7

17 7 2
                                    

Pegunungan Himalaya.

Sebuah bangunan berdiri kokoh di puncak gunung. Bangunan dengan arsitektur perpaduan antara budaya Tiongkok dan India itu memiliki usia ribuan tahun. Seorang pemuda menulis sesuatu di buku yang sudah usang dengan menggunakan kuas dan tinta. Dia menulis di sebuah meja kayu dengan ukiran motif khas Tiongkok. Dinding ruangan bangunan dipenuhi dengan tulisan Mandarin di kiri dan kanannya.

"Ini akan jadi saksi dan bukti bahwa ada seseorang yang ingin menghancurkan dunia. Kuharap ada seseorang yang membacanya." Pemuda itu meletakkan kuasnya ke dalam gelas yang berisi tinta dan menutup bukunya. Dia membalikkan badan dan berjalan menuju pintu keluar. Saat dia sampai di depan pintu, pemuda itu membalikkan punggungnya untuk melihat buku itu terakhir kalinya sebelum meninggalkan bangunan tua ini.

"Davka. Suatu hari dia akan melihat buku ini tepat beberapa tahun setelah kematianku." Pemuda itu membuka pintu dan keluar dari bangunan tersebut.

Surabaya

Mobil berjalan menerobos jutaan monster. David menabrak monster-monster tersebut dan melindasnya dengan mobil. Dia tidak peduli dengan darah yang menyembur kemana-mana. Tujuannya hanya satu, sampai di stasiun dan keluar dari kota ini secepatnya. Sebuah monster melompat dan menaiki moncong mobil, membuat pandangan di depan menjadi terhalang. David merasa kesal dan menekan klakson dengan sangat keras. Namun hal itu tidak membuahkan hasil, monster itu tetap tidak mau turun dari mobilnya. David semakin jengkel dan menyetir mobilnya dengan berjalan zig-zag agar monster itu terjatuh.

"Rasakan ini!" monster yang menaiki mobil tersebut terjatuh dengan wajah yang terbentur di aspal. Tidak berhenti di situ saja, setelah satu mosnter jatuh, beberapa monster yang lain bergantungan di samping mobil dan berusaha memecahkan kaca dengan menghantamnkan kepalanya. Akibatnya beberapa jendela mobil menjadi retak dan hampir pecah. David bertambah jengkel dan semakin mempertajam gerakan zig-zag mobilnya untuk menjatuhkan semua monster tersebut. Tetapi hasilnya tidak sebanding dengan usahanya. Hanya ada satu dua monster saja yang jatuh, sedangkan yang lainya berhasil bertahan. David semakin gusar dan marah kepada monster-monster itu. Dia mengerem mobilnya secara mendadak dan membuat semua monster yang memegangi mobil menjadi terjatuh semua. Setelah itu, David langsung menjalankan mobilnya dengan sangat cepat.

Beberapa saat kemudian, mobil berhasil keluar dari lautan monster. David merasa mobil yang ditumpangi ini sudah rusak karena monster-monster tadi. Mesin mobil terdengar tidak seperti biasanya dan sangat berisik. Cara berjalan mobil ini pun juga tidak mulus lagi. David melihat stasiun ada di depan sana. Sebentar lagi sampai, bertahanlah. Dia menoleh ke arah belakang dan melihat semua monster mengejar mobil mereka. Melihat hal itu, David langsung menambah kecepatan mobilnya hingga salah satu ban depan terlepas dan tergelincir ke arah monster-monster itu. Ban itu mengakibatkan salah satu monster jatuh dan membuat monster lain tersandung lalu jatuh di atasnya, begitu juga seterusnya hingga monster-monster itu menjadi menggunung. Memang menguntungkan karena gerakan mosnter-monster itu terhambat karena ban mobil itu, tetapi sekarang mobil ini menjadi tidak seimbang dan kecepatan mobil menjadi sedikit melambat. David merasa ban mobil depan yang satunya lagi goyang dan hampir terlepas. Bertahanlah! Tolong jangan lepas sekarang, sebentar lagi kita akan sampai. David memegang setir dengan rapat dan menginjak pedal gas lebih kuat lagi. Saat sudah berada di depan stasiun, David menabrak pintu utama agar jalan keluar masuk menuju stasiun tertutup oleh mobil, dan membuat monster-monster itu terhambat untuk masuk.

"Cepat, keluar sekarang!" David keluar dari mobil sambil menggantungkan tasnya disusul dengan yang lain." Aku akan cari seseorang di sini, mungkin ada masinis atau apalah yang dapat membantu kita. Aku akan mengecek semua ruangan," David berjalan meninggalkan semua orang.

"Kau akan pergi sendirian?" ucap Frei.

"Apa?" David menghentikan langkahnya dan membalikkan punggung untuk melihat Frei.

Alone in This CountryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang