3

32 2 0
                                    

Bara sedang asik bermain futsal dengan timnya di lapangan. Banyak sekali yang menonton mereka karena guru-guru sedang mengadakan metting.

"Vi, liat deh. Ganteng banget ya Rafka Vi. Tapi kenapa Sih yang di kejar Rafka lo terus?"

Viqa hanya mengedikkan bahunya, ia terpaksa harus duduk di pinggir lapangan Futsal karena Bintang.

"Tapi kenapa lo enggak suka sama Rafka, apa coba yang kurang dari Rafka?"

"Jangan-jangan karena gue ya. Sumpah Vi, enggak apa-apa kok kalau lo mau sama Rafka."

"Apaan sih lo!"
Viqa menyentil dahi Bintang.

**
pertandingan Futsal sudah selesai, Bintang terlihat senyum-senyum saat laki-laki yang ia bicarakan menghampiri mereka.
Sebenarnya Bintang tahu, Rafka menghampiri ke arahnya bukan untuk dirinya melainkan untuk Viqa. Tapi tidak masalah untuk Bintang karena ia sudah merasa bahagia melihat Rafka tersenyum begitu ketara dengan jarak sedekat ini.Ad

"Lo nonton Vi? Tumben banget."
Rafka tersenyum tetapi Viqa nampak cuek.

"Susah ngalahin tim Ips Vi, Bara jago banget."
Adu Rafka sambil mengelap keringatnya. Rambut berantakan Rafka begitu membuat laki-laki itu terlihat sempurna.

"Raf, haus enggak? Mau ke kantin bareng?"
Tawar Bintang, dengan senyum yang merekah.

Mereka berjalan menuju kantin bersama, di perjalanan Rafka selalu menunjukan kepeduliannya terhadap Viqa sedangkan Viqa hanya membalasnya dengan senyuman serta jawaban-jawaban yang seadanya.
Bintang merasa tidak tega kepada Rafka karena Viqa yang terlihat tidak membalas perasaan Rafka.
Bintang terkadang ingin menjadi Viqa agar bisa membalas perhatian Rafka.
Mereka mengambil duduk di pojokan kantin.

"Gue yang beliin minumannya ya." Ucap Viqa sambil menuju stand kantin.

"Raf, lo suka banget ya sama Viqa?"

"Iya,"

Bintang tersenyum.

"Lo sabar banget sih sama dia Raf, lo enggak bodoh kan nilai perasaan Viqa ke lo?"

"Gue tau, gue lagi berusaha Bi. Doain aja ya"

Bintang tersenyum sambil mengangguk.

Viqa datang membawa 3 minuman.
Yang dua adalah minuman dingin untuk ia dan juga Bintang yang satu lagi tidak dingin dan ia berikan untuk Rafka.

"Kok Beda?"
Tanya Bintang yang terlebih dahulu menyadarinya.

Viqa tidak langsung menjawab, ia membuka tutup botol minumannya terlebih dahulu.

"Habis olahraga enggak boleh minum yang dingin."
Jawab Viqa cuek sambil meneguk minumannya.

Tanpa disadari Rafka tersenyum bahagia,walau pun kecil setidaknya ia mendapatkan perhatian dari Viqa.

"Astaga, gue lupa."

"Lupa apa Vi?"

"Gue ke gudang dulu ya, Bu Nia nyuruh gue ngambil buku Fisika yang udah di simpan di gudang."

"Buat apa Vi?" Kali ini Rafka yang bertanya.

"Materi olimpiade gue, kebanyakan ada di Buku tahun lalu."

"Mau gue temenin?"

"Engga usah Raf, gue sendiri aja."

"Bi gue tinggal ya,"

"Raf gue tinggal ya,"

Mereka berdua mengangguk sambil memperhatikan Viqa yang sedikit berlari.
**
Viqa menuju belakang sekolah,ia menuju gudang yang terarah pada rooftop sekolah. Ia menaiki tangga Untuk sampai di gudang tersebut.
Ia membuka gudang dan masuk untuk mencari buku Fisika yang Bu Nia maksud.

BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang