Dimohon untuk membaca note yang aku tulis diakhir part 29:)
karena aku butuh pendapat kalianGandi dan Reegan tidak percaya apa yang diceritakan Reno pada keduanya. Tentu saja semua yang ada diluar ruangan itu menatap Reno kaget kecuali Farrel yang mulai mengingat cowok tersebut.
"Jadi?" tanya Reegan pada adiknya.
"Reno mau balas dendam!" ujarnya tanpa memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya.
"Jangan gila kamu! Udah biarin aja!" Sentak Reegan dengan mata yang menatap Reno tajam.
"Bener kata Reegan. Kalo kita ladenin dia terus yang ada masalahnya gak bakal ada habisnya" sebenarnya Farrel mengatakan itu pun setengah hati, karena dirinya memang masih ingin menghajar wajah Dito. Namun jika terus menerus begitu masalahnya tidak akan selesai sampai salah satunya mengalah.
"Gue gak terima! Dia sampe harus dirawat dirumah sakit cuma karena Dito sialan itu. Apa itu gak keterlaluan?!" Reegan sebenarnya sama seperti Reno, Ia tidak terima sepupunya masuk rumah sakit padahal sepupunya tidak tau apa-apa. Ia hanya menjadi korban untuk Dito memanfaatkan Devon.
Dito sudah keterlaluan kali ini.
"Terus sekarang kamu mau apa? Jangan gegabah ngambil keputusan! Mikir dulu pakek otak!" ucap Reegan dengan mendorong Reno agar cowok itu duduk kembali.
Gandi yang melihat perdebatan kedua anaknya hanya menghela nafas dan sesekali memijat pelipisnya.
"sudah? Duduk kamu Reegan!" ucap Gandi tegas.
setelah itu mereka menengok saat dokter keluar dari ruangan yang merawat cowok tersebut.
Dokter tersebut berjalan kearah Gandi, "apakah anda saudara dari pasien?""Ya" jawab Gandi singkat.
"Pasien mengalami cidera pada tangan kirinya dan beberapa memar yang ada ditubuhnya. Untuk saat ini pasien butuh istirahat yang cukup" jelas dokter tersebut pada Gandi.
Gandi mengangguk menanggapi dokter tersebut sebelum pergi untuk memeriksa pasien lain.Reno mengepalkan tangannya menahan emosi setelah mendengar penjelasan dokter itu. Farrel yang ada disampingnya menepuk pundak Reno berharap cowok itu tenang untuk saat ini.
Reno memukul tembok disampingnya dengan keras membuat semua yang ada disana menoleh kearahnya.
"Bangsat!" Umpatnya."Sebaiknya kamu masuk daripada marah enggak jelas! Semuanya udah terjadi" setelah mengatakan itu Gandi berlalu pergi untuk mengurus administrasi keponakannya.
Saat ini sudah tengah malam, sebentar lagi jam menunjukkan pukul satu pagi dan mereka belum ada yang ingin meninggalkan rumah sakit. Devon hanya diam sedari tadi. Tidak hanya Devon tapi semua.
Mereka semua masuk keruangan dimana cowok itu dirawat dan ternyata belum ada tanda-tanda jika cowok itu akan sadar. Reegan menghela nafas berat melihat sepupunya terbaring diranjang rumah sakit. Memang sepupunya itu tidak terlalu suka akan keributan seperti Reno.
Reegan tidak pernah ikut campur masalah Reno dan teman-temannya. Apapun yang dilakukan Reno, Reegan tidak akan melarang adiknya itu karena Ia tau Reno tidak mungkin membuat ulah jika dirinya tidak diusik.
Reegan percaya pada Reno. Dia marah saat tau sepupunya yang ada diruangan ini, ingin sekali Reegan memukul Reno dan teman-temannya namun Ia tau jika ini bukan salah mereka."Tadi kenapa lo mukul Dito, El?" tanya Galang yang membuat Reegan ikut menengok kearahnya.
"Dia ngancem gue mau nyelakain Gabriel" jawab Farrel dengan raut muka yang sulit diartikan.
"Lo udah mulai ada perasaan sama Gabriel" tutur Davin menggoda. Membuat semua yang ada disana terkekeh geli melihat Farrel.
"Sok tau!" Dengusnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
FARREL
RomanceFarrel Gionino Ferland. Apa yang bisa dideskripsikan dari seorang Farrel? Dia bukan ketua geng motor bahkan dia juga bukan ketua geng disekolahnya. Lantas orang seperti apa Farrel itu. Seseorang yang tidak pernah mau memiliki teman selain kedua sah...