06

217 26 0
                                    

Hyewon akhirnya sampai di garis finish, ia berjingkrak-jingkrak senang. Ia berhasil mengalahkan lawannya dengan perbedaan beberapa detik. Arin dan Seunghee berlari kearahnya dan langsung memeluk gadis itu erat.

"Chukhae!" Seru Arin senang. Hyewon mengangguk seraya tersenyum lebar saking senangnya. "Janji harus tetap dilaksanakan." Mendengar penuturan Seunghee, gadis itu terkekeh lalu mengangguk.

"Tenang saja, aku tidak pernah mengingkar janji ku." balasnya. Dari jauh, Yeonjun tersenyum. Paling tidak, Hyewon tersenyum lebar seperti itu untuk saat ini. Karena ia tidak akan tahu seperti apa kedepannya.

"Oh iya, kalian melihat Yeonjun?" Arin mendongak, tidak biasanya Hyewon mencari kak Yeonjun. "Halo~ Arin, dengar aku tidak?"

"Hyewon, kau ada hubungan apa dengan kakak Arin?" Gadis itu menoleh, ia menatap Seunghee. "Ah, kau belum mengetahui siapa calon suami ku, ya. Dia itu Choi Yeonjun, kakak Arin."

Seunghee membelalakkan matanya terkejut, sebelum gadis itu berteriak, dengan sigap Hyewon menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "Jangan berteriak, ini rahasia." bisiknya.

Temannya itu hanya mengacungkan jempolnya, Hyewon menarik tangannya dan memandang Arin yang diam ditempat. "Ada apa? Kau sakit?" Arin menolehkan kepalanya, sedetik kemudian ia tersenyum dan menggeleng.

"Tidak, aku baik-baik saja. Kau harus mentraktir kami sekarang! Ayo ke kantin," ajak Arin. Ia menarik lengan kedua temannya menuju kantin.

<<<>>>

Saat ini Yeonjun sedang mengecek busur yang akan dipakainya dalam perlombaan, lelaki itu mencalonkan diri karena adiknya yang memaksa. Yeonjun tidak mengikuti lomba apa-apa, maka dari itu ia diomelin adiknya karena tidak menyertakan dirinya dalam perlombaan sama sekali. 

"Yeonjun, kau sudah siap?" Seorang panitia lomba mengingatkannya, lelaki itu mengangguk siap. Sebenarnya ia tidak begitu tidak yakin dengan mengikuti lomba panahan, padahal ada sepak bola, basket, atau pertandingan yang lebih cocok untuk dirinya. Tapi, karena pria itu sudah terlanjur ikut, ia tidak bisa mundur begitu saja. Bisa-bisa Arin tidak berhenti memarahinya nanti.

"Junhyuk, kau sudah siap?" Yeonjun menoleh ke kiri, dimana lawannya akan bertanding dengannya. Pria itu tahu siapa Junhyuk, tidak heran karena lelaki itu adalah idol yang terkenal disekolahnya. "Ne," jawab Junhyuk dengan senyuman tipis.

Begitu pembawa acara berbicara, jantung Yeonjun berdetak dengan cepat. Lelaki itu terlihat gugup, tapi ia berusaha menghilangkannya dengan menghela napas berkali-kali. Seperti yang adiknya ajarkan padanya. Arin begitu penyayang dan perhatian, sama seperti ibu mereka. Hanya saja, sifatnya lebih terlihat dewasa dibanding dirinya. Sungguh memalukan.

Junhyuk menolehkan kepalanya dan mengacungkan jempolnya, ia menghela napas dan kemudian membidik target. Dan pria itu berhasil mendapatkan skor tinggi, membuat Yeonjun menelan salivanya.  

"Kak Yeonjun! Yang serius," tidak jauh, Arin meneriakkan nama kakaknya. Yeonjun hanya memutar matanya malas. Tapi, begitu ia melihat salah satu dari kedua teman dekat adiknya yang sangat dikenalnya akhir-akhir ini membuatnya tersenyum lebar. Seunghee? Tentu saja bukan, melainkan Kang Hyewon. Calon isterinya, mungkin.

Yeonjun pun menarik tali, menyipitkan matanya dan membidikkan busur ke target dengan serius. Ia pun melepaskannya dan.. gotcha! Pria itu mendapatkan poin paling tinggi. Mengalahkan Junhyuk, lawan mainnya.

"Yeay! Kak Yeonjun, jjang!" Teriak Arin senang. Bahkan siswi-siswi bersorak riang melihat Yeonjun mendapatkan point tertinggi. 

Hingga pada akhirnya Yeonjun memenangkan pertandingan. Arin berlari kecil kearah kakaknya dan langsung memeluknya erat. "Kak, kau sungguh pandai." Gadis itu melepaskan pelukannya dan menatap Yeonjun dengan senyuman lebar. "Aku bangga pada kak Yeonjun."

Yeonjun yang mendengarnya terkekeh, ia mengacak rambut adiknya gemas. "Terima kasih, aku akan selalu mengingat perkataanmu barusan."

Hyewon dan Seunghee pun mengucapkan selamat. Tetapi, setelah mengucapkannya, Hyewon mendatangi Junhyuk yang tidak jauh dari mereka. Yeonjun menatap kepergian gadis itu, awalnya ia bingung kemana teman dekat adiknya itu bakal pergi. Namun, begitu melihat Hyewon menghampiri lawan mainnya, ia merasa cemburu.

Arin pun yang sadar hanya berdehem, Yeonjun seketika mengalihkan pandangannya dari Hyewon dan Junhyuk. Ia tertangkap basah oleh adiknya sendiri. "Kak, jika cemburu, bukankah kau harus menjauhkan keduanya?"

Seunghee dan Yeonjun menoleh secara bersamaan, "kau sudah tahu, 'kan? Jika Hyewon akan jadi kakak ipar ku?" Seunghee mengangguk sebagai jawaban.

"Kak Yeonjun, karena aku menangkap kakak melirik kearah mereka, aku yakin kakak cemburu 'kan? Tenang saja, keduanya hanya teman dekat. Seperti kami," ujar Arin dengan senyuman. Ia tahu begitu mendapati kakaknya memandang datar Hyewon dan Junhyuk saling tertawa dari sana.

Wajah Yeonjun mendadak merah, ia malu sekali mendengar adiknya berbicara seperti itu padanya. "Hahaha, kak Yeonjun lucu sekali. Kalau begitu, kami pergi dulu, ya." Arin terkekeh dan mencubit pipi sang kakak gemas. "Jangan cemburu lagi," ucapnya kemudian, menggoda Yeonjun dengan tatapan menjengkelkannya.

 Yeonjun yang merasa tidak terima menatap adiknya kesal dan mencibir tidak jelas. "Menyebalkan sekali mempunyai adik kurang ajar sepertinya." gumamnya.

<<<>>>

"Hyewon," Junhyuk menyimpan busur panahannya dan menatap Hyewon. "Ah.. kau melihatku, ya? Maaf, aku kalah, padahal poinnya tidak berbeda jauh."

Hyewon mengibaskan tangannya dan tersenyum, "permainan mu sangat bagus tadi, sudahlah, tidak perlu khawatir. Menang atau kalah itu tidak masalah, yang penting berjuang." Mendengar ucapan Hyewon membuat lelaki itu tersenyum hangat lalu terkekeh, tangannya terangkat ke puncak kepala gadis itu.

"Kau lebih muda dariku tapi sikapmu sangat dewasa, aku kagum." Hyewon ikut terkekeh, ia menjauhkan tangan Junhyuk dari puncak kepalanya. 

"Junhyuk-ah, aku akan.." jari Hyewon bergerak seolah menyuruhnya mendekat. Junhyuk hanya menurut, Hyewon pun membisikkan sesuatu ditelinganya. "Tidak, lupakan saja."

Junhyuk mengerutkan dahinya, "ada apa, hm?"

Hyewon menggeleng, "tidak lupakan saja." Ia mengurungkan niatnya untuk memberitahukan yang sebenarnya pada Junhyuk bahwa ia akan menikah dengan Yeonjun. "Kau tahu, kau adalah teman yang terbaik yang ku punya selain Seunghee dan Arin."

Junhyuk yang mendengar perkataan Hyewon tersenyum lebar, "apa-apaan itu? Tentu saja aku teman baik mu." Tanpa aba-aba Junhyuk memeluk Hyewon dengan erat, seperti tidak ingin melepaskannya sedikit pun.

Yeonjun yang tidak tahan karena keduanya tidak berhenti berpelukan melerai keduanya, Junhyuk dan Hyewon tentu terkejut dibuatnya. "Yeonjun? Apa yang kau lakukan?" tanya Hyewon. 

"Kau tidak tahu apa yang aku lakukan? Tentu saja memisahkan kalian berdua," jawab Yeonjun menahan amarahnya. Ia cemburu, melihat keduanya berpelukan dan mendapatkan banyak perhatian membuatnya kesal.

Taehyun menghampiri ketiganya, "Junhyuk, ikuti aku." titahnya. Mau tidak mau, Junhyuk mengikuti Taehyun yang pergi entah kemana.

Hyewon menatap Yeonjun tajam, "ya! Kau cemburu?" 

"Tentu saja tidak." Elak Yeonjun. Wajahnya tiba-tiba menjadi merah, menimbulkan tawaan bagi Hyewon. "Iya, aku tahu kau cemburu."

Kenapa harus Hyewon yang akan menjadi pendamping hidupku?! Sungguh, dia sama menyebalkan seperti Arin. Gerutunya membatin. 

<<<>>>>

I Love U | Choi YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang