"Di mana Izka?" Tanya Raffa pada pramugari pesawat pribadi nya.
Pilot sudah mengatakan pesawat akan segera take off tapi Izka masih belum juga muncul. Raffa bahkan tidak pernah melihat batang hidung sekertaris nya setelah kejadian malam semalam. Izka seperti kabur dari nya.
"Tadi dia titip pesan katanya dia akan naik pesawat komersil, penerbangan nya satu jam sebelum kami" Jawab pramugari tersebut.
Raffa berdecak kesal, Izka benar-benar menghindar dari nya bahkan tidak ingin satu pesawat dan memilih pesawat komersil untuk pulang ke indonesia.
Raffa memanggil nomor Izka di hp nya, tapi sayang nya nomor yang dia hubungi tidak aktif lagi. Mungkin karena sudah di pesawat atau memang karena dia sengaja memblokir nomor Raffa.
***
"Di mana Izka?" Tanya Raffa pada staf nya saat melihat meja Izka kosong pagi ini.
Staf nya menoleh ke meja sekertaris "Tadi dia sudah datang pak, mungkin lagi di ke toilet" Jawab staf nya.
Raffa masuk ke dalam ruangan nya, menunggu Izka kembali ke meja nya. Dia sangat ingin bicara dengan sekertaris nya itu. Meluruskan banyak hal yang mungkin sedang menganggu pikiran mereka berdua.
Saat melihat dari jendela kaca Izka sudah kembali ke meja nya, Raffa segera keluar.
Tapi begitu dia membuka pintu ruangan nya, Izka berdiri lagi memegang tumpukan kertas di tangan nya.
"Apa fotocopy nya berfungsi"? Tanya Izka pada salah satu staf.
" Izka" Panggil Raffa tapi Izka pura-pura tuli tidak mendengarkan panggilan bos nya dan terus berjalan.
Kini telpon di meja kerja Raffa berbunyi, dari line yang menyala Raffa bisa mengetahui bahwa itu telpon dari meja Izka. Akhirnya sekertaris nya itu menghubungi nya.
"Masuk lah di sini, aku ingin bicara" Kata Raffa mengangkat telpon tanpa basa basi.
"Maaf pak, saya cuma mau menyampaikan laporan harian, jadwal meeting, dan bahan presentasi bapak sudah aku kirim lewat email. Bapak bisa mengecek nya sekarang" Suara Izka di telpon terdengar formal.
"Aku menyuruh mu masuk ke sini, bawa langsung laporan itu di depan ku dengan tangan mu sendiri" Raffa bersikap tegas, dia mulai habis kesabaran karena Izka terus menghindari nya.
"Maaf pak, saya mau pulang dulu, saya sudah ijin ke HRD" Balas Izka di telpon.
"HRD tidak punya hak mengijinkan mu tanpa sepengatahuan ku. Berhenti minta maaf dan masuk lah ke sini"
Tuutt.. Tuutt..
Izka menutup telpon nya tanpa menggubris perintah Raffa. Dan sekarang dia benar-benar meninggalkan meja nya.
Raffa mengatur nafas nya, dalam hati dia kesal, tapi juga merasa lucu. Izka terlalu jelas menunjukan perubahan sikap nya.
"Kamu tidak akan bisa terus lari dari ku Iz, kenapa sikap mu menjadi sulit, kenapa tidak membuat nya lebih mudah" Gerutu Raffa.
***
Izka tidak punya pilihan lain. Dia bukan tipe orang yang berharap ada keajaiban yang datang pada nya lalu semua masalah nya selesai. Dia hanya selalu mengandalkan dirinya sendiri untuk menyelesaikan masalah nya.
Seperti masalah yang semakin membesar saat ini, hidup nya benar-benar tidak tenang saat preman-preman terus datang di depan rumah nya untuk mengingatkan tenggang waktu pembayaran utang Daniel 3 hari lagi atau dia akan menemui masalah yang semakin besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTIED ME #NUBARYOU&I (SELESAI)
RomanceNulis Bareng YouandI publisher Rate 21++ Izka yang tadi nya sudah menghapus air mata nya, kini mewek lagi " Bapak benar, ternyata Daniel hanya menipu ku. Dia hampir saja membunuh ku saat aku mengetahui semua kebenaran nya dan membatalkan pernikahan...