Zia celingukan mencari seseorang, tak lama akhirnya ia melihat orang tersebut. ia pun langsung melangkah Mendekat. Bersama Raffa digendongannya.
Silla yang menyadari kehadiran Zia langsung melemparkan senyumannya.
Ya, Zia memang bertemu dengan silla. Tadi pagi Silla sempat mengirimnya pesan untuk bertemu, Zia sempat menolak tapi Silla bilang ada yang harus mereka bicarakan. Awalnya zia ragu tetapi Zia ingin masalah ini cepat berakhir.
"Maaf ya Zi, gue ganggu waktu Lo bentar. Dan makasi udah datang" ujar Silla basa basi.
"Jadi ada perlu apa?" Tanya Zia to the point.
Silla diam sejenak lalu dengan ragu ia kembali angkat bicara, Zia menatapnya dengan tatapan bertanya.
"Ini tentang hubungan gue sama zayka"
"Sill, denger ya. Gue gamau tau, gue udah capek. Gue gak bakal marah lagi sama lo. Tapi please lah biarin gue hidup tenang. Kasian anak gue"
"Tapi ini penting zi. Lo mau kan masalah ini cepet berakhir?"
Zia menatap wajah Raffa dan setelahnya menatap wajah Silla. "Cepetan ngomong".
"Kita duduk disana aja yuk" ajak Silla pada sebuah bangku taman.
Zia dan Silla berjalan kearah bangku taman tersebut. Setelah duduk Zia tak ingin menatap wajah Silla dan memilih mengarahkan pandangannya kearah lain.
"Sebenarnya gue sama zayka gaada hubungan apa apaa"
"Terserah Lo aja deh"
Silla tersenyum kecut. "Dengerin gue baik baik ya zi. Ada hal yang bikin gue sama zayka Deket. Dulu waktu kecil gue, Aisha sama zayka temenan. Zayka sama Ais Deket banget Sampek SMP. Dan mereka itu pacaran dan Lo tau apa? Ais pergi ke Inggris untuk sekolahnya, dan zayka saat itu terpuruk dan akhirnya dia ketemu sama lo".
"Itu masa lalunya kan? Terus hubungannya Lo Deket Ama zayka kembali apa?"
"Sebulan lalu Ais pulang dari Inggris, dia terkena kanker udah stadium akhir. Gue cerita sama zayka, dan zayka kuatir, kita setiap hari ngunjungi Ais dirumah sakit. Karena Ais depresi sama penyakitnya. Dia udah ditangani dokter terbaik di Inggris tapi tetep ga sembuh sembuh"
"Terus?" Tanya Zia yang sudah tertarik dengan cerita Silla.
"Gue sama zayka coba buat terus ada disamping ais, dan benar. Keadaan ais cukup membaik, itu juga yang bikin gue sama zayka Deket. Zayka sering nanya gimana perkembangan Ais melalui gue" Silla menatap Zia tersenyum. "Lo nggak salah zi, wajar Lo salah paham sama gue, karena gue emang nggak pernah jelasin sama Lo" jelas Silla membuat Zia terdiam cukup lama, mencerna setiap omongan Silla barusan.
"Kenapa Lo nggak crita masalah ini dari awal sil?" Tanya Zia meminta penjelasan, bagaimana pun ia cukup merasa tidak enak sudah berprasangka buruk pada gadis seperti Silla.
"Zayka yang ngelarang. Dia ngga mau Lo sama Raffa pergi dari dia zi" ucap Silla lirih membuat Zia terdiam kaku dengan mata berkaca-kaca.
"Ais itu cinta pertama zayka, disatu sisi zayka pengen Ais sembuh tapi disisi lainnya zayka pengen Lo terus ada disamping dia".
Zia tak dapat lagi menahan air matanya. Entah kenapa ia merasa bersalah. Seberapa sulit masalah yang dihadapi zayka sendirian? Zia merasa menjadi istri bodoh yang tak tau apa apa.
"Maafin gue ya zi"
"Jadi selama ini Lo cuma bantuin zayka?"
"Iya zi. Lo gausah ngerasa bersalah ya. Gue yang salah kok" ucap Silla membuat Zia langsung menunduk sesekali mengusap air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZiaZayka[TAMAT]
Короткий рассказPerjodohan? Terdengar kuno di telinga gadis yang bernama Raenzia. Zia tidak dapat menolak perjodohan disaat kedua orang tuanya sudah memohon. Disini kisah kehidupan zayka dan zia dimulai setelah memiliki Raffa, buah cinta mereka. Kepolosan dan kepi...