kembali kerumah

422 17 0
                                    

Zia membuka sedikit pintu, setelah mendapat izin dari petugas. Tidak ada orang didalam kecuali seorang gadis yang tengah duduk diatas tempat tidur sembari menatap kosong keluar jendela.

Zia melangkah masuk dengan pelan pelan, takut akan menganggu. Ais langsung menoleh saat merasakan ada yang masuk. Beberapa saat Ais langsung memeluk lututnya karena takut.

"Tenang ais! Ini aku Zia" Zia mencoba menenangkan Ais.

Ais mengangkat wajahnya pelan, matanya perlahan-lahan melirik Zia didepannya.

Zia langsung tersenyum senang, "gimana keadaan kamu Ais?" Tanya Zia pelan.

"Kamu mau apa?" Tanya Ais dengan suara pelan, tanpa melihat kearah Zia disampingnya.

"Aku kesini cuma mau jenguk kamu is" ucap Zia. Ais kembali diam membuat Zia merasa tak enak.

Ais mengangguk pelan dan Zia pun langsung tersenyum tipis. Suasana sedikit canggung, Zia malah binggung sendiri apa yang harus ia lakukan selanjutnya.

"Mau dengar cerita aku?" Tanya Ais membuat Zia langsung mengangguk dengan semangat.

"Dulu aku, zayka, Yasin dan Silla udah sahabatan dari masa masih ileran. Kita berempat main bareng bareng. Karena kebetulan rumah kita juga deketan" Ais memulai bercerita membuat Zia tersenyum simpul.

"Dan zayka aku paling Deket sama dia. Karena emang ortu kita udah temenan lama. Gue sering diejek temen temen dulu, tapi zayka selalu rela buat jadi benteng agar mereka nggak bisa nyakitin aku lagi"

"Waktu SMP pun kita sekolah bareng. Dan saat itu kita udah makin dewasa. Pertemanan aku sama zayka bukan hanya sekedar teman biasa. Kita mulai pacaran dan semuanya tampak indah. Tapi semua berubah, karena kesalahan aku sendiri"

"Saat itu aku malah ninggalin zayka, padahal kita udah janji bakal sama-sama terus. Aku ikut orangtua ke Inggris, dan saat itu aku menderita kanker. Aku minder, aku udah binggung mau buat apa, semua orang jauhin aku. Aku Depresi banget"

Ais menunduk, meremas ujung bajunya dengan tangan gemetar, Zia yang melihatnya langsung meraih tangan Ais cemas. "Nggak usah dilanjutin lagi is" Zia mengusap bahu Zia lembut.

"Kamu orang baik Zia, kamu udah ngebolehin suami kamu buat jagain aku, kalau aku jadi kamu aku pasti tertekan" ucap Ais menatap zia.

Ais berbisik pelan, tepat ditelinga Zia. "Jangan pernah ninggalin zayka! Jangan sampai kamu nyesel kayak aku nantinya. Nggak ada yang kebetulan zi. Kasian anak kalian".

Zia termenung, sembari duduk diatas kursi taman yang tampak sepi. Di kepalanya Masih terngiang ucapan Ais tadi.

Sebenarnya Zia ingin bilang pada Ais jika dirinya sudah menyerah. Namun melihat Ais yang sudah makin gemetaran sehingga harus dibius agar kembali tidur, membuat Zia tidak tega dan mengurungkan niatnya.

Zia menghela nafasnya gusar, ternyata menikah diusia labil seperti ini membuat dirinya banyak mengeluh dan tertekan.

***

Zia kembali kerumah yang ditempati dirinya, Raffa dan juga zayka selama ini. Seperti biasanya, keadaannya masih sepi. Tidak ada tanda tanda zayka sudah pulang.

Semenjak Zia mengungkapkan keinginannya pada zayka kemarin, lelaki itu tidak pernah lagi menemuinya bahkan mengangkat telponnya pun zayka enggan. Zia mencoba memaklumi. Mungkin zayka butuh waktu dan wajar jika saat ini dirinya begitu kecewa. Zia sadar itu.

Tapi hati Zia sedikit lega, setidaknya zayka masih baik-baik saja. Kemarin Zia sempat menanyai keberadaan zayka pada Yasin, dan ia bilang jika zayka menginap dirumahnya.

ZiaZayka[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang