0.2 | Greedness

3.4K 382 7
                                    

"Sehari saja, kau tak berlagak sakit, cari perhatian, dan membuat mereka semua itu hanya memikirkan seorang Lee Taeyong yang lemah dan sakit-sakitan! Yang ada di otak mereka hanya kau Taeyong, Taeyong, dan selalu Lee Taeyong. Dasar manja! Merepotkan! Dari sejak kau lahir, aku nggak pernah menginginkan itu."

"Hiks...hiks....kakak...." Tangisan anak itu makin melirih, padahal niatnya tadi hanya mengajak kakaknya bermain. Tidak usah diberitahu seperti itu juga Taeyong tau, jika dirinya itu memang menyusahkan, dengan sakit parah yang tengah menyiksa habis tubuhnya. Tapi kan, ia masih anak kecil berumur lima tahun, yang sudah pasti akan terus mengeluh hanya karena sedikit sakit yang ia rasakan.

Ketika salah satu anak dalam sebuah keluarga sedang sakit, pasti mereka akan lebih memperhatikan anak itu kan? Apalagi, sakitnya tidak bisa dibilang biasa. Maka, saat itu hampir setiap hari Taemin tidak bisa bersama kedua orang tuanya, mereka pasti mementingkan Taeyong dalam segala hal apapun.

Taemin sudah berusia dua belas tahun saat itu, memang jarak umur yang cukup panjang, makanya dalam obrolan Taeyong dan Taemin kadang kurang pas. Bahkan, Taemin kadang tidak suka mengobrol dengan adiknya itu. Sampai keluhan pertama Taeyong sebenarnya diberikan pada Taemin saat ia mulai merasakan ada yang aneh di tubuhnya, seperti sering mimisan dan pusing yang tak kunjung hilang. Sayangnya, Taemin tetap tak peduli.

Beruntungnya, ketika tepat berusia enam tahun, Taeyong berhasil dinyatakan sembuh oleh para dokter. Malangnya, masalah lain muncul, ketika itu kedua orang tua mereka, Minho dan Goeun melihat Taemin sudah tak sadarkan diri dengan goresan di bagian pergelangan tangannya. Dokter bilang, goresannya tidak dalam sehingga Taemin masih bisa diselamatkan.

'dengan sedikit goresan'

Kalimat itu yang keluar dari Taemin untuk adiknya, atas kemenangan yang ia dapatkan untuk mengambil seluruh perhatian padanya. Makna yang berarti, Taemin saat itu tidak berniat mati, hanya ingin mencari perhatian orang tuanya, agar mau memihaknya dan berhenti terus berpihak pada Taeyong.

Alasannya memang cukup sederhana, keserakahan dan iri hati.

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Taeyong kini sudah berada di sebuah cafe atau mungkin lebih tepatnya sebuah bar di tengah kota. Sejam yang lalu, wanita yang mengatakan bahwa dirinya hamil karena perbuatan Taeyong memintanya untuk bertemu di tempat ini. Wajah Taeyong masih tidak berubah bahkan sampai ia duudk di depan wanita itu.

"Kita akan segera melangsungkan perni--" ucap Taeyong tidak ingin banyak basa-basi.

"Tidak perlu" Seulgi menyela sayangnya, Taeyong mengernyit heran. Pria itu ditambah bingung lagi ketika seorang pelayan menuangkan wine di gelas Seulgi, dan lebih terkejutnya lagi Seulgi meminumnya saat itu juga.

Trust || Lee Taeyong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang