19

124 14 1
                                    

"Kalian-- maksud ku, kau dan Hyewon ada hubungan apa?"

Yeonjun menoleh melihat Felix selesai mengganti pakaian, "oh, sebenarnya ini rahasia. Tapi, kepala sekolah sudah tahu bahwa kami sudah menikah."

"Ya?!" Felix membulatkan matanya, "ka-kalian sudah menikah?"

Yeonjun menganggukan kepalanya tanpa berekspresi, "kenapa? Kau begitu terkejut, ya? Aku saja yang dijodohkan dengan Hyewon tidak sampai terkejut begitu." Ucapnya santai. Padahal nyatanya dia sangat kaget waktu mengetahui keduanya akan menikah.

"Ah, kalian dijodohkan, aku kira.."

"Tidak, aku tidak mungkin melakukan hal yang tidak-tidak. Aku masih menjaga harga diri ku."

"Kalian serasi, semoga kalian tetap bersama hingga akhir." Yeonjun tersenyum mendengarnya.

"Terima kasih, kau cepatlah cari kekasih. Kau ini tampan, tidak mungkin perempuan di sekolah kita tidak ada yang tidak menyukai mu."

Felix tersenyum kecut, ia menyadari bahwa dirinya ini bukanlah apa-apa. Bagaimana mau mencari pacar? Ia saja sering sekali di bully baik pihak laki-laki maupun perempuan. Pasti banyak perempuan yang tidak menyukai seseorang yang sering di bully.

Yeonjun yang melihat ekspresi wajah Felix menyadari ucapannya, "ah, maaf, mulut ku memang kadang perlu di filter terlebih dahulu."

Felix tersenyum kikuk, entah kenapa ada rasa cemburu. Tapi, ia tidak boleh egois. Hyewon sudah memiliki pasangannya, ia tidak boleh mengganggu hubungan keduanya.

"Kalau sudah selesai, aku duluan. Hyewon pasti menggerutu di mobil. Sampai jumpa Felix," Yeonjun melambaikan tangannya dan tersenyum sebelum pergi.

Felix menghela napas begitu Yeonjun sudah tidak terlihat lagi di matanya. "Hyewon sudah bahagia bersama Yeonjun. Seharusnya aku mengungkapkannya lebih dahulu,"

Felix menghela napasnya kembali dengan gusar, ia terlambat mengungkapkan perasaannya pada Hyewon. Tapi, ia senang Hyewon bersama orang yang tepat dan mampu menjaganya dengan baik.

<<<>>>

Sesampainya di dalam mobil, Hyewon membuka ponselnya. Ia sengaja tidak mengunci pintu mobil karena sedang menunggu Yeonjun datang. AC mobil tidak akan jalan jika mesin mobil tidak menyala. Meski kunci mobil dipegangnya, ia tidak ingin menyalakan mesin mobil, takut-takut ia tidak sengaja melakukan sesuatu yang tidak diinginkan.

Selama Hyewon menunggu, ia menyalakan ponselnya dan membuka sebuah postingan yang menampilkan Hueningkai bersenang-senang dengan adik iparnya-- Arin.

"Aku harus memberitahu Yeonjun, sepertinya sebentar lagi Arin akan mempunyai kekasih." Ucapnya berbicara sendiri. Sesekali ia mengusap ponselnya yang masih menunjukkan beberapa foto lainnya.

Hyewon senang, ia bahagia melihat senyum terukir di wajah orang-orang terdekatnya.

Tiba-tiba ia teringat bagaimana ia diculik kala itu. Hyewon ditarik oleh seseorang yang mirip dengan Yeonjun. Ia tidak kenal siapa, tapi jika dilihat dari bentuk tubuhnya dan wajahnya, lelaki itu terlihat lebih tua dibandingkan dengan suaminya. Meski hanya beberapa tahun. Itu menurutnya.

"Namanya siapa, ya? Aku lupa sekali. Waktu itu dia pernah menyebutkan namanya sebelum Aera menghapus sebagian memori otakku."

Beberapa menit kemudian, ia tidak kunjung mendapatkan jawaban dari pertanyaannya barusan. Dan Yeonjun masih saja belum menampakkan dirinya.

"Terserah lah, mau namanya sama dengan Yeonjun, atau marganya Choi tidak peduli. Asal ia tidak muncul lagi, wajahnya tampan, bikin mengalihkan atensi saja." Gumamnya mengomel. Ia menaruh ponsel di tangannya dan tertidur sejenak di mobil. Tanpa disadarinya, seseorang membuka pintu dengan lebar dan mengangkatnya keluar.

I Love U | Choi YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang