^_^ Happy Reading ^_^
.
.
.
Chanyeol berjalan mendekati Baekhyun yang tengah terliht sibuk di dapur. Entah apa yang sedang dibuat perempuan itu, dari dalam kamar, aroma masakannya terciuma manis dan gurih.
Grep
"Sedang apa?" tanya Chanyeol sembari memeluk Baekhyun dari belakang. Dia kecup ringan leher pasangannya itu.
"Aku buat cookies tadi. Itu, sudah jadi beberapa toples. Sekarang sedang membuat kimchi." sahut Baekhyun tanpa merasa terganggu dengan pelukan Chanyeol. Dia masih melanjutkan membumbui kimchi.
"Baek-ah! Kau buat sebanyak ini, untuk siapa? Untukku? Aku jarang makan di rumah."
Baekhyun menghentikan kegiatannya. "Oh iya. Aku lupa." Baekhyun melepas pelukan Chanyeol, lalu mencuci tangannya. "Aku akan memberikannya pada Kyungie sebelum kita berangkat ke Ulsan lusa." Baekhyun menatap Chanyeol dan tersenyum kecil.
Chanyeol diam memperhatikan gadis itu. Ada sorot kecewa di kedua mata Baekhyun.
Baekhyun kemudian menyimpan kimchi buatannya di meja dapur. Lalu dia membereskan dapur.
"Kau marah?"
Baekhyun menatap Chanyeol dan menggeleng pelan. "Marah kenapa? Aku tak punya alasan marah padamu. Ah! Kau bilang ada jadwal kunjungan pasien rawat inap pagi, bersiaplah!"
Chanyeol masih diam, memperhatikan Baekhyun yang semakin terlihat menghindarinya.
Chanyeol mendekati Baekhyun, dia raih pergelangan tangan perempuan itu hingga Baekhyun menatapnya.
"Simpan kimchinya di lemari es. Aku akan sarapan di apartemen dan makan malam juga setiap harinya."
"Waktumu lebih banyak kau habiskan di rumah sakit. Jangan memaksakan diri. Aku tadi hanya terlalu bersemangat, aku lupa, bahkan aku pun jarang makan di rumah. Mandilah! Kau bisa terlambat."
Chanyeol masih menatap Baekhyun.
Yang di tatap, tanpa disadari sudah menitikkan air mata.
"Aku ingin melakukan banyak hal untukmu tapi... Aku kadang lupa kalau kehidupanmu tidak sama dengan kehidupan para pekerja kantoran. Jadwal kerjamu tak menentu, bahkan saat sudah di rumah pun kau masih disibukkan dengan urusan rumah sakit. Mianhae."
Chanyeol menangkup pipi Baekhyun dan mengusap pelan lelehan air mata yang membasahi pipi perempuan itu.
"Uljima. Mulai saat ini, aku akan mengatur jadwal kerjaku dengan lebih baik lagi. Euhm?"
Baekhyun mengusap pipi basahnya, dia menatap Chanyeol dan menggeleng pelan.
"Akhir-akhir ini aku sangat sensitif. Untuk beberapa hal yang bahkan sangat kecil saja, aku suka menangis. Maaf. Hhhh... Mandilah!" Baekhyun menepis tangan Chanyeol dan tersenyum tipis pada pria itu, dia lalu pergi dari dapur.
Chanyeol menatap kepergian Baekhyun dengan sebuah perasaan tak menentu, seumur-umur, baru kali ini dia merasakan sebuah jarum kecil menusuk hatinya hanya karena sikap seorang perempuan.
Percayalah! Meski pernah terluka karena dikhianati seseorang, rasanya tak pernah semenyakitkan saat ini.
Baekhyun marah padanya, itu faktanya. Entah dengan alasan karena sensitif atau apa, yang jelas, perempuan itu marah.
Dia tahu dan mengenal Baekhyun sudah sekitar dua tahun lebih, dia tahu setiap kali dia memarahi Baekhyun di rumah sakit, gadis itu pasti tersinggung dan ada sinar kemarahan di matanya. Tapi setelah empat bulan hidup bersama Baekhyun, selalu ditatap lembut gadis itu, kini saat dia menerima kemarahan gadis itu, ada satu sisi hatinya yang terluka dan tak bisa menerima hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospital In Love [ END ]
FanfictionBagaimana menggambarkan sosoknya? Euhm... Menyebalkan? Bagi sebagian orang atau bahkan semua orang yang bekerja di Geongbok Hospital, dia adalah sosok yang sangat menyebalkan. Kenapa? Dia suka marah, suka teriak bahkan tanpa memperdulikan tempat. Wa...