Tahun demi tahun berlalu. Raffa tumbuh jadi anak yang tampan. Semakin hari kasih sayang orangtuanya selalu bertambah kepadanya. Raffa merasa sangat senang
Zia menggaruk kepalanya frustasi melihat rumahnya yang seperti habis terkena angin puting beliung.
Bagaimana tidak? Tanah berceceran diruang tamu maupun ruang keluarga, mainan yang sudah tak ada lagi di tempatnya dan berhamburan di seluruh ruangan. Dan lebih menyebalkan lagi, si pelaku malah duduk santai membaca buku.
Zia sampai berfikir, ngidam apasi sampai ngelahirin anak yang super aktif kayak Raffa.
"Raffa sayang. Kenapa rumahnya jadi berantakan seperti ini? Hm?" Tanya zia menahan rasa kesalnya seraya membungkukkan badannya menatap serius putranya.
Raffa dengan wajah polosnya menengadahkan kepalanya beberapa detik menatap mamanya lalu mengalihkan pandangannya kembali pada buku ceritanya tanpa menanggapi pertanyaan mamanya.
Emang anak umur 3 tahun udah bisa baca apa? Yang dibaca apa? -ucap Zia dalam hati
Sabar zia, ini anakmu bukan anak orang lain. Batin Zia menahan rasa kesalnya.
"Raffa, mainannya diberesin dulu yuu. Mama bantu ya"
"No ma. Rapa au anti baju ulu" (no ma. Raka mau ganti baju dulu).
"Sekalian Raffa mandi ya, udah mau ashar. Papa kan sebentar lagi pulang" ajak Zia seraya menarik tangan Raffa.
Zia menyabuni tubuh Raffa sedangkan Raffa lebih fokus pada mainan bebeknya. Untung saja Raffa bukan anak kecil yang sulit untuk disuruh mandi walaupun usia Raffa kini 3taun
Zia membalut tubuh Raffa dengan handuk dan mengendongnya keluar kamar mandi. Zia mendudukkan Raffa dikasur dan mendandaninya agar lebih tampan sebelum papanya pulang.
Zayka dan Zia sepakat untuk tak memakai jasa baby sitter. Zia takut jika nanti putranya lebih dekat dengan pengasuhnya daripada dirinya.
"Udah wangi" ucap Zia sambil mencium Raffa yang berada digendongannya. Raffa tersenyum geli menampilkan giginya yang masih tumbuh 5.
Zia mengayun ayunkan Raffa pelan agar Raffa tertidur. Tadi siang kafka sulit sekali diajaknya tidur, kalau Raffa tidak mau biasanya dia akan rewel jika dipaksa.
Zia menatap ruangan yang amburadul akibat ulah anak semata wayangnya. Ia menggulung rambutnya bersiap membersihkan secepat kilat sebelum suaminya pulang.
"Semangat zia" gumam Zia menyemangati dirinya. Pertama, ia memasukkan mainan Raffa ditempatnya lalu dilanjutkan menyapu dan mengepel.
Beberapa kali Zia menyeka peluh di dahinya seraya menghembuskan napas pelan. Ia tahu mengapa berat badan nya turun dan inilah penyebabnya.
Zia merebahkan tubuhnya sebentar di sofa untuk merilekskan tubuhnya setelah berjuang begitu keras membersihkan ulah anak kesayangannya.
Zia berjalan gontai kearah kamar mandi. Ia berniat membersihkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum pukul 16:00 WIB. Tak mungkin kan seorang zayka yang keren punya istri yang baru asam karena belum mandi?
Tok.. tok.. tok
Terdengar suara ketukan pintu dan Zia merapihkan meja riasnya lalu berlari keluar menyambut kedatangan zayka.
Zia membukakan pintu dan langsung menyalami tangan zayka.
"Raffa mana?" Tanya zayka yang berjalan terlebih dahulu diikuti Zia.
"Raffa tidur, tadi siang nggak mau tidur" jawab Zia dan diangguki oleh zayka.
Zayka membuka pintu kamarnya dan melihat anaknya yang tertidur pulas ditengah tengah kasur king size nya.
"Yaudah, aku mandi dulu" ucap zayka lalu berlalu kearah kamar mandi
Zia berdiri menyiapkan masakan untuk makan malam nanti. Sedangkan zayka seperti biasa, membangunkan anaknya yang baru saja tidur dan sekarang ada dalam pangkuannya.
"Ka, kamu tau nggak? Jagoanmu tadi buat rumah seperti habis terkena puting beliung" adu Zia dengan nada kesalnya.
Zayka menaikkan alisnya sebelah mendengar aduan istrinya. "Memang apa lagi? Kecoa mati yang ditaruh didalam sepatu atau bedak kamu yang ditumpahkan lagi?" Tebak zayka dan dibalas decakan kesal oleh Zia. Bahkan Zia hampir seminggu sekali membeli bedak baru, listrik baru, bahkan segala kosmetiknya karena dibuat percobaan oleh Raffa.
"Bukan itu, dia menghamburkan mainannya dan tanah didalem rumah" jelas Zia dan hanya diangguki pelan oleh zayka
"Anak papa ternyata pinter juga" puji zayka seraya menoel pipi anaknya dan dibalas senyuman manis Raffa.
"Ka, pisau ini masih tajem loh" ucap Zia dengan penuh ancaman seraya memegang pisau membuat zayka bukannya takut tapi malah tertawa
"Anak setan dari dulu gak pernah berubah" canda zayka membuat Zia mengerucutkan bibirnya kesal.
###
TYpo!
KAMU SEDANG MEMBACA
ZiaZayka[TAMAT]
Short StoryPerjodohan? Terdengar kuno di telinga gadis yang bernama Raenzia. Zia tidak dapat menolak perjodohan disaat kedua orang tuanya sudah memohon. Disini kisah kehidupan zayka dan zia dimulai setelah memiliki Raffa, buah cinta mereka. Kepolosan dan kepi...