💙The Affair Behind Jisella

1.5K 164 138
                                    

"Mas, pulangnya jangan lupa bawa martabak ya." pesan Jisella, kepada Taevan yang kini sudah menjadi suaminya. Pria itu sedang bersiap-siap berangkat ke kantor. Jisella selalu mengingatkan sang suami agar tidak lupa lagi untuk membeli martabak kesukaannya. Entah kenapa akhir-akhir ini suaminya menjadi pelupa, padahal Taevan termasuk orang yang ingatannya kuat, bahkan ia mengingat semua nama-nama gurunya dari paud sampai SMA begitupun dengan nama dosen dan teman seangkatannya saat di kampus.

"Martabak apa, Sayang?" Taevan yang sibuk menata rambutnya bertanya kepada Jisella. Seperti biasa, nada suaranya sangat lembut, membuat hati Jisella menghangat.

"Martabak manis yang rasa kacang ya, Mas. Jangan lupa lo..." Jisella mengerucutkan bibirnya seolah sedih jika Taevan sampai lupa membeli martabak kesukaannya.

Taevan melihat wajah Jisella dari pantulan cermin besar di depannya. Wanita hamil itu terlihat sangat imut, apalagi dengan perut buncit yang membuatnya semakin menggemaskan.

"Iya, Sayang. Mas, gak akan lupa." Taevan memutar tubuhnya, berjalan kearah istrinya yang masih setia berdiri dibelakangnya sambil membawa jas hitam miliknya.

"Jangan cemberut. Nanti aku beliin, kok." Taevan kemudian berjalan kebelakang tubuh istrinya dan memeluknya. Bagi Taevan sendiri bau badan Jisella sangatlah candu. Ia suka mencium leher Jisella dan menyembunyikan wajahnya disana.

"Kamu selalu lupa. Kamu mau anak kita nanti ileran?"

Taevan terkekeh pelan mendengar kalimat ancaman yang selalu diucapkan Jisella saat menginginkan sesuatu di masa-masa kehamilannya. "Jangan deh, haha." Telapak tangan Taevan yang panjangnya 22cm itu langsung mengusap perut Jisella dengan lembut. "Jangan ileran ya, Nak. Nanti ayah beliin martabak kacang, sesuai request bunda kamu."

Jisella tersenyum tipis dan segera menyingkirkan tangan sang suami dari perutnya saat menyadari jika Taevan sudah hampir kesiangan. "Udah, ah! Kamu kerja sana, nanti kesiangan."

Jisella langsung membantu Taevan untuk memakai jasnya dan membenarkan dasinya yang sedikit miring.

"Sayang, cium." Pinta Taevan dengan manja. Taevan langsung memajukan wajahnya agar istrinya yang pendek itu bisa mencium bibirnya.

"Ih, agak nunduk lagi!"

Taevan menurut, kemudian ia sedikit membungkuk hingga akhirnya Jisella bisa mencium bibirnya.

Cup

"Dah! Sana pergi, huss...huss..." usir nya hanya sebatas candaan. Taevan tersenyum dengan pipi merona karena mendapatkan kiss di pagi hari. Jisella pun sama, ia masih malu-malu bermesraan dengan Taevan padahal mereka bukan pengantin baru.

"Aku berangkat ya. Kamu hati-hati dirumah, kalau ada apa-apa telpon aku. Jaga baby juga ya," cicit Taevan yang sangat protektif dengan Jisella. apalagi saat ini kondisinya sedang berbadan dua.

"Iya, Mas..."

"Bye, Love you!" Taevan mencium kening Jisella dan sedikit membungkukkan badannya untuk mencium buah hati mereka yang ada di rahim Jisella.

"Love you too," balas Jisella dengan wajah ceria dan penuh kebahagiaan.

Dalam hati Jisella, ia adalah salah satu wanita beruntung di dunia karena mendapatkan suami yang baik, penyayang dan romantis seperti Taevan.


BETRAYAL✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang