davka yang digunakan untuk menahan kepala monster semakin bergetar. Dia sudah ada di ujungnya. Tidak ada harapan lagi untuk bertahan.

Apa aku lebih baik menyerah saja? Davka terlihat putus asa. Tidak, aku tidak boleh menyerah, aku harus menahannya dan berusaha kabur dari sini! Davka berusaha menghentikan getaran yang ada ditangannya dan menahan monster itu lebih kuat lagi. Namun, hasilnya berbalik dari apa yang diharapkan. Tangan Davka semakin lemah dan getaranya semakin kuat.

Aku harus berusaha! Davka kembali berusaha untuk memperkuat tangannya. Aku tidak akan mudah dimangsa. Aku akan lepas dari cengkraman mahluk ini dan pergi dari sini. Tekad Davka untuk kabur sangat kuat. Namun naas, tidak ada hasil dari tekadnya itu. Semakin lama tangan Davka semakin lemah. Dia tidak kuat lagi untuk menahan mahluk yang ada di depannya.

Aku tidak bisa, aku tidak bisa! Tangan Davka terus menerus bergetar dan berkeringat. Aku tidak bisa menahannya lagi!

Dia berusaha mendorong monster tersebut, tetapi karena tenaganya yang tinggal sedikit, mahluk itu tidak bergeser sedikit pun. Malahan dia sendiri yang terdorong ke belakang sedikit demi sedikit.