18💫

593 89 11
                                    

I'm looking for a place

I'm searching for a face

Is anybody here I know?

'Cause nothing's going right

And everything's a mess

And no one likes to be alone

Isn't anyone trying to find me?

Won't somebody come take me home?

•Avril Lavigne•


Ryujin hanya berjalan tak tentu arah, pikirannya kacau, dan ia memilih mengosongkannya, tidak peduli bagaimana langit mulai nampak jingga sebab fajar sudah menyingsing. orang-orang memulai aktivitasnya, menatap heran pada dirinya yang jelas nampak kacau, mata cantik yang masih terus mengucurkan air mata dengan tatapan kosong, seorang diri. beberapa orang sempat menunjukkan kepedulian, namun Ryujin tolak dengan halus, sebagian lain hanya acuh dengan melayangkan tatapan menghakimi, menyiratkan anggapan bahwa apa yang Ryujin lakukan terasa tidak pantas.

Tapi Ryujin tidak peduli. Lagipula, bukan keinginannya menjadi sehancur ini hanya karena sebuah pesan. Tidak, itu mungkin bukan sekedar 'hanya', pesan itu lebih dari separuh harga dirinya yang terasa tidak dihargai.  di titik ini Ryujin merasa ragu akan semua hal, ia meragukan dunia yang nampaknya tidak berniat memberi kebahagiaan padanya, lebih tepatnya pada hubungannya dengan Jaemin. Bodohnya, ia jutsru mengharapkan hal paling mustahil; kehadiran Jaemin di sisinya, sekarang juga.

Matahari semakin naik dan Ryujin belum berniat berhenti, hingga ia menyadari bahwa jalanan sudah begitu ramai dan ia hampir menjadi pusat perhatian. Merasa tidak nayaman, Ryujin memutuskan untuk mengunjungi sebuah minimarket untuk sekedar mendapat sebotol air mineral, tenggorokanya kering akibat terlalu banyak menangis, dan untungnya ia membawa dompetnya, hanya ponsel saja yang ia tinggal. agaknya ia menyesal meninggalkan benda pipih itu di sana. bagaimana kalau nanti mobilnya diderek dan ia tidak bisa dihubungi? ah, masa bodoh dengan itu, yang terpenting sekarang ia perlu tempat untuk beristirahat, demi Tuhan ia lelah sekali, entah seberapa jauh ia melangkah, yang pasti itu memakan waktu cukup lama. Sebuah taksi terhenti dan Ryujin memilih pergi, dengan menyebutkan alamat yang tidak seharusnya ia datangi sekarang, apartement Jeno.

Matahari sudah naik sempurna, hampir-hampir berada di puncak, namun Jeno dan Haechan masih belum juga menemukan titik terang dari pencarian mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari sudah naik sempurna, hampir-hampir berada di puncak, namun Jeno dan Haechan masih belum juga menemukan titik terang dari pencarian mereka.

"Balik aja dulu lah, lanjut ntar." Kata Jeno sambil menyandarkan tubuh ke jok mobilnya.

"Gue ngikut lo dulu, dong. Udah jauh banget dari rumah."

Setelah mengiyakan, Jeno segera tancap gas menuju apartemennya. Tahu apa yang menyambut mereka di balik pintu unit 423?

[✔] (2) Meine Freundin ; Jaemin ft. RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang