0.4 | The Beginning of "Bothersome"

2.6K 351 25
                                    

Aroma petrichor menyengat, menjadi teman di kala derasnya hujan. Butiran-butiran hujan yang turun sudah tidak lagi bisa terhitung jumlahnya. Kadang mereka datang membawa ketenangan, namun kadang juga mereka datang membawa keresahan. Untuk saat ini, yang dibutuhkannya hanya ketenangan.

Taeyong menatap butiran-butiran air hujan yang perlahan membasahi seluruh badan mobilnya. Menyadari betapa senangnya sang Hujan yang datang tak pernah sendiri, pasti mereka bersama. Berbeda dengan dirinya yang kini tengah dalam kehidupan yang ia jalani dalam kesendirian. Taeyong tak pernah iri, karena rasanya percuma rasa itu ada, tidak akan ada yang mau mengobati.

Beberapa memori terputar bagaikan kaset kusut di pukirannya, hujan ini mengingatkannya pada seseorang, seseorang yang pernah menemaninya dalam sepinya, seseorang yang mampu mengobati rasa sakit di hatinya, seseorang yang bisa membuatnya selalu tersenyum, meski ia sedang tidak ingin. Taeyong merindukannya.

"Hujan, kak"

"Yaudah lari aja ayok"

Greb!

Genggaman hangat itu tidak pernah bisa terlupakan, meskipun yang melakukannya bahkan tidak sadar akan gerakannya sendiri. Tapi itu sangat berarti bagi Taeyong, genggaman yang menguapkan kesendirian dalam hidupnya.

"Jangan, besok kamu ada kuis, kalo sakit nanti nggak bisa ikut, tunggu aja"

Taeyong mengembalikan langkahnya yang sudah hampir melangkah pergi dari tempat mereka berteduh, "tapi kalo nggak berhenti-berhenti juga nanti aku nggak bisa belajar."

"Belajar disini aja, aku bantuin"

Meski saat itu belum ada ikatan hubungan yang pas tersemat di antara mereka, tapi kalau rasa sayang pasti sudah tersemat di hati keduanya. Kepedulian gadis itu yang Taeyong rindu, senyum penenang gadis itu yang Taeyong rindu. Tapi sekarang, Taeyong sendiri yang menghapus senyum gadis itu.

Taeyong memilih pergi dari tempatnya tadi, berharap ia juga bisa pergi dari rasa rindu yang bersemayam di relungnya.

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

"Ayah sama bunda mau kemana?"

"Adek disini dulu, Kak Taemin masuk rumah sakit." tegas Minho, ketika sempat menatap manik Taeyong sebentar. Tanpa ada kalimat yang akan menghambat mereka lagi, Minho dan Goeun pergi dari ruang rawat Taeyong.

Anak itu masih menginjak usia enam tahun. Tidak ada yang bisa dilakukannya selain diam dan menurut pada kalimat ayahnya tadi, memandang kedua orang tuanya menghilang di balik pintu, menyadarkannya bahwa kini hanya ada dirinya di dalam ruangan itu.

Trust || Lee Taeyong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang