Taevan tersenyum bahagia saat sampai di depan rumahnya. Ia sudah berencana membawa Jisella serta anak-anaknya untuk jalan-jalan di hari minggu ini. Namun, Taevan sedikit terkejut melihat karangan bunga, bendera kuning, dan beberapa tetangga yang memakai baju hitam keluar dari rumahnya.
Begitu Taevan keluar dari mobil, seluruh pandangan orang-orang tertuju padanya. Orang-orang itu membatin mengenai Taevan yang entah dari mana hingga tak tahu anaknya telah meninggal.
"Maaf, Pak. Kenapa bapak-bapak kerumah saya? Ada acara apa emangnya?" Tanya Taevan bingung.
"Loh, Pak Taevan gak tahu?" Salah seorang dari bapak-bapak itu menghampiri Taevan.
"Maksudnya?"
"Putri bapak meninggal tadi malam. Kami baru saja selesai memakamkan anak bapak," jawabnya memperjelas rasa penasaran Taevan.
"Apa?! Bapak jangan becanda ya. Anak saya baik-baik aja kok!"
Para bapak-bapak itu hanya diam melihat Taevan yang tidak mempercayai ucapan mereka. Toh, nyatanya Taevan sendiri yang tidak ada saat anaknya meninggal. Taevan sendiri yang pergi entah kemana hingga baru pulang siang ini.
Taevan berlari ke dalam rumah dengan jantung yang berdetak kencang. Ketika ia sudah masuk kedalam ruang keluarga disana sudah ada Ke-dua orang tuanya dan mertuanya. Mereka semua memakai baju hitam dengan mata sedikit sembab.
"Ayah, ibu? Jadi bella beneran—"
"Ngapain kamu kesini?!" Potong Genta segera. Ia berjalan dengan langkah lebar kearah Taevan.
"Ayah, Tae ada urusan kantor tadi malam—"
BUG
Genta menonjok pipi Taevan beberapa kali hingga tubuh putra keduanya itu terjatuh kelantai karena tak mampu melawan pukulan sang ayah. Tak hanya itu, Reno selaku ayah Jisella juga melayangkan pukulan kepada Taevan sebagai bentuk kemarahannya karena Taevan berselingkuh.
Taevan menangis, bukan karena sakit dipukuli tapi karena kehilangan Bella. Jika saja ia tahu Bella akan pergi, maka Taevan tidak akan menemui Luna. Seharusnya malam itu ia bersama dengan Bella, menjaga putrinya untuk yang terakhir kali nya.
"Anak gak tahu malu! Pikiran kamu dimana? Anak meninggal dan kamu selingkuh?!"
Taevan mendongak, menatap mertuanya perlahan. "Selingkuh?" Tanya Taevan sedikit gugup. Tidak mungkin ayah mertuanya tahu kebohongannya.
"Kamu tega, Van. Apa salah Jisella sampai kamu tega selingkuhi dia. Tega kamu meninggalkan jisella sendirian demi bermalam dengan Luna? Sampai anak kamu meninggal kamu pun gak ada disampingnya! Malu saya punya anak kayak kamu!" Genta sangat emosi. Tidak habis pikir dengan perilaku bejat Taevan.
"I-itu semua gak bener, Yah!"
"Gak bener gimana!" Kini Reno mendekat dengan ponsel ditangannya. "Lihat ini, ini luna sendiri yang ngirim!" Reno melempar ponselnya kearah Taevan. Taevan segera menangkapnya dan membaca pesan dari Luna.
Taevan sangat marah saat mengetahui Luna lah yang membocorkan hubungan mereka. Dan bodohnya Luna mengirimkannya di grup keluarga, sangat memalukan, apa mau wanita itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
BETRAYAL✔️
RomanceTidak ada kata maaf untuk pengkhianat. Gak banyak part, tenang. Sering update