Mereka terjebak di dalam rumah selama berhari-hari. Sejak kejadian malam itu, mereka semua tidak berani keluar rumah. Namun, ada yang sesuatu yang janggal. Suasana di luar sana sangat tenang, tidak terdengar suara monster yang mengerikan lagi. Entah apakah semua monster sudah tidak ada atau mereka sedang bersembunyi. Berkali-kali Frei ingin mengintip dengan membuka korden atau membuka pintu. Tetapi dia dicegah oleh Paman Leo. Menurutnya kita tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya.
Di pagi hari, Davka berjalan menuju kamar mandi. Dia menggantungkan handuk dan membuka kran di westafel untuk mencuci tangan. Tetapi westafel itu tidak mengeluarkan air sama sekali. Berkali-kali dia memutar kran tetapi tidak ada setetes air pun muncul. Davka merasa jengkel dan mengira bahwa kran itu telah rusak. Dia berjalan menuju bathtub dan memutar kran di sana. Namun sama dengan kran sebelumnya, tidak ada air yang muncul ataupun keluar dari sana. Davka merasa panik dan mencoba menghidupkan shower. Benda itu juga tidak bisa mengeluarkan air. Dia berlari keluar kamar mandi dan menuju tempat pencuci piring. Dia memutar krannya, dan berharap air keluar dari sana. Tetapi kenyataannya terbalik dengan apa yang diharapkan. Tidak ada air sama sekali. Davka menggoyangkan krannya berkali-kali dan mencoba memutarnya kembali. Tetapi tetap saja, hasilnya nihil. Air sudah tidak ada di rumahnya dan dia merasa sangat jengkel. Menyebalkan! Frei yang baru sampai di dapur dan melihat adiknya sedikit marah langsung menghampirinya.
"Ada apa Davka? Mengapa kamu merasa jengkel?"
"Tidak ada air sama sekali!"
"Apa?" Frei langsung memutar kran. Benar kata adiknya, tidak ada air yang keluar. Dia berlari menuju kamar mandi dan menghidupkan seluruh kran. Semuanya mati tidak berfungsi, seperti sedang rusak. Frei berlari ke ruangan bawah tanah dan mengecek pipa air. Tidak ada kebocoran sama sekali." Ada apa ini?"
Gadis itu keluar dari ruangan bawah tanah. Dia berlari untuk mencari Paman Leo.
"Paman Leo...Paman Leo!" dia berteriak dengan sangat kencang.
"Ada apa Frei?" Paman Leo berteriak.
"Kau ada dimana?"
"Aku ada di gudang!" Frei langsung berlari menuju gudang rumah.
"Paman Leo!" Frei membuka pintu dengan sangat keras, membuat Paman Leo sangat terkejut.
"Tolong lebih pelan lagi membukanya! Membuat orang terkejut saja. Memangnya ada apa?"
"Di rumah ini tidak ada air!" ucap Frei dengan napas yang tersengal.
"Oh, hanya itu saja, air tidak ada saja sampai bikin orang kaget.... Apa! Tidak ada air! Kamu serius?"
"Iya, Paman."
"Coba cek apakah ada kebocoran di pipanya!"
"Sudah saya cek, Paman. Tetapi tidak ada kebocoran sama sekali. Semua kran sudah dihidupkan, namun tetap saja air tidak mau keluar."
"Ka...kamu sudah bayar tagihannya, kan?" Paman Leo terlihat panik.
"Baru kemarin lusa saya membayarnya."
"Sial, mengapa air itu harus hilang dalam keadaan seperti ini!" Paman Leo terlihat kebingungan." Apakah ada persediaan yang lain. Drum air misalnya?"
Frei berpikir sebentar dan mengingat sesuatu," Ada. Ada tangki air di loteng. Tetapi itu hanya terisi setengahnya saja."
"Baiklah, itu cukup untuk kita bertahan beberapa hari ke depan." Paman Leo bernapas sedikit lega.
"Tapi jika air itu sudah habis, apa yang akan kita lakukan?" tanya Frei.
"Aku tidak tahu. Kita lihat saja nanti. Setidaknya kita masih bisa bertahan untuk sementara waktu."
Davka berjalan menuju ruang tengah, dia melihat Nenek Lim sedang duduk di sofa dengan membaca sebuah majalah. Davka mendekati Nenek Lim dan duduk di sebelahnya. Dia mengambil remote dan menyalakan televisi. Terlihat kualitas gambar televisi itu sangat buruk, tidak seperti biasanya. Berkali-kali Davka mengatur kecerahan, warna, dan kualitasnya, tapi tetap saja gambarnya masih terlihat buram. Dia mengganti channel televisi baik nasional maupun internasional. Namun hampir semua channel tidak ada gambarnya dan hanya satu dua stasiun televisi saja yang memilikinya, meskipun kualitas gambarnya buruk. Ada apa dengan televisi ini? Dia merasa kesal dan mematikan televisi. Davka memperhatikan David yang sedang menatap layar HP-nya. Sesekali David mengangkat telepon genggamnya itu dengan wajah yang jengkel. Dia terlihat tambah manis jika sedang marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone in This Country
HorrorFreisy dan Davka yang memiliki hubungan kakak dan adik hidup ketika dunia sedang kacau. Saat itu krisis moneter berkepanjangan terjadi dan banyak pemimpin dunia yang gugur, sehingga menyebabkan politik tidak stabil. Tidak hanya itu, kini sosial buda...