You can call me Pathan

394 99 96
                                    

Aku adalah orang yang sangat sulit bersosialisasi.

Mungkin kalian akan tahu jika baru mengenal aku.

Saat itu usiaku 6 tahun, aku baru saja masuk sekolah dasar.

Aku masih ingat dulu pukul 6 kurang 5 menit, aku masih berbaring menatap langit-langit kamarku dengan mengenakan seragam sekolah.

Aku berpikir bagaimana caranya agar aku tidak masuk sekolah hari itu.

Padahal waktu itu adalah hari pertamaku masuk sekolah.

"Than, Pathan. Cepet sayang, sini sarapan. Nanti kamu terlambat." terdengar suara teriakan Ibu, dengan suara yang lembut.

Aku pun menghampirinya, dengan badan yang aku buat seolah-olah lemas.

"Kayanya Pathan ga enak badan bu." ucapku merengek.

"Mana coba, sini Ibu lihat." sambil menatap mataku.

Ibu memegang dahi dan leherku.

"Bener kamu sakit?" terlihat seperti tidak percaya.

"Engga bu, sebenernya Pathan ga mau sekolah hari ini." ucapku terus terang.

Aku tidak bisa berbohong padanya, karena ia sangat baik padaku.

"Kenapa sayang?" ucapnya lembut sambil tetap melihat mataku, dan mengusap kepalaku.

"Habisnya aku ga ada temen bu, Eka kan udah ga sekolah bareng Pathan lagi." jawabku.

Eka adalah satu-satunya teman yang aku miliki saat taman kanak-kanak, bahkan aku rasa dia adalah satu-satunya teman yang aku miliki saat itu.

Wajar jika aku sangat kehilangan dia.

Ngomong-ngomong, Eka merupakan seorang laki-laki.

"Sayang, nanti kan kamu ketemu sama temen baru." ucap Ibuku, merayu.

"Ayah yakin, pasti banyak yang mau temenan sama kamu." sahut ayahku, sambil melihat layar handphonenya.

Padahal aku tidak suka dengan teman baru.

Maksudku, aku paling bermasalah dengan hal itu.

Akhirnya aku terpaksa mengikuti permintaan ibuku untuk masuk sekolah.

Aku berangkat sekolah diantar oleh ayahku menggunakan mobil.

Di sepanjang perjalanan kita tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

Benar saja ketakutanku terjadi, ketika di kelas semua orang sudah mulai saling mengobrol satu sama lain.

Aku memilih untuk tetap duduk di kursiku sambil menggambar.

Terlihat Wali Kelasku yang akrab disapa Ibu Susi masuk, semua murid bergegas duduk dikursinya masing-masing.

Pada saat itu, semua murid diharuskan untuk mengenalkan diri di depan kelas.

Satu persatu murid sudah memperkenalkan diri, dan tibalah giliranku.

Aku pun berjalan kedepan, dan mulai berbicara.

"Hallo namaku Pathan Pereira, kalian bisa panggil aku Pathan. Aku suka bermain game, aku tidak punya teman dan aku benci sekolah. Aku harap, aku tidak disini sekarang."

***

Hai Readers

Jangan lupa follow, vote dan juga komen ya.

Jangan lupa juga berkunjung ke:

Instagram:
@yowandhaa

Email:
sapatanaladipodcast@gmail.com

Terimakasih.

Selamat membaca, jangan takut menanti. Ingat, ada hal yang indah dari sebuah penantian.

Peluk hangat dari aksara.

Terimakasih dan sampai jumpa ✌🏼

Note:
Update setiap hari sabtu ya Readers.

Jika sempat, update maksimal seminggu 3 kali.

Selamat berbuka puasa 🙏🏼🙏🏼

Pleased With My ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang