"Zia, zayka gak ada di bangkunya"
Zia berdecak kesal, zayka lagi zayka lagi. Bosen Zia nyarinya. Dia selalu ngilang bak ditelan bumi. Dan Zia sebagai ketua kelas harus ngubek ngubek sekolahan buat nyari dia. Zia heran dari SMP kenapa zia selalu bareng sama dia bahkan selalu satu kelas! Suram sekali hidup Zia!
Zia berdiri dari bangku sehingga mengeluarkan bunyi yang cukup nyaring.
Krett!
Zia menatap vanisa dengan tajam. "Lo jagain kelas jangan sampe ada yang keluar! Kalo sampe gue tau ada murid yang keluar tanpa sepengetahuan Lo, gue pites badan lo."
"Siap komandan." Vanisa memberikan sebuah hormat pada Zia.
Zia dengan langkah yang pasti Mulai mencari zayka kesana kemari. Semua tempat ia ubek-ubek dia harus cepat-cepat menemukan zayka sebelum pelajaran di mulai atau mereka akan terkena hukuman.
Zia menatap pintu rooftop dengan tajam, dia sudah mencari zayka kesana kemari namun hasilnya nihil. Ini tempat terakhir yang belum dia datangi
Brakk!!
"Seharusnya gue, langsung kesini aja tadi." Ucap Zia ke arah seorang cowok dengan baju yang kusut dan rambut yang acak acakan.
"Eh ibu ketua kelas ada apa pagi pagi nyariin gue?kangen ya?"
"Kangen pala Lo kotak! Lo pagi pagi udah buat masalah, balik ke kelas sekarang! Atau Lo mau gue seret!" Ucap Zia penuh penekanan.
"Daripada Lo seret mending Lo gandeng aja gimana?"
Sumpah ya, anak siapa sih si zayka ini? Ngidam apa coba emak dia bisa ngelahirin anak yang badungnya gak ketulungan kaya gini.
"ZAYKA BALIK KE KELAS SE-KA-RANG!" Teriak Zia dengan satu tarikan nafas. Kayanya zia harus sering-sering ke dokter deh. Takut kena darah tinggi.
Seperti biasa kalo gak ada guru dikelas Zia pasti amburadul. Kaya sekarang ini contohnya. Pak Budi selaku guru sejarah kelas Zia yang dikenal killer itu gak masuk dan itu satu anugerah yang terindah buat kelas IPS 3. Tapi satu bencana buat dirinya karena Zia harus teriak teriak kaya orang gila buat nenangin jelas yang udah kaya pasar tanah Abang ini.
"Senina ini sekolah kenapa dandanan lo menor banget!"
"Silla jangan buang permen karet Lo dibawah mejaa"
"Yasin! Turun Lo dari atas meja sekarang juga!!"
"Ralen masukin gak baju Lo!"
"Pita siniin gak Tipe-X Lo!!"
"Dan Lo berhenti narik-narik rambut gue." Teriak Zia untuk yang kesekian kalinya. Zayka tidak memperdulikan teriakan dari zia dia masih tetap menarik-narik rambut Zia dan menciumnya.
"Rambut Lo wangi." Ucap zayka masih mengendus-ngendus rambut Zia
"Lepasin tanggan Lo dari rambut gue zayka" ucap Zia kesel, gimana gak kesel coba dia tiba-tiba duduk di samping Zia dan main-mainin rambutnya.
"Ihss jangan galak galak kenapa si! Gak takut emang cantik Lo ilang?" Ucapnya tersenyum sambil tersenyum simpul.
"Serah Lo lah kambing" ucap Zia dengan malas. Sabar sabar cewek sabar nambah cantik
Namun Zia dibuat terkejut. Ketika tiba-tiba saja zayka memegang bahu Zia dan membalikkan tubuhnya agar berhadapan dengannya. Zayka menatap Zia dengan serius.
Kenapa ini bocah? Kesambet?
"Zia Lo mau gak jadi mantan gue?"
"NAJIS! gak Sudi gue punya mantan kaya Lo!!" Teriak Zia tepat didepan wajah zayka.
"Berarti Lo mau dong jadi pacar gue" teriaknya dengan sengaja yang mengundang tatapan dari seluruh penghuni kelas.
Karena teriakan zayka yang begitu menggelegar. Semua murid langsung ngenceng-ngencengin Zia.
"Cieeeeeeeeeeeeee. Ziaaa sama zayka cieee"
"Pj.. pj.. PJ woyy"
Zia menatap mereka dengan horor.
"ZAYKA LO MAU MATI YA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZiaZayka[TAMAT]
Short StoryPerjodohan? Terdengar kuno di telinga gadis yang bernama Raenzia. Zia tidak dapat menolak perjodohan disaat kedua orang tuanya sudah memohon. Disini kisah kehidupan zayka dan zia dimulai setelah memiliki Raffa, buah cinta mereka. Kepolosan dan kepi...