Now playing
Habit ; Seventeen Vocal Team...
Ketika sampai di rumah, Soonyoung mulai menggeledah sebuah kotak berukuran sedang yang biasa ia simpan di lemari. Sebuah kotak berisi banyak kenangan tentang sosok Chan.
Soonyoung sedang mencari sebuah kalung pasangan yang diberikan oleh ayah mereka ketika masih kecil. Kalung dengan liontin planet bercincin alias saturnus.
Soonyoung bergerak cekatan dalam mencari benda itu, meski telah tertumpuk oleh benda-benda lain yang menjadi peninggalan Chan, ia ternyata dapat menemukan kalung itu dengan cepat.
Kalung milik Chan ada. Miliknya juga ada.
Soonyoung menyandingkan kalung Chan dengan kalung yang ia temukan di depan Kafe Vagant. Sama persis. Namun ketika di balik, perbedaan mulai terlihat.
Jika di kalung Chan terdapat ukiran namanya di belakang kalung, maka kalung yang Soonyoung temukan, bertuliskan nama pemilik lain.
Jihoon.
👣👣👣
Bel istirahat pertama baru saja berbunyi. Seluruh siswa lantas berbondong keluar kelas dengan berbagai macam alasan. Kantin menjadi pusat perhatian mereka, kemudian perpustakaan.
Soonyoung tergabung dalam opsi kedua. Meski perutnya sudah meronta, ia tetap menuju ke perpustakaan untuk menjalankan rencana yang semalam sudah tersusun berkat kerjasamanya dengan Jihoon, yakni menginterogasi Myungho.
Udara sejuk langsung menerpa kulit kala langkah Soonyoung berpacu pada ubin putih mengilap. Perpustakaan memang fasilitas sekolah yang cocok buat ngadem.
Aroma khas buku-buku lawas menyeruak masuk ke indera penciuman. Entah mengapa, Soonyoung sangat menyukai aroma itu. Tidak ada bedanya dengan aroma ketika rinai hujan membasahi tanah kering. Sungguh menyegarkan.
Perpustakaan tampak ramai oleh muda-mudi. Di penjuru selatan, Soonyoung mendapati anggota klub bookish tengah berkumpul membentuk gerombolan yang dipimpin oleh Wonwoo. Di sisi lain, ada pula klub bahasa dan klub-klub lainnya yang turut mengadakan kumpul.
Berhubung berada di tempat ribuan buku tersedia, Soonyoung tidak menyia-nyiakan waktu. Minggu depan akan dilaksanakan post test kimia, oleh karena itu Soonyoung memilih pinjam buku paket kimia terlebih dulu, sebelum duduk. Lagipula, sejauh mata memandang, batang hidung Myungho belum terlihat.
Awalnya, Soonyoung dan Myungho sepakat untuk berangkat bersama. Tapi, Myungho tiba-tiba mendapat kabar bahwa kekasihnya masuk UKS. Ia pun meminta Soonyoung pergi duluan, baru setelahnya ia akan menyusul.
Usai mendapatkan apa yang menjadi kebutuhannya, barulah Soonyoung mengambil posisi duduk di kursi baca yang dapat dijangkau siapa pun. Supaya Myungho tidak kesulitan mencarinya. Sembari menunggu, Soonyoung memainkan ponsel.
Lima menit kemudian, Myungho baru tiba. Laki-laki semampai itu menghampiri Soonyoung, kemudian duduk di dekatnya.
"Gimana keadaan Kyulkyung?" tanya Soonyoung.
"Baik aja, cuma sakit perut, lagi dapet katanya," jawab Myungho. "Oh ya, kita mulai darimana?"
Soonyoung memberi isyarat pada Myungho supaya tidak mengeluarkan sepatah kata lagi. Tempat mereka terlalu terbuka untuk membicarakan privasi. Mereka pun pindah ke kursi baca yang berbatasan dengan tembok kayu, jauh dari keramaian.
Soonyoung meletakkan buku paket kimia di atas meja, lalu netranya ia fokuskan pada Myungho.
"Gue mau tau kronologi tentang topik yang terakhir kali kita perbincangkan," madah Soonyoung tepat pada inti.
Myungho sepenuhnya paham dengan permintaan Soonyoung. Tapi untuk memastikan kembali, sesaat ia bertanya, "Tentang Seungkwan?"
Anggukan Soonyoung terlihat tegas. "Usai melihat Seungkwan turun dari lantai dua, kenapa lo nggak memeriksa apa yang terjadi?"
Myungho mengedipkan mata beberapa kali, bibirnya diulum tipis. Kebiasaan ketika sedang menyusun kata-kata. "Seperti yang udah gue ucapkan beberapa hari yang lalu, awalnya gue nggak curiga. Setelah-"
"Iya, maksud gue setelah lo tau kios Ibu Seungkwan tutup, kenapa lo nggak bergerak cari tau?" potong Soonyoung seraya memasang tampang tak sabaran.
Myungho menghela napas dalam sekejap. Ia membasahi bibirnya sebelum menguraikan kata-kata.
"Kejadian di saat gue ngelihat Seungkwan itu tepat ketika Chan terbunuh, tapi saat itu kabar tentang tewasnya Chan nggak ada yang tau. Coba lo jadi gue, apa lo akan berpikiran sampai sedalam itu jika ngelihat gerak-gerik Seungkwan?
Gue jamin, lo juga akan berpikiran positif dan menganggap semuanya baik-baik aja. Beda lagi kalau sebelum-sebelumnya Seungkwan udah terlibat tindak kriminal, baru deh gue menaruh kecurigaan. Tapi faktanya malah sebaliknya kan, dia dikenal orang baik." Jawaban Myungho memperjelas semua yang terpikirkan oleh benaknya.
"Tapi setelah dapat kabar tentang tewasnya Chan di ruang kelas, barulah saat itu gue nyadar dan mengaitkannya dengan tingkah Seungkwan waktu itu. Dan semuanya berkaitan. Kadang kala, kita nggak boleh terpaku sama cover seseorang, yang kelihatan baik kan belum tentu baik."
Soonyoung tergugu. Mungkin dia juga akan berpikiran sama jika berada di posisi Myungho sebab otaknya tidak mungkin mengaitkan sosok teman sekelasnya yang terkenal baik hati itu dengan aksi pembunuhan. Beda lagi jika sebelumnya ada desas-desus bahwa Seungkwan terlibat pembunuhan.
"Lagipula, sesaat setelahnya pembina dance udah ngoyak-ngoyak suruh kumpul lagi, setelah itu gue lupa deh sama kejadian itu. Baru ingat setelah kabar tewasnya Chan menyebar," imbuh Myungho. Cara bicaranya sangat meyakinkan.
Soonyoung memainkan jemari, tanpa sadar ia mengangguk perlahan.
"Tapi ingat ya, gue bukannya suudzon. Belum ada bukti juga kalau Seungkwan pelaku pembunuhan Chan."
Ingin rasanya Soonyoung menyahut bahwa kecurigaan Myungho bukan tuduhan semata. Bukti dan fakta nyatanya memang mengarah pada Seungkwan yang menjadi pelaku pembunuhan Chan.
Tapi tidak mungkin Soonyoung memberitahukan hal ini pada Myungho, bibirnya harus tetap tertutup rapat. Sebab tujuannya saat ini hanya menemukan kolega Seungkwan.
Soonyoung berhenti menginterogasi Myungho. Dapat ditarik benang merah kalau upayanya kali ini tidak membuahkan hasil. Tapi setidaknya perbincangan itu sedikit membuka pikiran Soonyoung.
-Salovagant-
[290520]
KAMU SEDANG MEMBACA
Salovagant | seventeen ✔
Fanfic"11 Januari 2020. Telah ditemukan mayat seorang siswa di ruang kelas 11-1, SMA Salova. Menurut kepolisian, siswa itu mengalami depresi sehingga memilih untuk bunuh diri." Soonyoung yakin, Chan mustahil melakukan hal-hal yang tidak masuk akal seperti...