^_^ Happy Reading ^_^
.
.
.
"Kenapa wajahmu begitu?"
"Kalian kena marah lagi?"
"Haeh! Bukankah sudah kukatakan, jangan ambil jurusan itu, kalian tak percaya. Park gyosunim terkenal sangat mengerikan disini."
Gadis berkuncir kuda itu mendengus sambil menghempaskan pantatnya di atas kursi kantin. Wajahnya tampak lesu. Sedangkan rekannya, yang berjenis kelamin pria tak jauh beda dengannya.
Tebakan rekan-rekannya tak salah, keduanya baru mendapatkan wejangan panjang dari atasan mereka di bagian bedah jantung.
Ini bukan yang pertama, sudah puluhan kali dalam seharian ini. Dan meskipun hal itu seperti sebuah kebiasaan, namun tetap saja membuat perasaan keduanya dongkol bukan main.
"Apakah di bedah umum masih membutuhkan orang? Aku akan pindah kesana saja." sahut si gadis berkuncir kuda.
"Aku rasa sudah penuh. Kemarin ada dua mahasiswa kedokteran yang magang di bedah umum." balas temannya, perempuan juga, tapi potongan rambutnya pendek yang bekerja di bagian bedah umum.
"Bagaimana dengan bedah saraf?"
"Sudah tidak butuh orang." sahut yang satunya, dokter bedah saraf yang berada di satu angkatan dengan gadis berkuncir kuda itu.
"HAH!" dengus kesal gadis berkuncir kuda itu sembari menghentak-hentakkan kakinya di bawah meja kantin.
Sementara itu di bagian lain di rumah sakit itu, seorang pria tengah berjalan dengan sekaleng soda di tangannya, menuju sebuah taman.
Teman-temannya sudah menunggu disana.
"Jadwal operasimu padat?" tanya temannya yang perempuan.
Pria itu duduk di samping perempuan tadi. "Aku baru selesai mengumpat pada dua dokter residen itu."
"Ya! Apalagi yang mereka lakukan?"
"Aku tidak bisa mempercayai mereka. Aku minta pada mereka untuk menjelaskan keadaan pasien pada keluarganya, tapi yang mereka lakukan membuat darahku naik tiba-tiba."
"Chanyeol-ah! Kau tahu, untuk bagianmu di bedah jantung, sangat jarang peminatnya. Tahu kenapa? Karena sikapmu yang dinilai sangat keterlaluan pada dokter-dokter baru itu. Tak ada yang tahan dengan semua itu dan kalau ini terus berlanjut, mungkin lama-lama kau akan bekerja sendiri di bedah jantung."
Pria itu, yang di panggil Chanyeol, mengendikkan bahunya tak acuh.
"Haeh! Lembutkan sikapmu. Mereka baru dan masih perlu banyak belajar. Kalau caramu mengajari mereka seperti itu, mereka bisa lari. Benar kata Suho, lama-lama, kau akan bekerja sendiri di bedah jantung."
"Aku masih punya kalian yang pasti tak keberatan membantuku."
"Ya! Kau pikir kami tak memiliki pasien?"
Chanyeol mengendikkan bahunya tak acuh.
Mereka kemudian terlibat obrolan ringan. Tiga orang, dengan bidang yang berbeda di rumah sakit tempat mereka bekerja. Dua pria dengan satu orang perempuan.
Persahabatan mereka terjalin sejak mereka masuk di gedung fakultas kedokteran universitas Seoul.
Mereka dekat karena memiliki tekad yang sama, menjadi dokter hebat.
Terbukti...
Park Chanyeol, dokter bedah jantung terbaik di Geongbeok Hospital. Dedikasinya terhadap pekerjaan dan juga profesinya, tak perlu ditanyakan lagi. Dia sangat loyal pada pekerjaannya, dia juga tak segan belajar kalau menemukan kasus baru pada pasiennya. Dia orang yang gigih. Yang tak mudah menyerah. Minusnya, dia sangat menyebalkan bagi sebagian orang yang tak mengenalnya dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospital In Love [ END ]
FanfictionBagaimana menggambarkan sosoknya? Euhm... Menyebalkan? Bagi sebagian orang atau bahkan semua orang yang bekerja di Geongbok Hospital, dia adalah sosok yang sangat menyebalkan. Kenapa? Dia suka marah, suka teriak bahkan tanpa memperdulikan tempat. Wa...