Prolog

3.7K 221 32
                                    

Rose terbangun dari tidurnya. Ia membuka matanya perlahan. Ketika kesadarannya sudah terkumpul- betapa terkejut nya Rose mendapati seorang pria yang tidur di sampingnya.

Rose melihat bagaimana pria itu memakai selimut yang sama dengannya sampai dada saja. Dan masih terlihat sedikit dada bidang pria itu yang telanjang.

Pikiran Rose sudah kemana-mana. Tubuhnya bergetar. Perlahan ia membuka sedikit selimut yang mereka pakai. Rose terkejut ketika melihat bahwa dirinya tak terbungkus pakaian. Ia menggigit jarinya ketakutan.

Tiba-tiba ia mengingat aktivitas panas mereka semalam. Mereka mabuk. Dan berujung dengan mereka yang naked tanpa sehelai benang pun. Mereka mabuk akibat minuman yang diberikan oleh seseorang semalam di pesta ulang tahun temannya yang bernama Wendy.

"O-oh tidak..." gumam Rose yang mulai ketakutan. Aktivitas mereka semalam bukan aktivitas biasa. Semalam benar-benar panas dan Rose mengingat semuanya.

"Eungh..." lenguh pria di samping Rose yang mulai terbangun. Membuat Rose tertegun dan segera menutup rapat-rapat tubuhnya menggunakan selimut putih tebal itu.

Pria itu menoleh. Ia terkejut ketika mendapati Rose yang berada di sampingnya.

"Kau- bukankah kau Rose?! Dan- dan kenapa kau bisa ada disini?!"

Rose memejamkan matanya. Ia tak berani menjawab meskipun ini bukan sepenuhnya kesalahannya.

"Hey, aku-"

Ucapan pria itu terpotong ketika ia sadar jika ia tak memakai pakaian satu pun. Selimut yang ia pakai kini turun kebawah karena dirinya mendudukkan diri.

"A-apa-apaan ini?!!"

Rose mengalirkan air matanya. Ia masih memejamkan matanya. Ia tak berani menatap pria disampingnya itu. Sebenarnya mereka saling mengenal di pesta kemarin. Pria ini adalah kekasih Wendy. Dan- apa ini? Mereka malah...

"JAWAB AKU! BAGAIMANA INI BISA- BISA TERJADI?!!"

"Hiks, aku- aku tidak tahu. Aku tidak tahu hiks..."

"Arghhh!!!" pria itu menggerang frustrasi.

"Benar-benar gila! Aku tidak akan tanggung jawab jika kau sampai hamil!"

Mata Rose membola. Apa yang barusan pria itu katakan benar-benar membuat dirinya terluka tak main. Ia memang tidak ingin mengharapkan ini- namun jika memang terjadi apakah ia bisa hidup sendiri tanpa Ayah dari janin nya nanti?

"Aku tidak mengharapkan itu hiks..." ucap Rose lirih.

Rose menangis. Ia menangis ketika pria itu beranjak setelah memakai pakaian nya yang berserakan di lantai.

"Bagaimanapun juga, jika aku mengandung nanti, ini adalah anak mu, Chanyeol-ah"

-----o0o-----

Rose sudah keluar dari kamar Hotel itu. Ya, semalam mereka melakukan nya di Hotel. Tak ada satupun petugas yang curiga jika mereka mabuk dan akhirnya melakukan 'itu'.

Rose menunduk dalam. Ia benar-benar merasa murahan sekarang. Terlebih lagi Wendy adalah sahabatnya. Rose mengenali pria itu karena semalam Wendy mengenalkannya pada pria itu.

Namanya Chanyeol, Park Chanyeol.

Pria tinggi berlesung pipi itu memang sangatlah tampan. Rose hampir tertarik pada pria itu ketika pria itu tersenyum menampakkan dimple miliknya. Namun ia langsung tersadar ketika ingat bahwa pria itu adalah kekasih dari sahabatnya sendiri.

Ketika seseorang mengatakan pada Wendy jika ada seseorang yang memanggilnya- Wendy pun pamit sebentar dan langsung meninggalkan Rose dan Chanyeol.

Suasana antara mereka sangatlah canggung hingga seorang pelayan menawarkan mereka minuman anggur. Keduanya tidak tahu jika di dalam minuman itu ada obat perangsang sehingga membuat mereka jadi seperti orang yang sudah tidak tahan lagi.

Dan akhirnya pun mereka meninggalkan pesta dan langsung keluar dari rumah mewah yang Wendy tinggali itu. Mereka tak hanya melakukan di Hotel sebenarnya. Mereka juga melakukan 'itu' di dalam mobil pribadi Chanyeol.

"Rose..."

Rose tercekat ketika mendapati suara seseorang yang memanggil nya. Ia membalikkan badannya dan terkejut saat melihat orang itu adalah Wendy.

Sahabatnya.

"W-wendy...."















TBC.

Day After DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang