4 - Tentang Hijab

204 19 2
                                    


***

Happy Reading

***

Hembusan angin malam yang sangat disukai oleh seorang gadis yang sekarang sedang duduk termenung di balkon rumahnya. Ditemani secangkir green tea dingin dan semangkuk semangka dipotong dadu. Siapa lagi kalau bukan Alma.

"hm, update gak ya?"

"tapi gue gak pakek hijab?"

"hmm.. tauk lah. Update aja lah". Begitulah monolong nya dari tadi. Alma ingin membuat snap tapi dia bertarung dulu dengan batinnya.

You -
send pict -
on the first time~~

Setelah Alma membuat snap tadi, Alma melanjutkan membaca novelnya. Tak lama ia menaruh handphone dan baru membaca setengah paragraf, notif handphonenya udah meledak dengan bunyi chat dari banyak orang. Tapi matanya memicing kala nama pemuda muncul disalah satu notifikasi chatnya.

Tanpa berfikir panjang dia membalas chat itu.

Raka
| hijab lo
| ?

Kepo. |

| Hm
| emg bole lepas hijab?

Napa lo tanya itu? |

| gue cuma penasaran

Ya kan orang milih jalan dosanya masing-masing |
dan pasti ada alasannya orang milih jalan itu |
semua orang itu ga ada yang sempurna |

| Oh.
| alasan lo?

Alasan apa maksud lo? |

| lepas hijab?

***

Cafe Putih

Disebrang sana, ada seorang lelaki sedang menemani seorang perempuan. "Raka kamu kenapa sih liat handphone terus" ucap perempuan itu. Ya lelaki itu adalah Raka, dia sedang bersinggah disalah satu cafe. Kenapa Raka bisa sampai sini? Siapa perempuan itu? Akan dijelaskan Raka secara perlahan.

Raka tak menanggapi cuitan wanita dihadapannya. Raka sangat muak dengan wanita dihadapannya. Dia bisa terjebak disini karna wanita itu merengek meminta Raka untuk menemaninya dengan alasan membeli buku.

Tapi nyatanya apa? Dia hanya memutari stand buku yang ada di Mall. Malah melipir di stand kosmetik dan rentepan pernak-pernik wanita lainnya. Dan sekarang dia terjebak. Dia ingin pulang, lagi-lagi wanita itu merengek karna lapar.

Mau tak mau, suka gak suka, ini tempat umum. Raka harus menjaga wibawanya didepan orang banyak. Sungguh kalau saja bukan paksaan dari tantenya itu. Raka bakal murka semurkanya.

"ih Raka, kok aku didiemin sih" ucap wanita itu sebari mempautkan bibirnya agar terlihat imut. Namun jatuhnya didepan Raka dia sangat berlebihan.

Raka yang jengahpun memasukkan handphonenya dan berkata "Maria, mau lo tuh apaan sih?" Raka menatap tajam wanita yang dari sapaan Raka bernama Maria

"ih akutuh pengen keluar sama kamu. Biar kaya pasangan lainnya gitu" ucap Maria

"lo bukan siapa-siapa gue" serkas Raka dan melenggang pergi meninggalkan Maria sendirian. Sungguh Maria tak tau malu, dia menjerit-jerit dan menangis. Jelas semua mata terpandang kearah Raka. tanpa pikir panjang Raka bergegas keluar dari cafe itu dan melupakan kalau dia tadi telah melupakan komitmennya untuk menjaga wibawa dan harga dirinya.

CINTA SEGITIGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang