20💫

790 105 23
                                    

Show me the meaning of being lonely

Is this the feeling I need to walk with?

Tell me why can't I be there where you are

There's something missing in my heart.

•Backstreet Boys•

Tiga ketukan pintu terdengar cukup nyaring di malam yang senyap. Yangyang pelakunya, mengetuk pintu kamar sang housemate yang ia yakini tengah menyibukkan diri dengan setumpuk pekerjaannya. Ketukan lain ia layangkan, hanya untuk mendapati keheningan. Yangyang yakin Jaemin mendengarnya, barangkali lelaki itu hanya sedang terlalu fokus dan malas memberi respon.

"Gua mau balik ke Düsseldorf, ada acara keluarga, baliknya Senin pagi. Gua tinggal, ya. Hati-hati lu di rumah."

Seusai berucap demikian, Yangyang berlalu menuju garasi rumahnya untuk segera pulang ke rumah keluarganya. Ia bisa menebak, acara makan malam yang diadakan besok pasti untuk membahas tanggal pertunangannya, atau lebih parahnya pertunangan dilaksanaan malam itu juga. Tidak ada yang tidak mungkin untuk keluarganya.

Sementara Jaemin yang ditinggalkan hanya menatap kosong layar macbooknya. Bagian skripsi yang sedang ia baca sedikit lagi selesai, tapi ia tidak punya rencana apapun setelahnya.

Semenjak putus dari Ryujin hampir setahun yang lalu, Jaemin sama sekali berubah, ia menarik diri dari lingkup sosialnya. Hidupnya masih dikelilingi banyak orang, tetapi ia merasa dirinya kosong. Dengan perasaan kesepian itu ia harus tetap melanjutkan hidup, seolah rasa sepi itu adalah bagian dari dirinya yang memang harus berjalan beriringan dengan kehidupannya. Jaemin hanya sepenuhnya fokus pada kuliah, demi wisuda yang ingin disegerakan. Selama itu pula Jaemin membuat janji pada dirinya sendiri untuk tidak pernah pulang ke Indonesia sebelum menerima ijazah.

Lalu sekarang, akhirnya ia berada di ujung perjuangan panjangnya. Pekan depan adalah jadwal sidangnya, ia cukup percaya diri sebab kedua dosen pembimbingnya juga menaruh harapan positif padanya.

Jaemin menata barangnya, berniat menyudahi sesi belajarnya untuk beristirahat. Merebahkan dirinya, ia memejamkan mata dan sesekali menghela nafas panjang.

Pikiran tentang apa yang harus ia lakukan setelah selesai dengan semua ini mulai menggentayangi. Bekerja, tentu saja. Ayahnya sudah menyiapkan ruang di perusahaan untuknya, walau masuk sebagai keturunan dari pemilik perusahaan, tidak lantas membuat Jaemin langsung naik ke posisi teratas, ia tetap akan menjalani semuanya dari nol sebagai karyawan biasa. Ia juga sudah dengan keras meminta untuk tidak mendapatkan keistimewaan apapun nantinya, sudah cukup proses masuknya saja yang terjamin, tidak dengan pekerjaannya nanti.

Tapi tentu saja bukan itu yang menjadi beban pikirannya, melainkan Ryujin. Jujur saja Jaemin tidak sedikitpun melupakan perasaannya pada perempuan itu. Memang kenyataannya mereka seperti orang asing yang tidak pernah lagi bertukar sapa, tapi Jaemin masih dan selalu mencari tahu kabar Ryujin walau hanya sekedar dari akun instagramnya saja, sebab Jeno sudah menolak permintaan tolongnya habis-habisan, katanya ia hanya perlu move on dan menjalani hidupnya tanpa dibayangi eksistensi Ryujin lagi, karena perempuan itu kelihatannya sudah lebih dulu melakukannya setelah melewati fase hancur yang ia bagi bersama Jaemin sendiri. Tapi tentu saja tidak bisa.

Hidupnya tanpa Ryujin sepenuhnya terasa hambar. Perasaannya seolah layu, menolak mekar kembali jika bukan bersama perempuan itu.

Ini akhir pekan, tentu saja Jaemin tidak punya jadwal lain, jadi ia memutuskan kembali memeriksa akun instagram Ryujin, dan secara kebetulan menemukan unggahan baru dari akun itu, 2 jam yang lalu.

[✔] (2) Meine Freundin ; Jaemin ft. RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang