GELAP

415 46 2
                                    

Maaf Typo

***


"Oke, jika kamu tetap ingin menikah dan menjadi orang bodoh, terserah. Tapi aku tidak mau lagi mendengar apa pun cerita kamu tentang keluarga mu. Jangan pernah datang mengadu padaku jika suatu saat kamu menemukan kesulitan, aku tidak akan peduli" Pak Raffa menyerah, peruma menasehati Izka untuk membuka mata. Toh dia memang keras kepala. Pak Raffa kemudian keluar dari rumah itu dengan perasaan yang sangat kesal.

"Iz, kenapa kamu biar kan pak Raffa pergi, ayo kejar. Minta maaf dan jelaskan kalau kita hanya sedang main-main" Desak Daniel

"Iya Iz, kejar dia. Jangan sampai dia marah. Bicara lah dengan baik-baik" Tambah Rani.

Izka mendesah kasar "Tidak. Aku tidak akan minta maaf. Aku tidak salah apa-apa sama dia"

"Tapi Iz, bagaimana kalau dia marah padamu dan memecat mu, dia adalah bos kamu. Ayo sayang, kejar dia, minta maaf dan jelaskan semua" Bujuk Daniel.

"Iz, pak Raffa itu sudah baik banget sama kamu, kamu jangan sampai membuat dia marah" Imbuh Rani.

"Biar kan saja, aku sudah tidak mau lagi bekerja dengan dia. Aku mau berhenti" Tegas Izka lebih.

Daniel dan Rani saling bertatapan gelisah, berusaha mencari kalimat untuk menenangkan Izka.

"Kamu jangan berhenti. Menemukan bos sebaik pak Raffa itu langka banget Iz. Kalau Kamu berhenti belum tentu kamu akan mendapatkan pekerjaan seperti sekarang" Nasehat Rani.

"Biarkan saja, toh sebentar lagi aku dan Daniel akan menikah. Aku akan fokus menjadi ibu rumah tangga mengurus semua keperluan Daniel, biar Daniel yang bekerja dan menafkahi keluarga kecil kita. Bukan kah itu sangat menyenangkan?" Izka sangat tenang mengungkapkan keinginan nya.

Daniel memegang tangan Izka, dengan lembut mengarahkan Izka duduk kemudian berlutut di depan nya "Sayang, kamu kan tau sendiri pekerjaan aku hanya karwayan biasa, gaji ki sangat kecil, tidak akan cukup untuk biaya hidup keluarga kita"

Izka tersenyum kecut, lama kelamaan senyum nya berubah menjadi tawa tapi di barengi dengan air mata.

"Kenapa baru sekarang aku sadar, bodoh banget!!!" Maki Izka pada dirinya sendiri dengan tawa palsu nya.

Daniel dan Rani kembali bertatapan heran.

"Iz, kamu kenapa?" Tanya Rani pelan.

"Kalian pulang lah, dan jangan pernah lagi datang ke sini. Pernikahan yang pernah kita rencanakan, anggap saja tidak pernah ada" Lirih Izka menyeka air mata nya.

"Loh, kenapa begitu? Kenapa kamu berubah fikiran?" Tanya Rani

"Sayang, tenangkan diri dulu. Kamus edang emosi, jadi fikiran mu tidak jernih" Bujuk Daniel.

"Aku memang bodoh, sangat bodoh karena telah mempercayai kalian. Dan lebih bodoh lagi karena telah jatuh cinta sama kamu yang ternyata hanya menipu aku" Izka kehilangan kendali emosi nya, kini dia sadar betapa jijik nya mencintai seseorang yang menipu dirinya sendiri.

"Izka, kamu salah paham. Ini tidak seperti yang kamu fikirkan. Dengakan dulu penjelasan aku" Daniel mencoba merebut kembali kepercayaan Izka.

"Keluar... Keluaaaaar" Teriak Izka dengan lantang.

Kemudian sebuah benda tumpul mengenai kepala nya hingga dia pingsang.

Rani, dengan nekat memukul kepala Izka memakai patung pajangan.

"Apa yang kamu lakukan?" Bentak Daniel pada Rani.

Rani panik membuang patung pajangan itu ke lantai " Aku tidak punya pilihan, dia sudah tau rencana kita" Bela Rani.

"Tapi kamu memukul nya, bagaimana kalau dia kenapa-kenapa"

Rani memegang kepala nya yang terasa pening "Cepat ikat dia, sekap dia di dalam gudang rumah ini. Buat dia menandatangani dokumen penjualan rumah dan mobil nya, setelah itu kita bisa kabur dari sini selama nya dengan uang itu. Bukankah itu sudah cukup? "

"Sial" Daniel mengumpat, tapi seperti nya dia tidak punya pilihan selain menuruti perkataan Rani.

Dengan segera Daniel mengambil tali, mengikat Izka dan membawa nya di gudang bawah tanah yang ada di rumah gadis itu.

****

Izka tersadar dengan duduk di atas sebuah kursi kayu, seluruh badan nya kembali terikat dengan tali.

Rani dan Daniel duduk di hadapan nya, memegang kertas dan pulpen. Tatapan mereka berdua tidak ramah lagi, topeng nya telah mereka lepas dan menunjukkan wajah aslinya.

Izka bahkan lebih takut pada mereka sekarang dibanding tiga orang preman yang menyekap nya beberapa hari yang lalu.

"Seandainya kamu diam saja dan percaya pada semua kata-kata ku, ini tidak akan terjadi padamu" Bentak Daniel dengan kasar "Kamu mungkin akan tetap bahagia dan akhirnya impian mu untuk menikah akan terwujud. Tapi... Kamu... " Daniel gagap setelah melihat tatapan sinis Izka pada nya.

"Aku tidak menyangka kamu akan sadar secepat ini, mungkin menghilang mu beberapa hari ini adalah untuk membuntuti kita berdua" Rani menjadi sangat tajam di setiap kalimat nya.

"Tapi tenang saja, sekarang kamu tidak punya siapa-siapa, ibu mu sudah membenci mu begitu pula dengan bos mu. Jadi tidak akan ada yang mencarimu sekarang. Meskipun kami membunuh mu sekarang, mereka tidak akan sadar kalau kamu sudah mati" Setiap kalimat Rani terdengar seperti iblis sekarang.

"Kalau begitu apa yang kalian tunggu, ayo bunuh" Izka menantang kedua nya dalam keadaan tidak berdaya.

"Diam" Bentak kasar Daniel "Kamu tidak perlu khawatir. Aku akan tetap membunuh mu tanpa kami minta, tapi sebelum itu tanda tangani dulu ini" Daniel menyerahkan kertas yang di pegang nya.

Izka tertawa lucu "Bunuh saja aku, lalu tanda tangan di kertas  itu dengan darah ku"

Rani menampar keras Izka yang mengejek nya. "Dasar jalang tidak berguna, kamupikir kami main-main. Kamu bahkan sudah tidak berdaya sekarang"

Izka terus saja tertawa. Meskipunjelas air matanya berjatuhan tapi dia terus tertawa untuk menertawai kebodohan nya sendiri dan kebodohan kedua orang yang ada di depan nya.

Daniel kehilangan kesabaran, mengambil pisau tajam untuk mengancam Izka.

Belum sempat Daniel mengatakan acaman nya, bunyi gebrak dari lantai atas terdengar. Sepertinya ada orang lain yang masuk.

"Ayo lari" Rani segera menarik tangan Daniel untuk pergi.

"Tapi kita belum selesai" Daniel ragu.

"Kamu mau di penjara, ayo cepat"

Rani dan Daniel kabur melalui pintu pintas bawah tanah. Berselang kemudian langkah kaki terdengar mendekat ke ruangan.

Tiga orang preman yang menahan Izka sebelum nya membuka pintu di mana Izka di sekap. Dan mereka bernafas lega mendapati Izka ada di sana.

"Dia di sini bos, kita menekan dia" Ujar preman kedua dengan senang.

"Sudah ku katakan, dia pasti tidak akan pergi jauh dari rumah nya" Preman ketiga ikut berucap.

"Cepat angkut dia" Perintah preman pertama.

Mereka maju mendekati Izka, bahkan tidak berfikir bagaiman gadis itu bisa berakhir di kursi dengan terikat. Mereka hanya terlalu senang telah menemukan kembali pekerjaan nya yang kabur.

Izka pasrah. Dia terlalu syok untuk mengadu bahwa dirinya hampir saja di bunuh oleh orang dia sangat percaya selama ini.

Bahkan dia terlalu syok untuk percaya mereka melakukan itu pada nya.

Dia hampir menikahi Daniel dan masuk dalam lunang hitam yang kelam. Sementara ibu tiri nya berusaha menolong dia sebelum teejatuh dalam lubang itu. Padahal dia telah membenci begitu banyak pada ibu tirinya karena tidak setuju dengan pilihan nya.

"Sekap saja aku semau kalian, aku janji tidak akan kabur lagi" Lirih Izka membiarkan preman itu mengangkat tubuhnya pergi dari sana.

UNTIED ME #NUBARYOU&I (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang