7 - Martabak Telur

160 13 0
                                    

***

Happy Reading

***

Sorot matahari dari barat menandakan jika matahari akan menghilangkan sinarnya, namanya senja. senja yang dinikmati oleh seorang pemuda pemudi yang diam membisu selama perjalanan. Hawa canggung meyelimuti keduanya.

Mereka adalah Raka dan Alma, setelah menghabiskan es krimnya tadi, Alma memilih untuk diam. Selama perjalanan Alma hanya melamun dan menoleh ke jendela mobil, seakan-akan menikmati sorot senja.

Beberapa menit kemudian Alma dikagetkan dengan berhentinya mobil yang ia naiki. Alma celingukan. Serasa asing menurutnya. "heh ini dimana? Bukan rumah gue" tanya Alma

"lo balik habis magrib gak papa?" tanya Raka hati-hati dengan menoleh kearah Alma

"Y-yaa gak papa sih" ucap Alma
"tapi gue hubungin bunda gue dulu" lanjut Alma dan mengeluarkan handphonenya dari tas slempang berwarna putih.

Raka menolehkan badan dan wajahnya menghadap Alma. Alma pun menolehkan dari handphonenya dan menolehkan wajahnya ke Raka juga. Gelisah yang mereka hadapi seperti meminta restu akan meminang putrinya.

Suara sambungan telepon yang lumayan lama membuat Alma dan Raka terdiam sejenak. Sampai seseorang yang Alma sebut sebagai bundanya itu mengangkat teleponnya.

|"Assalamuallaikum"

"waalaikumsalam bun" |

| "iya kak, ada apa? Kok belum pulang?"

Mendenger pertanyaan itu, Raka mengambil alih handphone Alma. Alma hanya memasang wajah terkejut.

"Assalamuallaikum tante" |

| "ah iya, waalaikumsalam. Ini siapa ya? Alma mana?"

"saya Raka tante, teman Alma" |

| "oh iya, ada apa ya nak?"

"itu tante, Alma izin pulang sehabis magrib boleh? Soalnya Mama saya ingin bertemu dengan Alma." |

| "oh gitu ya, okelah. Pokok jangan malam-malam ya"

"baik tante, terima kasih. Assalamuallaikum" |

| "iya, waalaikumsalam"

Raka mengembalikan handphone Alma dan bergegas turun mengambil barang belanjaannya tadi. Sementara Alma masih diam membeku mengerjabkan matanya. Alma tidak menyangka Raka seberani itu dan tidak menyangka kalau dia akan menapakkan kaki dirumah lelaki itu.

"mau sampai kapan diem terus" ucap Raka saat pintu belakang dibuka untuk mengambil barang belanjaannya.

"ayo turun" lanjutnya. Alma bergegas turun dari mobil dan membawa sekantung kresek.

Sebelum masuk pintu rumah, Alma memegang erat ujung jaket Raka. Raka tersentak dibuatnya. Raka memandang geli kala melihat wajah ketakutan Alma. Dia menggigit bibir bawahnya dan mengerjabkan matanya. Membuat Raka tertawa dalam hati.

"Mama gue bukan singa" ucap Raka dengan wajah usil, membuat Alme mendengus sebal.

"ayo masuk" lanjut Raka. Alma masih saja memegang ujung jaket lelaki itu.

Sesampainya masuk Raka berteriak "Ma.. aku pulang"

Belum kunjung ada sahutan. Akhirnya Raka menurunkan 2 kardus tadi dan memandang Alma yang berwajah takut, cemas, gugup, canggung menjadi satu. Sementara Raka hanya mengulas senyum.

CINTA SEGITIGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang