Zia sudah siap dengan dress longgar hingga lututnya. Seperti janjinya Minggu kemarin, sebelum berangkat ke Belanda besok ia akan berkunjung kerumah mami dan papi, lebih tepatnya sih rumah calon mantan suaminya untuk sekedar pamit.
"Jadi janda anak satu dong gue." ucap Zia didalam mobil.
Setelah menempuh waktu beberapa saat dengan mengendarai mobilnya. Kini Zia sudah berada didepan rumah sang calon mantan mertua. Rumahnya terlihat sepi.
Zia menekan tombol disamping pintu. Sampai terdengar seseorang membukakan pintu dari dalam. Kedatangan Zia langsung disambut oleh mami letta antusias. Tak lupa memeluk erat Zia yang sudah sangat ia rindukan.
"Maaf ya mi. Zia baru kesini" ujar Zia merasa sungkan.
"Iya nggak papa kok. Mami paham" jawab mami letta maklum.
"Papi mana mi?" Tanya Zia celingukan.
"Papi lagi ada meeting diluar kota. Minggu depan baru pulang" jelas letta.
Zia mengangguk paham, "yaudah, mami sampein aja ya salam dari Zia" pesan zia.
"Iya pasti itu. Zia mau makan apa? Biar mami siapin"
"Zia sih lagi kangen masakan rendang buatan mami" ujar Zia antusias.
Tapi sedari tadi mami letta celingukan mencari keberadaan seseorang yang sangat ia rindukan juga. "Raffa dimana?" Tanya mami letta ragu.
"Raffa sama jezsha lagi jalan jalan sama opanya mi" ucap Zia sungkan.
Senyum diwajah letta memudar, tampak raut kecewa terpampang jelas disana. "Beruntung ya handy sama nella, bisa jagain Raffa setiap hari, ketemu Raffa setiap hari. Padahal besok Raffa kamu bawa ke Belanda. Tapi nggak papa kita bisa video call kan nanti?"
"Iya mi bisa kok" ucap Zia tak enak.
"Yaudah,kamu duduk disini dulu ya. Mami mau masakin rendang buat kamu"
"Zia ikut mi, kita masaknya sama sama. Tadi Zia juga udah beli bahan bahannya kok" tawar Zia.
"Nggak ngrepotin nih?" Canda mami letta
" Ya nggak dong mi"
"Yaudah yuk" ajak mami
****
Setelah memakan rendang buatannya tadi, Zia sekarang berada diruang tamu,bersama mami yang sedang fokus memilihkan baju untuk Raffa di aplikasi online nya.
"Zayka kemana mi?" Tanya Zia ragu.
"Anak bodoh itu lagi dirumah sakit" jawab mami, dapat Zia lihat raut wajah mami yang berubah datar seketika.
Zia memilih tidak menanggapi, ia melanjutkan menonton TV nya dan memakan cemilan. Setelah camilannya habis Zia berniat berdiri untuk mencuci piringnya langsung ditahan oleh letta.
Letta menatap Zia dengan penuh harap. "Jika mami bisa memilih, mami hanya ingin kamu yang mendampingi zayka".
Zia menatap mami dengan terkejut, tak dipungkiri ia juga merasa terpukul dan sedih melihat mami seperti itu. "Mi, jika Zia terus terusan bertahan, kasian Ais kan? Kasian juga Raffa".
"Maafin mami ya" ujar letta tersadar.
Zia menundukkan wajahnya. "Maaf ya mi, Zia nggak bisa lanjut lagi sama zayka" Zia meneteskan air matanya. Ia meraih tangan letta. "Maafin Zia mi, ini udah jadi keputusan kita berdua" Zia menatap mami letta dengan tatapan bersalah.
"Mami sama papi bakal tetep jadi orang tua Zia. Bakal tetep jadi Oma opanya Raffa, dan juga zayka. Dia tetep jadi teman Zia".
Letta meneteskan air matanya, tangannya beralih meraih bahu Zia dan memeluknya erat. "Jaga diri kamu baik baik ya. Jaga juga cucu kesayangan mami" ujar letta pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZiaZayka[TAMAT]
Historia CortaPerjodohan? Terdengar kuno di telinga gadis yang bernama Raenzia. Zia tidak dapat menolak perjodohan disaat kedua orang tuanya sudah memohon. Disini kisah kehidupan zayka dan zia dimulai setelah memiliki Raffa, buah cinta mereka. Kepolosan dan kepi...