0.8 | He Wasn't A Bully

2.4K 289 9
                                    

Saat itu di bulan Januari, pemandangan indah yang mulai menyapa mata mereka. Keduanya terdiam menatap butiran-butiran salju yang turun, menikmati keindahan itu sejenak, terkadang mengusap kedua tangan untuk menampik dingin yang ingin ikut hadir.

Menyadari udara yang mulai hadir itu, laki-laki itu membuka coat hitam yang membalut tubuhnya, memberikan miliknya untuk gadis di sebelahnya, membuatnya sedikit terkejut tapi dirinya malah tersenyum. Laki-laki itu merelakan dirinya yang akhirnya hanya memakai sweater tebal.

"Kak...." rengek gadis itu.

Bukan.

Bukan karena ia terlalu manja, tapi malah karena ia tidak ingin perlakuan berlebihan ini. Ya, menurut gadis itu ini berlebihan. Namun, prinsip dalam kehidupan yang berbunyi laki-laki harus melindungi perempuannya itu tidak menyatakan kalau perlakuan ini berlebihan.

"Aku nggak papa" Taeyong tersenyum, sebagai bagian dari usahanya menghentikan khawatir dari Areum.

"Kak"

Taeyong menoleh, tak lagi menghiraukan butiran-butiran salju yang tengah berjatuhan di hadapannya, fokusnya kini hanya satu, pada gadis yang dicintainya. Bibirnya masih menampilkan senyuman, seakan menikmati suasana berdua di bawah teduhnya halte bus.

"Sayang banget sama aku ya?" tanya Areum, dengan wajah polosnya, bahkan Taeyong sering menganggapnya anak kecil karena wajahnya yang tidak bisa dibilang dewasa.

"Sayang atau nggak, semua laki-laki di luar sana bisa memberikan coat kayak gitu ke kamu" balas Taeyong, tidak berhasil menjawab pertanyaan Areum, sebenarnya lebih tepatnya Taeyong tidak perlu menjawabnya.

"Tapi kamu beda," Areum bicara lagi di antara pandangan mata mereka, "kamu akan membiarkanku tetap bahagia bersamamu, sekalipun kamu sendiri sedang terjatuh. Kamu tidak akan membiarkanku melihat keburukan dunia, dan akan terus berusaha membuat hatiku bahagia. Kamu memang kembali setelah seminggu, dengan keadaan yang lebih baik, dan kembali akan membuatku bahagia"

"Karena mungkin tugasku cuman satu di dunia untukmu, tidak membiarkan satu tetes air mata pun jatuh dari manik indahmu itu" ujar Taeyong.

Brugh!

Areum mendekat, kedua tangannya mendekap erat tubuh Taeyong, memberikan sedikit kehangatan di saat tidak ada yang memberikannya pada laki-laki itu. Perlahan, gadis itu semakin mengeratkan perlakuannya, tidak membiarkan Taeyong kedinginan atau terlepas darinya.

"Iya, aku sayang banget sama kamu, bahkan lebih dari apapun" Taeyong akhirnya menjawab pertanyaan sebelumnya, sambil membalas pelukan Areum. Laki-laki itu juga tidak mau gadisnya kedinginan kan?

"Kalau kita akan terus hidup bersama, kamu nggak akan bisa jamin jika tidak akan ada setetes air mataku yang keluar untukmu. Karena mungkin aku akan menangis karena terlalu mencintaimu"

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Trust || Lee Taeyong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang