24

236 13 0
                                    

Hyewon melambaikan tangannya begitu Arin dan Hueningkai akan pulang bersama. Saat ini, ia berada di parkiran depan mobil Yeonjun. Pemilik mobilnya belum datang, jadi ia hanya bisa menunggu.

"Oh, kurasa aku bertemu dengan mu lagi?" Hyewon mendongak kearah kanan, ia melihat wajah yang sangat tidak asing baginya. "Annyeong Hyewon,"

Senyuman evil yang ditunjukkan kepadanya membuat Hyewon ketakutan, "sedang apa kau disini? Bu-bukankah kau a-ada di Wellington?"

"Ah, aku lupa memberi kabar baik padamu. Kakakku mengeluarkan ku dari sana, kau tidak perlu tanya bagaimana. Sekarang, kau ingin bermain dengan ku?"

Hyewon meneguk salivanya kasar, dibelakang tangannya bergerak. Meski ia tidak melihat, ia mencoba mengingat tombol-tombol tanpa memperhatikan ponselnya. Gadis itu mencoba untuk menghubungi Yeonjun. Jujur saja, ia takut.

"Kau tidak mau? Bukankah aku ini kakak mu, hm?"

Hyewon menggeleng samar, perlahan ia berjalan mundur. "Pergilah Aera, ka-kau bu-bukan kakakku."

"Padahal aku sudah menganggap mu saudari ku, sedih sekali. Sebagai gantinya, kau harus ikut dengan ku sekarang!"

"Akh!"

Prang!

Ponsel Hyewon jatuh di tanah, tangan kanan yang awalnya memegang ponsel kini ditarik keras oleh Aera. Hyewon tidak dapat melepaskannya, rasa genggaman Aera sangat sakit dan terlalu keras.

"Le-lepaskan," Hyewon mencoba untuk berontak tapi sangat sulit. Hingga tidak sadar, seseorang dari jauh merekam keduanya sampai Hyewon memasuki mobil Aera pergi dari sana.

"Dapat," ucap orang tersebut lalu ikut pergi mengikuti mobil yang dibawa keduanya entah kemana.

<<<>>>

Yeonjun yang selesai latihan mengerutkan alisnya, ia tidak melihat tanda-tanda Hyewon di sekitar parkiran. Padahal ia pernah berkata pada isterinya itu untuk tetap menunggu dan jangan kemana-mana setelah pulang.

Drrt.. drrt!

Getaran dari ponselnya membuatnya terkejut, ia dengan segera mengangkatnya tanpa melihat siapa yang meneleponnya. "Yeobosseo?"

"Apa anda atas nama Yeonjun?" Suara perempuan terdengar dari sana, Yeonjun tidak tahu siapa pemilik suara tersebut. Ia melihat ponselnya yang menampilkan nomor yang tidak di kenal.

"Iya? Ada apa, ya?"

"Kau tahu, isteri mu Hyewon diculik seorang gadis yang seumuran dengan mu."

Yeonjun terkejut bukan main, ia tahu siapa dalangnya. "Kau tahu dimana mereka?"

"Tentu, aku akan mengirimkan lokasinya sekarang."

"Baiklah terimakasih," Yeonjun mematikan sambungan teleponnya dengan orang yang sangat asing menurut pendengarannya.

Ia tidak bisa diam saja, Aera harus dipenjarakan kembali dan tidak boleh keluar meski dilakukan cara apapun untuk membebaskannya. Karena ia terus saja berulah.

"Menyebalkan sekali,"

Ting!

Sebuah pesan muncul, Yeonjun tersenyum begitu mendapatkan lokasi Hyewon. Tidak jauh dari sekolahnya. Baru saja ia melangkah, ia tidak sengaja menginjak sesuatu.

Yeonjun menatap kebawah, "eoh? Bukankah ini ponsel Hyewon?" Lelaki itu mengambilnya segera dan masuk ke mobil. Ia tidak boleh fokus hal lain, ia sekarang harus fokus pada Hyewon.

I Love U | Choi YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang