9.Permintaan maaf

1.5K 223 178
                                    

"Ada yang tulus, tapi bukan penyanyi. Ada yang sayang tapi bukan Via Vallen."


Happy reading...

***

Andra baru saja sampai di rumah, setelah berlatih basket bersama timnya untuk mengikuti pertandingan basket antar sekolah. Saat ini Andra berada di kamarnya, dia merasa bersalah karena membuat Nara pingsan tadi. Andra mengambil ponselnya dan mencari kontak orang yang daritadi mengganggu pikirannya.

"Telpon apa chat ya?" tanya Andra pada dirinya sendiri.

"Chat lebih baik."

Andra bingung harus memulai chatnya seperti apa. "Gimana chatnya?"

Andra memutuskan untuk meminta maaf kepada Nara lewat chat. Walaupun dia ragu untuk melakukannya.

NARAAYAN

Sorry buat yang tadi

Nanti gue beliin es krim deh

Setelah mengirim pesan itu, Andra memutuskan untuk menaruh kembali ponselnya di kasur. Pikirannya saat ini, dipenuhi oleh cewek jutek dan menyebalkan itu. Entah mengapa Andra sangat khawatir dengan keadaan Nara, apa mungkin karena wajahnya yang mirip dengan sahabat kecilnya, membuat Andra selalu menganggap bahwa Nara adalah sahabat kecilnya.

Andra mengacak rambutnya frustasi, dia benar-benar bingung dengan semua yang menyangkut masa lalunya.

"Apa mungkin, dia orang yang sama tapi cuma beda Nama? " argumen Andra.

"Tapi kalo dari sifatnya jauh banget." terlalu lelah jika harus memikirkan semua yang menyangkut tentang masa lalunya saat ini.

"Persetan sama masa lalu, yang udah berlalu ya lupain. Hanya ada sekarang dan esok."

"Tumben gue jadi bijak." puji Andra terhadap dirinya sendiri.

***

Di sisi lain, Nara sedang memainkan piano. Walaupun dia sama sekali tidak bisa bermain alat musik, tapi jika terus belajar pasti akan bisa.

"Tadi gimana sih nadanya?!" geram Nara, pada dirinya sendiri. Sudah setengah jam lamanya Nara menekan tuts piano, tetapi tetap saja dia lupa dengan nada yang dibuatnya.

Nara menekan-nekan lagi tuts piano nya, membuat nada yang tak beraturan. "Bisa stres gue, cuma karena piano!"

Dia pasrah, pupus sudah harapannya menjadi seorang pianis terkenal. Nara memiliki cita-cita sebagai pianis. Tetapi sayang seribu sayang, Nara sama sekali tidak memiliki bakat di bidang musik.

Tingg...

Ponselnya berbunyi, menandakan jika ada notifikasi baru. Nara mengambil ponsel yang tergeletak di atas kasur.

Andra bolot
2 message

Nara mengerutkan dahinya, bingung. Dia baru ingat jika Andra mengiriminya pesan, tadi sore. Tetapi Nara sengaja tidak membalasnya, karena pasti chatnya tidak penting, seperti yang biasa Andra lakukan padanya.

Jiwa penasaran tingkat akut Nara bergejolak, bingung antara membalasnya atau tidak. Namun pada akhirnya, jiwa penasaran Nara lah yang lebih unggul daripada ego nya. Dia membuka pesan yang dikirimkan Andra.

NARANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang