20. Cookies

56 11 5
                                    


***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Happy reading

***




"Apaan sih bang. Ganggu aja."

"Ya lagian lo marah-marah gak jelas."

Raka dan Tirta berdebat selayaknya kakak adik diluar sana, yang membuat mama mereka memijat pelipisnya dan menghela nafas secara perlahan. Meresapi pertarungan antara dua pejantan yang tiap hari membuatnya pusing.

"Kenapa sih kalian hm?" Tanya mama Raka

"Abang tuh mah, aku nggak ngapa-ngapain dijahilin mulu." Adu Raka kala kakanya, Tirta dengan semangat 45 mencolek telinga dan menendang kecill kaki Raka.

Mama Raka memejamkan mata sejenak, beliau melihat Tirta yang terkikik geli. "Abang. Udah dong. Itu adik kamu lagi gak mood loh." Tegur Mamanya.

Tirta tersenyum,"lagian sih mah dari pagi marah-marah gak jelas. Nendang-nendang pintu kamar, mencak-mencak gak jelas. Kan asik kalo di usilin." Jawab Tirta diakhiri tawa keras.

"Diem! Pergi sana lo" usir Raka.

Tira mencolek dagu adiknya itu,"entar kangen" godanya.

Mama Raka lelah dengan tingkah mereka sampai-sampai meninggal kan mereka begitu saja.

Tirta yang tahu mamanya keluar itu, dia mendekati adiknya,"lo ngapa sih?" Tanya Tirta pelan.

"Marah-marah gak jelas. Kalok ada masalah tuh bilang. Jangan marah-marah kaya gini." Lanjutnya.

Raka merenggut,"Alma gak bales chat gue dari kemaren." Jawab Raka

Tirta mengalihkan pandangannya,"bukannya kemarin baru baikan?" Tanya Tirta

"Kok tau?"

"Mama yang bilang."

Raka mendengus kesal,"dasar mak-mak"

Tirta menyandarkan kepalanya dipundak adiknya,"ngomong-ngomong dek—"

Raka menoleh,"Hm?"

"—kenapa mama sama papa bolehin kita sama yang beda agama? Padahal dikeluarga kita bahkan dijodohin kalo ada yang nyebrang." Ujar Tirta setengah berbisik.

Raka ikut berfikir,'iya ya. Kenapa malah didukung?" Batin Raka.

Suasana menjadi hening, mereka berdua bertarung dengan pikiran mereka masing-masing.

"Karna papa dan mama pernah ada di posisi kalian"

Mendengar seruan mama mereka, sontak Raka dan Tirta menolehkan arah pandangnya.

"Mama dan papa juga dijodohin sama kakek kalian. Awalnya mama udah punya pacar dan papa kalian juga suka sama wanita lain."

Tirta dan Raka yang terdiam itu membuat baliau melanjutkan ceritanya. "Sakit banget rasanya—" ucap mama Raka memandang foto keluarga berisikan 3 orang laki-laki dan 1 orang wanita yang terpampang nyata didepan mereka.

CINTA SEGITIGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang