19💫

653 93 25
                                    

Don't wanna lose you now
Baby, I know we can win this
Don't wanna lose you now,
No and ever again
I've got this feeling that you're not gonna stay
It's burning within me
The fear or losing of slipping away
It just keep getting closer

•Backstreet Boys•

DOUBLE UPDATE Y'ALL!! (ceritanya sedang bayar hutang akibat hiatus terlalu lama)

(!) a bit slow, semoga tidak bosan^^

Ketika Ryujin mengira Jaemin sedang menangis, perempuan itu tidak salah. Jaemin benar-benar sedang menangis sendirian di kamarnya, tiada habis neratapi kebodohannya. Bahkan Yangyang sekalipun tidak ia izinkan masuk mengganggu waktunya. Makan malam sengaja ia lewatkan sebab tidak ada gairah untuk menyantap apapun, semua yang ia inginkan adalah Ryujin. Pikiran gilanya sempat hampir memesan tiket pesawat untuk bertolak ke Indonesia saat itu juga, beruntung Yangyang segera menyadarkan Jaemin dari kegilaannya.

"Terserah lu mau nangis kek, salto atau ngapain aja lah, asal jangan balik ke Indo dan jangan bunuh diri." Itu sepenggal kalimat peringatan dari Yangyang.

Pada akhirnya Jaemin seperti orang gila yang kebingungan, nomornya diblokir Ryujin, mencoba menghubungi dengan nomor Yangyang, ternyata memang tidak aktif.

Hingga ketika ia merasa sudah di ujung rasa frustrasi, Tuhan seakan menjawab semua kekhawatirannya, Ryujin menghubunginya lebih dulu, membuatnya tanpa pikir panjang segera menerima panggilan itu dan reflek memanggil nama kekasihnya itu, tanpa peduli pada suara paraunya yang terdengar sangat menyedihkan.

"Halo, ayo ngobrol."

"Je, aku minta maaf. Sumpah semuanya nggak kayak yang kamu pikir. Aku bakal jelasin semuanya, jadi tolong kamu dengerin, ya?" Ucap Jaemin panik, seharian ia mati-matian menunggu momen ini, ia harus meluruskan semuanya. Tapi ketika kekehan terdengar dari seberang, ia mengerutkan dahinya heran, "Je?" panggilnya untuk memastikan kalau perempuan di seberang sana sungguhan Ryujin.

"Aku udah denger semua dari Ardan, aku percaya kok."

Jaemin semakin bingung.

"Kalo gitu berarti kamu maafin aku?"

Lagi-lagi terdengar tawa pelan, membuat Jaemin merinding sendiri, Ryujin baik-baik saja, kan?"

"Kenapa enggak? Semua cuma salah paham, Davin. Justru aku yang minta maaf udah bikin panik seharian ini."

Jaemin menggeleng cepat, walau Ryujin jelas tidak bisa melihatnya, "Enggak, kok. Itu wajar, kamu pasti shock banget."

"Haha, iya" another laugh.

Seharusnya Jaemin merasa senang karena mendengar tawa Ryujin, tapi entah kenapa perasaannya berkata sebaliknya, ia merasa tawa itu sama sekali palsu dan Ryujin sedang menyembunyikan sesuatu.

Dengan hati-hati dan sedikit tidak tahu diri, Jaemin memberanikan diri bertanya, "Kita baikan, nih?"

Kali ini Ryujin terdiam, cukup lama.

"Iya, kita baikan-"

Jaemin hampir merasa lega namun kalimat Ryujin berikutnya seolah menghancurkan semua ekspektasinya.

"Tapi, mulai sekarang kita masing-masing aja ya?"

Giliran Jaemin terdiam, ia mematung, otaknya tiba-tiba lamban dalam memproses informasi. Atau sebenarnya ia sudah menangkapnya dengan jelas namun dirinya dengan keras menolak informasi itu, berharap bahwa telinganya salah dengar, atau sekalian saja Ryujin yang salah bicara. Intinya, ia menolak menerima bahwa Ryujin baru saja berucap demikian dan ia mendengarnya dengan jelas.

[✔] (2) Meine Freundin ; Jaemin ft. RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang