💙Go and Hate

894 148 88
                                    


"Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Putri ibu tidak bisa kami selamatkan."

Kalimat itu membuat dunia Jisella runtuh seketika. 1 jam yang lalu dokter pria yang seumuran dengan papanya memberitahu Jisella bahwa putri kecilnya meninggal dunia. Ekspresi Jisella tidak bisa di jelaskan. Tubuhnya mematung, telinganya berdengung, dengan mata yang menatap lurus sang dokter. Sedangkan papanya langsung memeluk tubuhnya berusaha menguatkan.

Jisella pikir ia salah dengar. Tidak mungkin Bella meninggal, Bella anak yang kuat, beberapa jam yang lalu anak itu sudah bisa tersenyum kepada Jisella. Tapi kenapa? Kenapa tiba-tiba Bella pergi? Mengapa tuhan secepat ini mengambil Bella dari hidupnya. Bahkan Jisella belum sempat berbicara banyak dengan Bella. Jisella sangat bodoh bukan? Seharusnya ia lebih menjaga kesehatan putrinya, jangan sampai seperti ini.

Pagi pun tiba, sejak semalam Jisella menangis hingga tak sadar ia pingsan dan baru tersadar pagi ini. Rumah nya sudah dipenuhi pelayat, Dara dan Reno sangat terpukul kehilangan cucu mereka. Kedua orang tua Taevan juga sudah datang, setelah dikabari bahwa Bella meninggal. 

Jisella kini terduduk di depan jenazah bayi perempuannya. Kasihan sekali, bayi sekecil itu harus merasakan sakit. Dan yang lebih menyakitkan adalah Ayah nya tidak ada di dekatnya.

"Dimana sih Taevan?" Tanya Dara Kesal. Delima yang duduk di sampingnya menggeleng tidak tahu. Ia dan suaminya sudah menelpon putranya tapi tidak kunjung diangkat.

"Kurang ajar si Taevan. Lihat aja kalau pulang!" Umpat Genta, ayah dari Taevan.

Jisella menyeka air matanya kembali, berusaha kuat dan sabar menerima cobaan yang ia alami. Tiba-tiba bunyi ponsel terdengar secara bersamaan, kecuali ponsel Jisella yang ia tinggal dikamar.
Ponsel itu tak lain milik Kedua orangtuanya, dan mertuanya.
Ternyata ada pesan masuk dari grup WhatsApp keluarga dengan pengirim Luna.

Dara dan Reno saling menatap dengan raut wajah bingung. Mengapa luna mengirim pesan di grup keluarga. Apa Luna tidak mengecek pesan pribadinya yang memberi tahu keponakannya meninggal dunia.

Secara bersamaan para orang tua itu membuka grup WhatsApp tersebut, dengan satu gambar yang masih menunggu terunduh.

FAmilly GRup

Luna
Selamat pagi semuanya.
Maaf menganggu.
Mau konfirmasi aja, kalau Luna lagi sama Mas Taevan. Kami akan segera memiliki momongan.

Luna dan Mas Tae minta maaf kalau melakukan semuanya di belakang Kak Jisella. Luna terpaksa sebar dan mengungkapkannya disini karena Mas Taevan mengancam mau tinggalin Luna.

@Delima. Tante, tolong bilangin anaknya untuk tanggung jawab ya.

@Im.Jisella Kak, restuin kan? Aku minta maaf nya dirumah oke.

@TaevanAndreas. See, aku gak pernah main-main sama omonganku. Udah saatnya semua orang tahu hubungan kita.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BETRAYAL✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang