03💫

1.1K 173 15
                                    

Sudah sepekan lebih berlalu semenjak operasi Ryujin, dan sekarang ia sudah diperbolehkan pulang, dengan catatan tetap beristirahat dan mengonsumsi obat.

"Kenapa ngga dari awal aja gitu gue rawat jalannya?" Tanya Ryujin sambil menyaksikan Chaeryeong yang membantu mengemas barangnya ke dalam tas.

Oh, ya. Kali ini memang ia akan pulang bersama Chaeryeong dan Jisung, karena Kak Jinyoung sedang sibuk dan Kak Jisoo harus menjaga baby Aria di rumah. Awalnya kedua kakaknya itu memaksa menjemputnya tapi ia melarang. Sebagai gantinya, mereka akan makan malam spesial sebagai perayaan. Seperti biasa, mengundang beberapa teman Ryujin.

"Otak lo suka ngaco ya ternyata, ya kali abis operasi mau rawat jalan? Kan dokternya perlu ngecek kondisi lo tiap berapa jam sekali." Ini Jisung yang menyahut, anak itu hanya duduk di sofa, melihat Chaeryeong berkemas tanpa ada niatan membantunya.

"Ya gue kan cuma nanya. Lagian yang luka kan tangan gue, begitu doang harusnya di rumah aja, bosen banget semingguan di rumah sakit."

"Aduh, gini nih kalo gumpalan glukosa dikasih nyawa. Lo pikir abis lewatin masa kritis lo langsung bisa jogging gitu? Makan seblak level lima sama minum soda?"

Ryujin mendengus, bersiap membalas lagi ucapan Jisung, tapi kemudian Chaeryeong menyelanya, "Berisik ih! Ini gue lagi beres-beres, bukannya dibantuin malah bikin pusing."

"Ya abis pacar lo mulutnya licin banget, Kei."

"Lah itu temen kamu juga otaknya geser, aku gemes."

Jisung dan Ryujin saling bertatapan tajam.

"Tau ah, gue ngambek aja biar kalian baliknya berdua."

"EH JANGAN!"

Kali ini Chaeryeong yang mendengus, ia mempercepat kegiatan mengemasnya agar mereka bisa segera menghirup udara segar.

"Kok lo bisa si Kei jadian sama makhluk ngeselin kaya dia? Yakin lo besok-besok kuat ngadepin kelakuannya?"

"Tiga tahun belakangan gue bareng dia sih masih idup, Zi. Ya semoga besok-besok juga." Jawab Chaeryeong dengan kekehan.

Jisung yang mendengar jawaban itu menjulurkan lidahnya pada Ryujin, "Mbaknya sirik aja sih, gue sama Keisa tuh banyak pastinya walau jadinya baru kemaren, ga macem yang jauh-jauhan, udah lama tapi tanpa kepastian."

Ekspresi Ryujin langsung berubah datar mendengar itu. Ia tahu Jisung hanya sedang bercanda seperti biasa, tapi entah kenapa topik hubungannya dengan Jaemim tidak bisa ia terima sebagai candaan.

Jisung langsung salah tingkah melihat perubahan drastis raut muka Ryujin, ia berniat mengatakan sesuatu lagi untuk meminta maaf, tapi Chaeryeong memberinya kode untuk tetap diam, jadi ia menurut.

Mereka bertiga akhirnya pulang dengan suasana yang cukup canggung. Jisung fokus menyetir dengan Chaeryeong di sampingnya fokus memainkan ponsel, sementara Ryujin di kursi belakang hanya diam.

Tangan kirinya masih menggunakan penyangga, tapi sekali lagi ia bersyukur karena tangan kanannya baik-baik saja dan sekarang ia membuka ponselnya. Itu ponsel baru yang kak Jinyoung belikan, entah bagaimana caranya sudah diatur sedemikian rupa agar diisi data yang dipulihkan dari ponsel lamanya. Jadi ia tidak perlu repot membuat banyak akun baru (karena kebanyakan ia lupa kata kunci akun media sosialnya).

Ia membuka pesan dari Jaemin, yang terakhir dikirim lima jam lalu, ketika laki-laki itu meminta izin untuk tidak mengontak sementara waktu karena jadwal dan tugas kuliahnya sedang padat, Ryujin tentu saja hanya mengiyakan.

Omong-omong, mereka sudah baik-baik saja. Tepatnya memang tidak pernah benar-benar marahan atau semacamnya. Jujur saja Ryujin masih kecewa mengenai apa yang Jaemin lakukan malam itu, tapi setelah mendengar penjelasannya, Ryujin mencoba untuk mengerti.

[✔] (2) Meine Freundin ; Jaemin ft. RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang