Alvi menyerah. Ia akhirnya menutup aplikasi game serta tak lupa mematikan komputernya. Sepertinya rencana untuk menaikkan ranking di game tersebut tidak dapat ia laksanakan dengan baik. Alvi sudah berusaha sebisa mungkin agar ia tak kalah, tapi tetap saja ia kalah. Musuhnya terlalu jago. Padahal Alvi sudah memainkan game ini selama berjam-jam sampai ia lupa untuk keluar dari kamarnya. Sayangnya tetap saja tak bisa mengubah fakta jika ia kalah. Akibat dari rencananya yang kacau balau, Alvi pun memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum ia melanjutkan permainan nya.
Alvi kini tengah tidur-tiduran di ranjangnya. Punggungnya terasa pegal, mungkin dikarenakan posisi yang salah selama ia main berjam-jam lamanya. Setelah merasa mendingan, Alvi baru merasa ada sesuatu yang kurang. Ia baru ingat bahwa ia belum menyentuh HP-nya lagi karena sibuk bermain. Kedua tangannya yang bebas segera mencari benda itu. Seingat Alvi, benda tersebut ia lemparkan ke atas ranjang. Tapi sejak tadi ia berbaring di ranjang ini, ia belum melihat wujud benda itu.
Alvi pun bangun dari posisinya, kemudian mulai mencari HP-nya. HP itu akhirnya ia temukan terselip di antara ranjang dan bantalnya. Setelah menemukannya, ia pun membuka HP itu untuk mengecek apakah ada sesuatu yang penting. Sembari mengecek hal penting itu, ia pun membuka aplikasi media sosialnya untuk mengusir kebosanan. Ketika ia membuka LINE, banyak notifikasi yang muncul. Mulai dari iklan spam yang tidak penting hingga pengumuman serta tugas yang diberitahu di grup kelas.
Sesungguhnya ia malas sekali untuk membuka itu semua, terlebih lagi jika itu isinya tidak penting. Alvi hanya membaca hal-hal yang penting saja, sehingga sering sekali ia mengabaikan suatu pesan jika ia menganggap hal itu tidak terlalu penting. Melihat banyak pesan yang menumpuk, Alvi hanya membacanya sekilas dan membalasnya jika diperlukan.
Tiba-tiba matanya tertuju pada suatu titik yang ada di layarnya. Di bagian itu terdapat sebuah chat dari Elnia yang dikirimkan sekitar 2 jam yang lalu.
‘Alvi.’ Tulis Elnia dalam pesan itu.
‘Kenapa?’ ketik Alvi dari HP-nya kemudian memencet tombol kirim.
Setelah pesan itu terkirim, ia menunggu balasan dari Elnia sambil membuka aplikasi sosial media lainnya, seperti Instargram. Jempolnya bergerak dari bawah ke atas secara bergantian menyentuh layar yang menjadi tanda bahwa ia sedang melihat berbagai postingan yang ada di beranda. Berandanya berisi banyak postingan dengan berbagai tema. Ada postingan tentang gambar yang lucu-lucu, ada yang berisi video anjing yang lari ketakutan hanya karena seekor kucing, ada juga foto selfie dari teman yang ia follow.
Ketika melihat-lihat postingan yang ada, Alvi menemukan sesuatu yang menyita perhatiannya selama beberapa menit. Mantan pacarnya memposting sebuah postingan baru sekitar enam jam yang lalu. Terlihat di postingan itu foto selfie mantan nya—yang menurut Alvi—makin cantik.
Ia tahu bahwa mantan pacarnya itu adalah tipe yang jarang memposting sesuatu di Instagram, terutama foto selfie. Tapi, saat ia tahu bahwa mantan nya itu memposting itu ia heran. Ada sesuatu apa yang membuat mantan nya itu memposting fotonya di Instagram? Sungguh Alvi penasaran dengan alasannya. Sayangnya ia tak bisa melakukannya karena ia dan mantannya itu putus dengan cara yang kurang baik sehingga hubungan mereka menjadi renggang.
Alvi sudah berpacaran dengan Alifa selama hampir dua tahun. Mereka berdua sudah berpacaran sejak kelas 2 SMP karena saat itu Alvi dengan Alifa bersekolah di SMP yang sama. Sebenarnya Alvi sendiri tidak ingat jelas kapan tepatnya ia dengan Alifa berpacaran karena pada saat itu Alvi tidak tahu apa yang terjadi.
Ketika ia sedang sibuk bermain game di kelasnya, tiba-tiba datanglah seorang perempuan ke tempat duduknya dan menyatakan bahwa perempuan itu menyukai Alvi dan meminta Alvi untuk berpacaran dengannya. Alvi yang saat itu tidak mengerti situasinya ditambah dengan posisinya yang masih berfokus bermain langsung menggangguk mengiyakan. Hingga pada keesokan harinya ia baru sadar bahwa ia benar-benar telah berpacaran dengan gadis itu, Alifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Harap Kau Tahu
RomanceElnia terkejut ketika melihat orang yang ada di hadapannya kini. 'Untuk apa orang itu datang kemari? Dalam rangka apa ia kembali kemari? Apakah ia bermaksud untuk meminta maaf... atau..?' pikiran Elnia melayang-layang entah ke mana. Orang yang telah...