1.3 | Difference and Strangeness

1.7K 227 6
                                    

Pagi ini Areum masih disapa dengan wajah pucat Taeyong di sampingnya. Terbaring dengan kompres yang juga masih menempel di keningnya, membuat hati Areum semakin gundah dan gelisah. Demam Taeyong memang sudah agak menurun, namun terbukti dengan sampai pagi ini Taeyong belum sanggup membuka matanya.

Areum memilih mengelus pelan beberapa helai rambut poni Taeyong yang terurai berantakan menghiasi kain kompres di dahinya, "kalo aku yang minta kamu tetap disini menemani aku menghadapi dunia, kamu mau menuruti atau tidak?"

Taeyong membuka matanya perlahan, cukup bisa menjadi penyebab jantung Areum berdetak lebih cepat karena terkejut barusan. Beberapa kali keduanya hanya saling menatap tanpa kata yang terucap, Taeyong yang juga masih menetralkan pandangannya dengan melihat wajah cantik Areum.

"Kamu keturunan siapa sampai bisa seindah ini?" Taeyong akhirnya membuka bibir pucatnya dengan kalimat indah itu, meski dengan nada yang begitu lirih dan setara dengan berbisik, tapi rasanya itu tetap membuat Areum terlanjut terbawa perasaan.

"Bahkan, saat pertama kali aku melihatmu soal paperbag, aku mengira ada seorang malaikat yang mengikutiku. Senyumanmu sangat indah kala itu, dan selama bertahun-tahun aku selalu berpikir kamu hanya milikku, tapi bisakah pemikiran tetap ada selamanya?" lanjut Taeyong dengan senyuman tipisnya.

Areum tersenyum setulus mungkin, awal dari hari ini harus indah untuk Taeyong, tidak peduli bagaimana nanti konflik yang muncul, Areum hanya ingin memberikan awal dan akhir yang indah untuk Taeyong, "jawaban dari pertanyaan kita belum ada yang bisa menjawabnya, tapi mungkin Tuhan sudah punya jawabannya. Aku akan tersenyum untukmu setiap kamu membutuhkannya, aku akan berusaha membuat setiap hari yang kau lewati terasa indah, aku akan berusaha menjadi malaikat yang kamu inginkan."

"Dan aku akan menjaga malaikat itu agar tetap tersenyum, mungkin katanya aku tidak bisa mencegahnya menangis, karena mungkin malaikat itu menangis karena rasa cintanya yang begitu besar. Berarti, yang aku bisa menjaga malaikat itu agar tidak terluka dan ditangisi oleh orang lain."

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Keluarga Lee melakukan rutinitas pagi mereka dengan tenang, sarapan dengan keluarga adalah hal yang begitu wajib dan dilarang keras untuk dilanggar. Kecuali, memang ada hal yang membuat mereka muak dan tidak ingin menemukannya saat sarapan. Contohnya, saat Taeyong diusir sebelum menyentuh sarapannya.

Areum menyiapkan makanan sarapan keluarga barunya itu, Taeyong mengatakan disini mereka tidak boleh yang namanya merepotkan dan menyusahkan. Areum sebenarnya yakin jika pasti ada rasa benci dari Seulgi untuknya, karena merebut pekerjaannya sehari-hari di dapur, atau lebih tepatnya menghancurkan rencananya yang sudah disusun begitu apik.

Trust || Lee Taeyong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang