Beberapa bulan yang lalu:
Pegunungan Himalaya-Tibet, Cina"Jadi kau ingin membangkitkan mahluk itu?" Seorang wanita tua berusia seratus tahun sedang berdiri di sebuah lereng dengan memegang sebuah tongkat kayu. Dia memandangi sungai yang mengalir deras di bawahnya.
"Iya, Nyonya Besar," ucap seorang perempuan berusia sekitar empat puluh tahunan yang berada di belakang wanita tua tersebut. Dia datang jauh-jauh hanya untuk menemui wanita itu bersama dengan putrinya yang berusia dua puluh tiga tahun. Putrinya kini sedang berada di sebelahnya.
"Kau yakin akan membangkitkan mahluk ganas itu?" ucap wanita tua itu sambil membalikkan badan menghadap dua perempuan yang memiliki ras Melayu Mongoloid tersebut.
"Tentu saja, Nyonya Besar, aku yakin sekali," ucap perempuan empat puluh tahunan tersebut.
"Kau tahu apa risiko jika mahluk itu bangkit, Nak?"
"Tentu saja aku tahu--," kalimat perempuan tersebut dipotong oleh Nyonya Besar.
"Bukan kamu, tapi putrimu. Aku ingin mendengar jawaban dari Gadis itu."
Gadis tersebut tidak menjawab pertanyaan Nyonya Besar. Dia masih tidak terbiasa dengan wanita tua yang ada di depannya. Wajah Nyonya Besar sangat menakutkan baginya. Dia tidak pernah melihat manusia seperti ini sebelumnya.
Melihat putrinya yang hanya diam saja, perempuan berusia empat puluh tahunan itu menyikut lengan gadis tersebut.
"Jawab pertanyaan Nyonya Besar!" Ibu gadis berbisik kepadanya.
"I...itu, jika mahluk itu dibangkitkan, maka dunia ini akan menjadi kacau balau, semua tatanan yang telah dibangun selama ini akan hancur dalam sekejap," ucap gadis tersebut dengan terbata-bata.
"Jadi kalian sudah tahu risikonya. Kalian sudah tahu bahayanya. Lalu mengapa kalian bersikeras untuk membangkitkan mahluk itu?" kata Nyonya Besar.
"Aku ingin membuat dunia yang baru, Nyonya. Dunia yang penuh dengan kesenangan tanpa ada penderitaan," ucap wanita empat puluh tahunan itu.
Mendengar jawaban tersebut, Nyonya Besar tertawa dengan keras. "Baru kali ini aku menemui orang yang sangat serakah," wanita tua itu terbahak-bahak, membuat suaranya menggema dimana-mana. "Dunia baru tanpa penderitaan. Itu sangat menarik sekali. Tapi, apa kau yakin mampu membuat dunia seperti itu?"
"Tentu saja Nyonya, aku yakin sekali."
"Baiklah kalau begitu, sebelum kalian membangkitkan mahluk itu, pergilah untuk mencari tanaman yang tumbuh di malam pertama musim gugur terlebih dahulu. Tanaman itu berada di sebuah pulau terkenal yang berada di tengah konflik. Jika mahluk ganas itu tidak bisa dikendalikan lagi, kau bisa menyembuhkannya dengan tanaman itu."
"Baiklah Nyonya Besar."
"Jika kau sudah membangkitkan mahluk tersebut, seranglah terlebih dahulu sebuah kota di daerah semenanjung yang besar. Mahluk itu akan mengganas di sana."
"Baiklah Nyonya besar. Tapi, dimanakah Hamba bisa menemui mahluk itu, Nyonya?"
"Di sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya merupakan Pegunungan Himalaya. Pergilah ke sebuah Pura Agung di sana. Kau akan mendapatkan petunjuk di tempat itu. Kau akan mendapatkan petunjuk dimana mahluk itu berada," ucap Nyonya Besar sambil membalikkan badannya membelakangi mereka.
"Terimah kasih atas petunjuknya, Nyonya," wanita empat puluh tahunan bersama putrinya itu berlutut kepada Nyonya Besar.
"Dan ingatlah satu hal!"
"Apa itu Nyonya?"
"Tempat yang sulit dijangkau terlihat sangat indah dan tentram. Tetapi banyak tulang-belulang manusia yang gagal mencapainya. Tulang itu dibalut dengan daging yang tidak pernah membusuk. Orang-orang penasihat tidak mau repot mengurusnya. Biarkan dia diawetkan oleh alam itu sendiri. Dia akan abadi sampai dunia benar-benar hancur. Entah itu hancur dengan sendirinya atau dihancurkan oleh manusia. Tanah lembut yang suci akan membawa bahaya jika diganggu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone in This Country
HorrorFreisy dan Davka yang memiliki hubungan kakak dan adik hidup ketika dunia sedang kacau. Saat itu krisis moneter berkepanjangan terjadi dan banyak pemimpin dunia yang gugur, sehingga menyebabkan politik tidak stabil. Tidak hanya itu, kini sosial buda...